Hari ini sekolah Angkasa kembali di pulangkan lebih awal. Di karenakan para guru serta staff TU berikut dengan kepala sekolah akan mengadakan rapat kedua mengenai pengesahan program kelas tambahan yang akan diadakan pada hari senin mendatang.
Mengakibatkan sorakan penuh kebahagiaan terdengar di sepunjuru SDN Kasih Bunda kala pemberitahuan yang di umumkan melalui pengeras suara itu terdengar.
Para siswa-siswi berseragam putih-merah saling berebutan keluar dari kelas mereka masing-masing karena tak sabaran ingin segera cepat-cepat pulang. Tak sedikit, ada anak usil yang saling dorong-dorongan di depan kelas ataupun di sepanjang koridor sekolah.
Celotehan khas anak-anak begitu heboh. Dengan gelak tawa sebagai bumbu pemanis untuk mengakhiri hari mereka di sekolah saat ini. Memangnya siapa yang tidak akan senang, ketika di sekolah kalian terdapat pengumuman yang mengatakan jika hari itu kalian di pulangkan lebih awal? Bukankah itu seperti Lotre berhadiahkan berlian yang sayang sekali untuk di lewatkan. Bahkan menjadi favorit serta waktu yang di tunggu-tunggu oleh para pelajar. Yupps.. mungkin itu bisa di sebut sebagai gambaran dengan apa yang tengah terjadi di sepanjang selasar SDN Kasih Bunda sekarang.
Namun ada satu yang unik disana, lebih tepatnya di dalam kelas 4B. Seorang bocah bermanik abu, dengan pipi yang sedikit gembul. Tampak mengembungkan pipinya tak suka karena ia kembali pulang pagi. Aissh... dia ke sekolah ingin belajar. Mendapat ilmu sampai jadwal pelajaran di hari itu selesai. Tapi belum seperempat pelajaran, Bel pulang malah sudah berbunyi nyaring membuat bocah itu semakin tak suka saja.
Ada satu hal lagi yang menambah ketidaksukaan nya dengan kepulangan nya yang lebih awal itu. Iya.. karena dirinya tidak bisa berbicara langsung pada murid baru bernama Ragil nanti. Padahal di dalam otak pintarnya bocah itu sudah merencanakan berbagai ide brilian agar ia bisa mendapat sebuah kebanaran dan kepastian dari Ragil mengenai darimanakah Ragil mengetahui Namanya padahal ia belum sempat memperkenalkan diri. Tadinya sebelum pengumuman sialan itu di kumandangkan. Ia akan mengajak Ragil mengobrol sebentar ketika istirahat. Tapi apa boleh buat Rencana nya hari ini Gagal total di tengah jalan.
"Kas, kamu ga mau pulang?." Tanya Rei yang sudah mencangklokan tasnya di punggung.
Angkasa yang sempat melamun dengan raut yang di tekuk langsung mengedipkan matanya berulang kali ketika sapaan itu terdengar menyapa indra rungunya.
Angkasa meliarkan pandangan nya memperhatikan ke sepenjuru kelas yang sudah terlihat kosong. Hanya ada dirinya, Rai, Rei, Rino, Dino dan Azril saja disana. Refleks Angkasa pun menoleh ke belakang tepat dimana bangku baru berada.
Tetapi setelahnya bocah sembilan tahun itu membuang nafas kasar kala hanya menemukan hampa di bangku itu.
"Ketiga murid baru kemana?." Tanya Angkasa memandang satu persatu wajah kelima sahabatnya. Iya.. Mulai sekarang Rai dan Rei juga telah sah menjadi sahabat Angkasa.
Dino yang telah selesai meresleting tas nya menoleh pada Angkasa. Dengan tenang bocah pintar yang gemar membaca itu menjawab tanya Angkasa yang sempat mengudara tanpa ada yang berkenan membalasnya "udah pulang tadi. Kamu sih kelamaan ngelamun. Jadi ga nyadar kalo kelas udah bubar sepuluh menit yang lalu." Jelas Dino diakhiri dengan kekehan imutnya.
Angkasa mengerutkan keningnya. Benarkan ia melamun selama itu? Sampai-sampai tidak menyadari jika kelas yang ia huni telah sepi.
"Ya udah kalo gitu tunggu apa lagi. Kita pulang sekarang." Ajak Angkasa meraih ransel bututnya kemudian mencangklokan nya ke punggung yang di balut seragam lusuh yang warnanya tidak seputih teman-teman nya itu.
Rino, Dino, Azril, Rai dan Rei mengangguk mereka tanpa mengucap sepatah katapun. Langsung berjalan keluar kelas dengan beriringan di selingi beberapa lelucon dari Azril yang mengundang gelak tawa dari para sahabatnya. Minus Rino dan Rai yang hanya memamerkan sebuah senyuman tipis tak berkesan. Benar-benar calon manusia Es di masa depan mereka berdua tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Son 2
General Fiction[BOOK 2] perjuangan yang sesungguhnya akan di mulai di sini. tentang bagaimana gigihnya Alaska membahagiakan Angkasanya. dan tentang bagaimana Angkasa ingin membuat Alaskanya Bangga. mereka adalah sepasang ayah dan anak yang saling menyayangi. meski...