6. KILAS BALIK

340 161 191
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

"Kak, gimana nih!!!....aku takut kak"

"KAK...AWAS!!!!!!!!"

Dengan cepat gadis kecil itu mendorong sang kakak hingga kepalanya terbentur keras ke tembok.
Dan akhirnya tiang atap yang rapuh akibat api itu jatuh mengenai kepala gadis kecil itu.

Darah segar terus mengalir di pelipis gadis kecil itu, bahkan api yang panas bisa ia rasakan di pelipis nya, karena Api itu sudah menjalar hingga ke keningnya.

Melihat ruangan yang sudah dipenuhi api, gadis kecil itu hanya fokus kepada sang kakak yang sudah pingsan dengan kepala yang dipenuhi darah, bahkan darah dari kepala sang kakak sudah berceceran di lantai.

Dengan cara meringkuk gadis kecil itu ingin meraih tangan sang kakak. gadis kecil itu terlihat tidak peduli dengan pelipisnya yang terkena api.

"Ka...ka...kakk... Si....Sia" ucap gadis kecil itu terbata...

•••

Dengan keringat yang sudah memenuhi tubuh dan nafas yang sesak, akhirnya perempuan dengan rambut kecoklatan itu terbangun hingga kini matanya melihat langit-langit dinding kamar.

Dengan nafas yang masih terengah perempuan itu pun duduk di ranjangnya dengan lutut yang tertekuk dan tangan yang memeluk lututnya. Bahunya bergetar menandakan perempuan itu sudah tak bisa lagi menahan isakannya.

"Kak Sia... Aurora kangen, kak Sia dimana?" Ujar Aurora, sembari memegang pelipisnya.

"Maafin aku kak...maaf"

***

"Ckkk...susah banget" gerutu Aurora sembari mencoret kertas cakaran dengan beberapa angka rumus yang tak author mengerti.

Pagi ini Aurora bahkan sudah duduk manis di bangku kesayangannya, Aurora jadi ingat kalau ia mempunyai tugas sekolah yang belum ia selesaikan. Maka dari itu pagi-pagi sekali ia sudah berada dikelas yang bahkan masih sepi itu.

Setelah mengerjakan tugas sekolah yang seharusnya dikerjakan di rumah, Aurora pun membereskan alat tulisnya. Baru saja hendak ingin bangkit dari duduknya Aurora sudah melihat sebuah tangan menjulur kehadapannya. Mendongak dan melihat pemilik tangan mungil itu.

Dan ternyata ada seorang perempuan dengan hijab, tak lupa dengan senyum yang sangat manis. Kalau dilihat perempuan itu adalah murid baru karena selama ini dikelasnya belum ada yang menggunakan hijab, ada sih, tapi bukan dikelasnya.

Tanpa ragu Aurora pun membalas jabat tangan itu.

"Nama gue Aisyah Agnia Humaira"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang