HAII...
.
SELAMAT MEMBACA..
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
Dari dalam rumah Namjoon mendengar suara mobil diluar. Segera ia melangkah keluar untuk memastikan apakah itu kedua putranya.Ternyata tebakan Namjoon benar, itu adalah mobil Taehyung. Namjoon langsung mendekat dan melihat Taehyung yang keluar dari kursi pengemudi, Atensi Namjoon disadari oleh Taehyung namun tetap cuek dengan Taehyung yang membuka pintu mobil sebelah kiri untuk mengambil tubuh adiknya.
Saat melihat bungsunya digendong oleh Taehyung, Namjoon langsung mendekat ingin mengambil alih tubuh Jungkook dari Taehyung.
"Taehyung... K-kenapa bisaa..." Sedikit tergagap ketika aroma alkohol itu mencuat dari tubuh bungsunya.
"Papa bawa masuk aja dulu, nanti diomongin" saran Taehyung
Setelah meletakkan tubuh Jungkook pada kasur, Namjoon jadi memandang gusar wajah putranya itu. Perasaannya campur aduk antara marah, sedih, kecewa, takut dan bersalah semua menjadi satu dalam hatinya. Jungkooknya sudah kelewat batas.Taehyung yang berada disamping ikut bingung dengan situasi sekarang, ketara tidak tega melihat bagaimana kacaunya sang ayah memandang sendu adiknya.
"Taehyung... Kamu jelasin nak?"
"Paa, Tae beneran gatau. Tae ga sengaja liat Jungkook disana ada Mingyu sama Yugyeom juga" jelas Taehyung
"Mingyu? Yugyeom? Jadi Jungkook masih temenan sama mereka." Tingkat kemarahan Namjoon menjadi lebih tinggi. Namun, dia sendiri bingung bagaimana cara meyampaikan itu pada Jungkook. Kendati ia mengingat kedua teman Jungkook itu juga pernah hampir membuat Jungkook celaka.
"Pa, Tae ke kamar dulu ya. Papa juga tidur, biarin aja Jungkook tidur besok jangan disekolahin"
"Kamu udahan ngambek sama papa? Sampe seharian ga ada kabar?" Tanya Namjoon pada Taehyung
"Ya itukan salah papa juga, Tae sih sadar diri kalau ngambek kelamaan sama papa nanti pemasukannya berkurang" jawab Taehyung dengan tampang tak ada dosa dan langsung berjalan keluar dari kamar Jungkook. Hal itu hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Namjoon.
Sekarang atensi Namjoon penuh untuk Jungkook. Dilihatnya sang anak yang terlelap dalam tidurnya tanpa terusik kala ia mengusap-usap surai anak itu. Namjoon yakin Jungkook masih dalam pengaruhi alkohol untuk saat ini. "Anak papa udah berani nakal ya sekarang? Gimana caranya papa bisa marah sama kamu hmm.. sekalipun jungkook bukan anak kandung papa tapi Jungkook tetep jadi anak manja kesayangan papa. Papa gak akan biarin siapapun ngambil Jungkook dari papa" air mata Namjoon jatuh kala ia mengingat kejadian enam belas tahun lalu.
Namjoon beranjak untuk menggeser tubuh jungkook agar ia dapat tidur disebelah anaknya. Namjoon memeluk anaknya seakan takut kala Jungkook akan pergi darinya. "Papa sayang Jungkook.. jangan cepet-cepet dewasa nanti papa gak punya bayi lagi"
.
.
.
.
.
Di lain tempat seseorang pria dewasa tengah menatap lekat layar hp-nya. Ia tengah menatap foto seseorang dengan ekspresi wajah tak terbaca."Kalau aku melepasmu apa itu akan lebih baik?" Ucap pria itu dengan helaan nafas yang menyaratkan kesedihan dan sedikit ketidakrelaan. Ia meletakan kembali ponselnya untuk mengistirahatkan pikirannya. Terlalu kacau untuk memikirkan masa lalu yang tak mungkin dapat ia perbaiki saat ini. Salah, fatal dan berdosa.
Pria itu kembali bermonolog sendirinya "ini kesalahan tapi dia tetap milikku Namjoon. Dia harus tau" orang itu mengakhiri perkataannya dengan terkekeh yang tak jelas artinya. Tangannya mengepal terlayang di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER ✔️
Fanfiction𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓-𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒔𝒂. 𝑺𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂...