25. MAKNA KEBAHAGIAAN BAGI AURORA
..
.
Membuka netranya dengan perlahan, hingga memegang kepalanya yang berbalut kain kasa, sungguh kepalanya masih berdenyut sakit.
Baru saja dirinya terduduk, satu air mineral botol terlempar kearahnya dan dengan sigap Langit menangkapnya.
"Langit, astaghfirullah....Lo bisa-bisanya yah lakuin hal nekat tadi," ujar Aisyah yang mengomeli sepupunya yang masih setengah nyawa karena baru sadar dari pingsan.
"Gue baru ngeh, manusia kayak Lo letoy juga yah Lang. Dilempar batu langsung pingsan," decak Aisyah yang bahkan membuat Langit sedikit kesal, sungguh mulut sepupunya itu sangat pedas bila mengomel.
"Tapi, aneh juga yah kenapa Lo nolongin Aurora.... akhh iya gue baru sadar-" ucap Aisyah menggantung bahkan membuat Langit ikut menoleh kearahnya.
"Lo suka yah sama Aurora?" Tuding Aisyah, yang membuat Langit diam.
Entahlah suka? bahkan ia masih sedikit membenci Aurora, karena perempuan itu membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih karena berbagai rentetan ucapan yang membuat hatinya sedikit mencelos. tapi disatu sisi ia juga enggan percaya.
"Jawab Lang, jangan sok dingin. Karena gue tau Lo cuman pendiam bukan dingin....jawab gak Lo!!!" Seru Aisyah membordir pertanyaan.
"Gue gak suka sama dia, gue cuman refleks tadi," jawab Langit seirama dengan pikirannya.
"Heleh, mana ada orang refleks make acara scean drama Korea...peluk-peluk lagi, idihhhh." Ucap Aisyah yang mengingat kejadian tadi, sungguh scene Langit yang menjadi tameng batu loncat sangatlah romantis bila itu dijadikan scean drama Korea. Tapi kalau dalam dunia nyata, ingin sekali Aisyah berteriak ditelinga Langit "Ditarik woy si Aurora nya, jangan meluk seolah olah Lo tomket".
Aisyah tak habis pikir, coba saja Langit menarik Aurora pasti batu itu tak sampai melukai kepala Langit yang nyaris bocor.
"Udah deh Lang kalau Lo suka sama temen gue it's ok gue gak peduli up to you," ujar Aisyah yang sikap bodo amat nya mendadak hadir.
Langit yang menyadari Aisyah berhenti ngomel, sebelum sepupunya kembali berbicara ia pun dengan segera pergi dengan langkah seribu bayangan.
Sungguh, kepalanya berasa pecah saat mendengar Omelan tak berfaedah itu. Ditambah ia sedikit bingung dengan dirinya yang bila diputar balik ke arah kilas, ia merasa dirinya aneh. Kenapa juga ia menolong Aurora, apa pentingnya. Dan saat tadi ia mengatakan refleks, ia juga sedikit enggan bila membenarkan kata 'refleks' itu. Yang jelas, ia bingung dengan dirinya sendiri.
***
Katakanlah bahwa dirinya jahat, setelah Langit menolongnya ia hanya berdiam diri dikelas tanpa melihat keadaan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
Fiksi Remaja[SELESAI DAN TIDAK DI REVISI] '. '. ~ ' ' "Aurora hanya menampakkan cahaya nya di malam hari, setelah langit menjadi cerah Aurora sudah tidak berguna lagi" -Aurora ••• "Gue harap Lo lupain perasaan Lo itu"- Langit "Dan semestinya Lo ga...