Alaska dan Roni tiba di rumah sakit Medika Ardhiatama, keduanya pun langsung melangkah menuju bagian administrasi dan langsung di sambut oleh senyuman lebar dari Syarifah yang sepertinya sedang menunggu kedatangan Alaska dengan senyuman ramah yang selalu wanita itu perlihatkan.
Alaska membalas senyuman Syarifah tak kalah lebar, sementara Roni hanya melemparkan senyum tipisnya.
"Maaf menunggu lama, tadi saya pulang dulu ke rumah. Ini KT---"
"Ahh.. Tidak perlu." Pergerakan Alaska yang hendak menyodorkan KTP miliknya terhenti ketika seruan itu keluar dari mulut Syarifah dan menghadirkan kernyitan di dahi Alaska bahkan Roni pun melakukan hal yang sama.
"Tapi saya belum memberikan KTP saya," ujar Alaska.
Syarifah menggeleng. "Tuan tidak perlu memberikan KTP anda pada saya," jelasnya sembari memberi jeda pada penggalan kalimat yang ia utarakan.
"Karena ada seseorang yang sudah melunasi biaya administrasi nya." Lanjutan dari Syarifah membuat Alaska terkejut mendengarnya.
"Ma-maksu--"
"Kalau boleh tau siapa yang melunasinya?" ucap Roni memotong perkataan Alaska yang belum selesai di rampungkan oleh sang empunya.
Syarifah menggeleng sembari memberikan senyuman simpul dengan Rona merah di pipinya. Aishh.. Laki-laki berkulit Sawo matang di depannya entah kenapa membuat ia malah jadi salah fokus. Ganteng plus manis sekali. 'Kan Syarifah jadi gugup. Uhukk..
Dengan berusaha menyembunyikan kegugupannya, Syarifah lantas berkata. "Mohon maaf Tuan, orang yang melunasi biaya Pasien Angkasa tidak ingin di sebutkan namanya, dan saya juga tidak bisa memberi tau anda berdua mengenai beliau tanpa seizin dari orangnya. Sekali lagi saya mohon maaf." Syarifah menundukkan kepalanya sebentar sebagai tanda penyesalan karena tidak dapat memberikan informasi lebih dalam mengenai sesosok orang berhati mulia, yang rela membayar biaya perawatan.
Roni mengangguk paham, lalu perhatiannya teralihkan pada Alaska yang sedari tadi mendadak diam saja.
Tangan Roni terangkat menepuk pundak sahabatnya yang tampak tengah melamun entah memikirkan apa.
"Ga usah di pikirin, mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan buat meringankan beban lo dengan cara ngirimin orang baik hati yang rela membayar biaya perawatan Kasa," ucap Roni.
Alaska memandang Roni dengan binar mata yang sedikit redup. Entahlah, apakah Roni berhalusinasi atau tidak. Tapi ia melihat tatapan Alaska seolah tatapan itu adalah.. Ahh tidak! Roni menggelengkan kepalanya ia mungkin salah lihat tadi.
"As." Roni kembali bersuara, karena sejak tadi Alaska tidak bergeming sama sekali.
Alaska mengerjap, kemudian meraup wajah letih nya. Ia lalu menumpukan atensinya pada Syarifah. Wanita berhijab yang sedari tadi melirik malu-malu pada Roni.
Senyum Alaska mengembang, ia tau jika wanita itu tertarik pada sahabatnya. Tapi sayangnya, sahabatnya itu tidak peka sama sekali. Buktinya Roni malah menatap Syarifah tanpa minat terkesan datar lebih tepatnya.
"Kalo begitu Terimakasih atas pemberitahuan nya. Dan jika anda bertemu lagi dengan orang itu, tolong sampaikan rasa terimakasih saya padanya," kata Alaska yang membuat Syarifah menjadi gelagapan. Bagaimana tidak seperti itu, saat dia tengah mengagumi sosok laki-laki berparas manis tiba-tiba ada yang berbicara padanya. Rasanya, Syarifah seolah tengah di pergok secara terang-terangan.
"Ahh.. Iya, baik Tuan." kata Syarifah gugup.
Alaska tersenyum, kemudian mengajak Roni untuk pergi menuju ruangan putranya berada. Meninggalkan Syarifah, yang masih setia menatap punggung mereka yang semakin mengecil lantas tenggelam di belokan koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Son 2
General Fiction[BOOK 2] perjuangan yang sesungguhnya akan di mulai di sini. tentang bagaimana gigihnya Alaska membahagiakan Angkasanya. dan tentang bagaimana Angkasa ingin membuat Alaskanya Bangga. mereka adalah sepasang ayah dan anak yang saling menyayangi. meski...