12. LANGIT DAN KEGELAPAN

432 135 1.2K
                                    

"Love is about likes or hurts, it's up to you whether you want to think it's like or hurt"~Langit~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Love is about likes or hurts, it's up to you whether you want to think it's like or hurt"
~Langit~


12. LANGIT DAN KEGELAPAN
.

.

.

Netra Aurora mengerjap perlahan, saat netra itu melihat sekelilingnya, hanya ada ruangan bercat putih, dan aroma obat yang menyengat hebat.

Saat tangan kanannya memegang kepalanya yang masih berdenyut sakit, hingga saat ingin menggerakkan tangan kirinya ia merasakan ada genggaman hangat di tangan kirinya bahkan Aurora merasakan hembusan nafas teratur dari punggung tangan kirinya.

Berbalik, hingga netra Aurora dapat melihat dengan jelas wajah tenang dan damai dari orang yang ia cintai itu. Cowok itu tertidur lelap bahkan tak merasa pergerakan dari Aurora yang perlahan melepaskan genggaman itu.

Entahlah kini Aurora terus menatap cowok yang tertidur sambil menelengkupkan kepala diantara lekukan tangan itu.

Melihat cowok itu dari dekat Aurora merasa memang benar ia adalah seorang yang jauh dibawah Langit. Apalagi saat melihat cowok itu yang kini wajahnya terlihat damai, berbeda sekali saat beberapa jam yang lalu. Saat beberapa jam yang lalu cowok itu bahkan marah dan sangat menyeramkan bila Aurora mengingat kemarahan Langit kepadanya.

Setelah lama memandang wajah damai itu. Seketika Aurora terkesiap, ia baru mengingat dia berada di rumah sakit. Dan cowok yang tertidur itu juga berada di rumah sakit. Apakah Langit juga mengetahui keadaannya atau bagaimana, sungguh Aurora seketika panik.

Dengan mengabaikan rasa sakit di kepalanya, Aurora pun beranjak dari ranjang rumah sakit. Berjalan hingga saat tangannya sudah sampai di gagang pintu, satu suara menginterupsinya hingga tangannya hanya menggantung tak bergerak.

"Lo mau kemana?"

Suara dingin dan berat khas orang bangun tidur itu membuat Aurora seketika terkesiap. Tak mau berbalik Aurora pun menarik handle pintu, hingga beberapa kalimat terdengar lagi di Indra pendengarannya.

"Lo punya pagophobia, di luar masih hujan kalau Lo mau Kolaps lagi. Silahkan!" Ujar cowok itu dingin bahkan terdengar datar di setiap kalimat yang ia ucapkan.

Mendengar penuturan cowok itu, membuat Aurora seketika berbalik. Aurora tak terkejut kalau Langit mengetahui keadaannya, cowok itu membawanya ke rumah sakit. Dan tentu saja cowok itu pasti akan tahu.

Yang Aurora kejutkan, kenapa cowok itu tiba-tiba peduli terhadapnya. Bahkan kalau dipikir-pikir kenapa tidak membiarkan Aurora pingsan saja tadi, terus meninggalkannya. Atau kenapa tidak memanggil tukang gali kubur, sekalian saja kubur ia hidup-hidup.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang