Halaman Keenambelas

2.1K 313 110
                                    

Warning ❗❗

Ada kata-kata yang sedikit vulgar, harap cermat dalam membacanya ya :)

.
.
.
.
.
.
.

Ketika telah sampai di ruangannya, Ardi langsung menghempaskan tangan Alaska, dengan sorot tajamnya ia menatap sang sahabat seakan dengan tatapan itu siap mengguliti Alaska hidup-hidup.

Lain halnya dengan Ardi yang memandang tajam Alaska, sosok yang di pandang Ardi hanya menyeringai tipis.

"Jangan sekali-kali lo bilang kalo lo adalah Antariksa di depan keluarga Alaska," ancam Ardi dengan jari telunjuk yang mengarah pada Alaska.

Alaska menaikkan sebelah alisnya kemudian menghempaskan jari Ardi yang teracung padanya dengan kasar.

Ia dengan santai duduk di kursi kebesaran Ardi, lalu memutar kursi itu seolah kursi itu merupakan permainan baginya.

Di posisinya Ardi masih setia memandang tajam Alaska--ahh.. Maksudnya Antariksa. Kepribadian Alaska yang lain.

Memang selain menderita Disleksia, Alaska pun menderita Dissociative Identify Disorder (DID) atau gangguan identitas disosiatif dan yang kita kenal dengan sebutan kepribadian ganda. Dan itu merupakan rahasia besar yang Alaska punya bahkan keluarga besarnya pun tidak tau jika selama ini Alaska memiliki kepribadian ganda terkecuali para sahabatnya yang memang sudah mengetahui dari awal bahwa ia menderita DID.

Antariksa namanya, kepribadian yang memiliki sikap yang sangat bertolak belakang dengan Alaska.

Jika, Alaska adalah sosok laki-laki yang lembut, penyayang, murah senyum, dan tegar namun di sisi lain ia memiliki kekurangan yaitu sulit memahami mata pelajaran, membaca dan menulis. Maka lain lagi dengan Antariksa yang merupakan sosok laki-laki pintar dan kuat, tapi sayangnya Antariksa itu temperamental, berwatak keras, kasar, mudah marah dan pendendam. Dalam menjalani kehidupan pun Alaska dan Antariksa sangatlah berbeda. Jika Alaska menjalani hidup apa adanya dan teratur maka Antariksa adalah sosok yang liar yang sangat menyukai kebebasan. Dalam segi penampilan pun mereka jauh berbeda, jika Alaska menyukai kesederhanaan maka tidak dengan Antariksa yang sangat modis dan selalu ingin tampil gaya di depan banyak orang kadang juga dia selalu bertingkah semaunya. Benar-benar sangat mencolok bukan perbedaan kepribadian mereka meskipun mereka memiliki raga yang sama.

"Kenapa bisa lo kembali dalam diri Alaska? Bukannya Roni bilang--"

"Lo yang mancing gue duluan," sela Antariksa cepat. Bahkan sebelum Ardi selesai merampungkan ucapannya.

Ardi terdiam, ia tidak paham dengan maksud Antariksa.

"Maksud lo?"

Kekehan kecil keluar dari mulut Antariksa sembari terus memutar pelan kursi yang tengah ia duduki. "Ck.. Bodoh," desis Antariksa dengan sorot matanya yang dingin.

Seketika sekelebat bayangan muncul di dalam otaknya, tatkala ia mengingat kejadian tadi malam tepat di selasar koridor rumah sakit yang sepi dimana Ardi dan Roni membawa namanya di sela-sela pembicaraan mereka. Membuat dirinya yang sudah lama tertidur di dalam diri Alaska kembali muncul ke permukaan dengan membawa kebencian yang begitu besar.

Ya.. Orang yang melihat Ardi dan Roni tadi malam adalah dirinya, dirinya yang menertawakan kesedihan Ardi dan dirinyalah sosok yang berada di toilet umum serta dirinya juga lah yang membelikan Roni bubur, lagi pula mana bisa si Alaska ngegunain Kartu ATM dengan benar. Pemilik asli tubuhnya ini kan bodoh. Ck.. Untung saja tadi pagi si Roni percaya dengan alibi yang dia berikan.

My Son 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang