Rasa rindu yang membuncah, namun terasa sulit untuk disampaikan karna perasaan yang masih kesal untuk menerima....
...
Selamat Membaca...
.
.
.
..
.
.
.Sudah terhitung tiga hari selama kepergian Namjoon untuk mengurus bisnisnya di Amerika sana. Malam ini ia menjanjikan dirinya untuk pulang kerumah dengan perasaan rindu.
Dua hari yang lalu, sejak insiden ia mematikan telpon anak bungsunya secara sepihak disanalah hari terakhir ia mendengar suara anaknya itu. Namjoon tau pasti Jungkooknya marah padanya, dan Namjoon juga sudah mendapat kabar dari Jimin keponakanya bahwa bungsunya sempat kambuh karna insiden itu. Sekali lagi Namjoon merutuki dirinya dengan perasaan yang sangat bersalah.
Tepat pukul sembilan malam, Namjoon sudah menginjakan kaki pada keramik rumahnya. Seperti hari biasanya, suasana rumah yang sepi, menenangkan dan pastinya terdapat sedikit bumbu kesedihan didalamnya. Untuk hal satu ini, mungkin beberapa orang memiliki suasana rumah seperti ini kan?
Namjoon menghela nafasnya, ia mulai mendekat kearah pintu dengan menenteng kopernya. Perlahan ia mengambil kunci rumah cadangan yang ia miliki dari saku celananya. Pintu pun ia buka dengan sapaan seperti biasa. Namun dengan sambutan yang agak berbeda.
"Papa pulang..."
"Ohh...papa? Aku kira pulangnya gak hari ini"
Namjoon hanya tersenyum membalas ucapan anak sulungnya yang ia temuin sedang menonton tv dengan beberapa cemilan menemani. Berserakan, seperti bukan anak kuliahan.
"Sengaja papa gak ngabarin. Adik kamu dimana?" Ucapan dan pertanyaan yang Namjoon lontarkan sontak membuat Taehyung mendengus.
"Mingkem dikamar dari pulang sekolah gatau deh udah tidur atau belom, makan aja dibawain bibi ke kamar. Kek anak perawan habis diputusin tuh bayinya papa" jawab Taehyung yang membuat Namjoon terkekeh gemas ingin menoyor anak sulungnya itu.
"Ngawur ya kamu ngomongnya. Kalau didenger udah jadi perang dunia keberapa lagi kalian?"
"Gatau pa.. Tae gak pernah ngitung kalo perang sama dia"
"Ehh ngejawab kamu ya? Papa mau kekamar Jungkook dulu"
Taehyung mendengus sebal dengan melontarkan kata-kata yang sedikit cenderung kesal atau mungkin marah?
"Papa itu baru pulang. Istirahat! Jungkook itu udah besar ga harus di tengok terus sebelum tidur. Dulu Tae seumur dia ga pernah papa manjain kek gitu?"
"Taehyung? Kenapa ngomong gitu? Kan kamu tau kondisi adikmu?"
" Iya dia sakit kan? Harusnya papa ga terlalu manjain dia gitu dong? Papa harusnya bisa nyuruh dia mandiri , kalau ada apa-apa nanti biar bisa sendiri."
Namjoon menghela nafasnya "papa lagi ga pengen debat karna hal yang sama terus Tae. Kamu ga akan ngerti karna kamu ga di posisi papa kan? Kamu juga gaakan ngerti kalau kamu ga diposisi Jungkook kan? Sama seperti yang sering kamu bilang kalau papa gaakan ngerti apa-apa tentang kamu karna papa ga ada diposisi kamu." Ucapan Namjoon yang seakan membuat Taehyung diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER ✔️
Fanfiction𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓-𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒔𝒂. 𝑺𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂...