35. SEOUL OR JAKARTA

339 43 401
                                    

"loving is not a mistake, I'm not easy to love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"loving is not a mistake, I'm not easy to love. But when I find my light, I also find my love. eternal love is like a hunk of south polar ice that is impossible to liquid"
~Angkasa Langit Biru, 2017~

35. SEOUL OR JAKARTA
.

.

.

Dengan air mata yang mengalir deras, Alicia terduduk di lantai sembari memeluk lututnya erat.

Ia tak pernah merasakan rasa sakit yang benar-benar sakit seperti ini. Bunda Melda adalah Bundanya, Aurora adalah adiknya.

Alicia tidak pernah bahagia bersama keluarga ayahnya, melihat Tante Melda yang sangat perhatian terhadapnya kadang ego sedikit menyentil nya. Ia pernah membayangkan bagaimana rasanya disayangi oleh ibu, dan saat hari kelulusannya rasa itu benar-benar ada disaat Tante Melda memeluknya memberikan kata-kata pujian akan prestasinya, rasa itu sungguh membuat hatinya menghangat.

Walau pertemuannya hanya sebentar, tapi sangat berarti baginya. Masih ia ingat dibenaknya akan permintaan Tante Melda untuk menjaga Aurora, Tante Melda bilang hanya pergi sebentar dan tak tahu kapan untuk pulang.

Dan kenyataannya Tante Melda pergi, bahkan untuk selamanya. Dan sangat mustahil untuk pulang.

Ya Tuhan,
Ia baru mengetahui kenyataan ini,
Tapi kenapa secepat itu engkau mengambil Bunda. Bahkan Alicia belum sempat memanggil Melda dengan sebutan Bunda...

Tapi kenapa?
Kenapa engkau memanggilnya terlalu cepat...

Tangis tanpa suara itulah yang mendera Alicia sekarang. Entahlah Alicia lupa kapan terakhir kali ia menangis seperti ini, dan kali ini sungguh tangisan yang paling menyakitkan dalam hidupnya.

Meredakan tangisnya yang bahkan baru selesai setelah tiga puluh menit menit yang lalu. Alicia pun bangkit menuju ke kamar Aurora.

Ia tahu, kalau Aurora sudah mengetahui hal ini, entah dari mana tahunya yang jelas amanah Bunda harus ia laksanakan walau raganya sudah tak ada.

Ia akan menjaga Aurora sekarang. Alicia tidak akan membiarkan adiknya kembali menangis, ia akan membahagiakan adiknya seperti Bunda yang merawat Aurora.

Ruang gelap menyapa inderanya. Dengan perlahan Alicia melangkah mendekati Aurora yang terlihat termenung memandang langit gelap dibalik jendela bahkan tatapan itu sangat kosong bagai orang mati.

Berdiri dihadapan Aurora dengan perlahan Alicia memeluknya.

"Kenapa Lo gak bilang Ra," Aurora hanya membalas anggukan di pelukan Alicia.

"Aku baru tau kak, maaf kalau aku baru bilang,"

"Tau gak sih kak. Kadang semesta tuh gak bisa di prediksi kapan mau memberi dan kapan mau mengambil." Ucap Aurora dengan suara bergetar.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang