19. SELUBUNG NESTAPA

320 96 1.4K
                                    

19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. SELUBUNG NESTAPA
.

.

.

"Kalau menurut gue sih, Adel itu salah paham" ucap Mita dengan raut seriusnya.

"Maksud Lo!?"

Mengalihkan pandangan ke arah kopi yang masih mengeluarkan uap panas. Mita pun mulai menceritakan kejadian mengerikan yang pernah menimpa Aurora.

"Jadi Fiona itu meninggal karena tenggelam, Aurora udah berusaha selamatin bahkan Aurora aja hampir mati-"

"Adel emang dari awal gak suka sama Aurora karena merasa gak dianggap sama Fiona semenjak Aurora jadi temannya"

"Tapi jauh sebelum itu Adel jiwanya emang udah keganggu" ujar Mita yang bahkan membuat Arka semakin bingung.

Melihat kebingungan Arka, Mita kembali melanjutkan.

"Adel itu anak brokenhome, dia lahir karena sebuah kesalahan dan kekurangan kasih sayang orang tua"

"Semenjak ada Fiona, Adel bisa ngelupain semua rasa sakit dia. Dan merasa dianggap lagi dan merasa di sayangi walau hanya satu orang" ujar Mita sembari menyeruput kopinya.

"Fiona itu orangnya baik banget, bahkan disaat Aurora gak punya teman. Hanya dia yang mau temenan sama Aurora"

"Jadi semenjak ada Aurora, Adel itu gak suka sama dia karena merasa gak dianggap lagi"

"Gue gak peduli sama Adel!" ujar Arka tiba-tiba.

"Lo langsung aja cerita kenapa Aurora bisa dianggap pembunuh!" Ujar Arka sarkas dan penuh penekanan, Sungguh, dia tak suka basa-basi.

Mendengar Arka yang berbicara tak santai. Mita hanya mengangguk paham.

"Okey, gue ceritain"

•••

Jakarta, 7 Mei 2013

Gadis dengan rambut sebahu berjalan dengan payung yang ia genggam kuat. Jelas ia menggenggamnya dengan kuat takutnya payung itu terbang terbawa angin.

Melihat warung yang ia tuju dengan cepat ia memasuki warung itu, menutup payungnya dengan segera.

Cuaca sedang tidak mendukung sekarang, apalagi di tepi pantai seperti ini. Hujan lebat, ditambah angin yang berhembus kencang membuat gelombang laut juga tidak stabil.

Melihat ombak pantai yang mengerikan, seketika membuat bulu kuduk Mita merinding. Ok, lebih baik ia menuntaskan urusannya dari pada berlama-lama takutnya hujan tambah lebat.

"Makasih" ucap Mita saat mendapatkan barang yang ia cari.

Baru saja ia ingin beranjak, suara gemuruh petir membuat Mita mengurungkan niatnya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang