I'm back 😉
.
.
.
.
⚠️Harsh words (beberapa)⚠️Kedatangan Seokjin sore ini membuat banyak keributan dirumah Namjoon. Seokjin terlihat sangat berbeda, tidak ada Seokjin yang selalu berkata lembut dan selalu tersenyum disetiap kedatangannya. Hanya terpatri senyum sinis dan remeh diwajahnya.
"Apa tidak ada orang dirumah ini yang menyambut kedatanganku?" Pertanyaan yang sengaja dilontarkan Seokjin ketika masuk kedalam rumah besar itu.
Taehyung yang berada didalam kamarnya langsung terbirit keluar menghampiri Seokjin.
"Ohh.. om udah dateng?" Tanya Taehyung yang membuat Seokjin menaikan satu alisnya."Kamu tau om mau dateng?"
"Ya tau lah, mau jemput anak om Seokjin kan" jawabnya seraya memberi penekanan pada kata anak
Sekali lagi Seokjin dibuat sedikit bingung dengan perkataan Taehyung. "Kamu udah tau? Ya bagus kalau gitu"
"Ck.. anaknya lagi dikamar, nempel kaya perangko sama papa aku. Kalau bisa bawa aja pergi sekarang" ujar Taehyung
"Ya.. memang itu tujuan om kesini, mau ngambil adik kamu" balas Seokjin
"Bukan adik aku!! Tunggu, biar aku seret anaknya" Perkataan Taehyung ini membuat Seokjin tersenyum miring dan merasakan kemenangannya
.
.
.
.
.
Brakkk
.
.
Pintu kamar itu dibuka dengan kasar oleh Taehyung membuat dua orang didalamnya tersentak.
"Taehyung! Kamu apa-apaan?" Sergah NamjoonTaehyung memutar bola matanya malas "udahlah pa, Tae tau papa ga tuli untuk denger suara om Seokjin"
"Taehyung!"
"APA?" Taehyung menjawab dengan meninggikan suaranya "kenapa sih pa? Lima belas tahun papa nyembunyiin ini sama Tae, untuk apa papa ngerawat anak yang jelas-jelas bukan darah daging papa hah?" Sambungnya
"Taehyung, papa bisa jelasin itu nanti, kamu-" ucap Namjoon terpotong
"Nanti kata papa? Udah terlambat pa! Dan lo (menunjuk Jungkook yang sedari tadi memeluk Namjoon) bokap kandung lo udah disini, ga usa lagi nempel-nempel sama bokap gue brengsek" perkataan Taehyung cukup membuat dadanya sakit
"Taehyung jaga ucapan kamu!"
"Ck... Engga mama engga anaknya sama aja, suka ngerebut milik orang"
Plakk
"Papaa" teriak Jungkook ketika melihat Namjoon dengan gampangnya menapar pipi Taehyung
"Denger Taehyung, papa memang salah. Tapi papa gak pernah ngajarin kamu ngomong gitu" Namjoon menarik nafasnya dalam "papa ngerawat Jungkook karna memang itu keinginan papa sendiri. Kamu gak bisa nyalahin Jungkook karna mamanya. Kalaupun dia memang bukan anak papa, dimana letak salahnya kalau papa tetep jadiin dia anak dan adik kamu?!" sambung Namjoon
Mata Taehyung memerah setelah menerima tamparan dari Namjoon, ini menjadi pertama kalinya ayahnya bermain tangan dengannya. Taehyung menghiraukan perkataan Namjoon tadi, langkahnya dibawa kearah Jungkook dan menarik kasar anak itu.
"Ikut gue!"
"Kakak... Gak mau lepasin" berontak jungkook
"Taehyung!" Namjoon bergegas keluar kamar mengikuti kedua anaknya itu
.
.
.
"K-kakak.. lepasin dada aku s-sakit""Diem lo, gausa banyak drama anjing" Taehyung mempercepat langkahnya menuruni tangga dengan menarik Jungkook dibelakangnya.
"kakak..."
"Sekali lagi lo manggil gue kakak, gue bunuh lo sekarang brengsek!"
Taehyung berhasil menyeret Jungkook sampai pada ruang tamu, dimana terdapat Seokjin yang sedari tadi mendengar perdebatan tiga orang berbeda usia tersebut.
Entah kenapa setelah mendengar cerita papanya tadi Jungkook menjadi takut untuk menatap Seokjin sekarang.
"Om Seokjin bisa bawa dia pergi sekarang" ujar Taehyung yang membuat Jungkook menggeleng keras
"Astaga Taehyung, apa yang kau lakukan pada anakku hmm" ujar Seokjin seraya mengelus pipi Jungkook yang berair.
Jungkook merasa asing ketika kata anakku diujarkan Seokjin untuknya. Jungkook benar-benar ingin semua yang ia rasakan sekarang hanyalah mimpinya semata. Namun berulang kali dia menyandarkan dirinya bahwa semua ini adalah kenyataan yang sedang ia hadapi sekarang.
Seokjin mengambil salah satu tangan Jungkook untuk digenggamnya. "Mau pulang sekarang denganku Jungkook?" Pertanyaan Seokjin sekali lagi membuat Jungkook menggeleng dan memberontak untuk dilepaskan. Ketika sudah berhasil lepas, Jungkook berlari kebelakang untuk memeluk Namjoon yang sedari tadi hanya bisa diam memperhatikan semuanya.
"P-pa.. papa.. hikss, Jungkook mau disini aja sama papa, ayo bilang sama Om Seokjin kalau Jungkook cuma anak papa Namjoon..hikss... Jungkook ga mau pergi pa.. gamau..." Ujarnya seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh Namjoon.
"Udahlah Jungkook, kamu udah besar. Gak usah cengeng gitu, terima aja kenyataan kalau aku ayahmu. Lagipula aku sama Namjoon itu adik kakak, gak akan ada bedanya" Seokjin kembali mendekat.
"Kak.. kenapa harus maksa sih? kalau Jungkook gak mau ikut, biarin dia tinggal disini" ujar Namjoon
"Udahlah pa, biarin dia ikut ayahnya. Taehyung juga gamau liat dia disini lagi"
"Dia anakku Namjoon. Biarkan aku membawa dia, aku harus membiasakan Jungkook untuk lepas darimu" ujarnya sembari melepaskan Jungkook yang masih memeluk Namjoon "untuk masalah hak asuh, aku akan mengurus semuanya" sambungnya ketika berhasil menjauhkan Jungkook dari Namjoon.
"Gamauu... Aku gamau ikut om Seokjin!! lepasinn om"
Semakin kesal karna Jungkook terus memberontaknya Seokjin dengan cepat membawa anak itu dalam gendongannya. "Sampai jumpa Namjoon, Taehyung" ucapnya sebelum keluar dari rumah itu.
"Udahlah pa... Ga perlu nangisin hal yang gak berguna, harusnya papa seneng anak itu udah bukan jadi tanggungjawab papa lagi. Dari awal juga Taehyung udah bilang sama papa, Taehyung dan Jungkook itu gak cocok jadi saudara. Papa terus maksa biar kita akur, tapi apaa sekarang? Setelah Taehyung bisa perbaikin hubungan sama Jungkook, Taehyung harus dipatahin sama kenyataan yang baru" Taehyung menyelesaikan perkataannya dan berlalu menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
Jungkook mengitari pandangannya, terasa sangat asing ditempat ia berada sekarang.
"Kenapa Jungkook?" tanya Seokjin."Ini.. ini dimana? Kenapa kesini? Ini bukan rumah Om Seokjin!" Ujar Jungkook
Seokjin mengukir senyum dengan sinis "siapa bilang aku akan membawamu kerumahku hmm? Tempat ini akan menjadi rumahmu dan aku. Kita akan tinggal berdua disini Jungkook. Dan satu lagi, berlatihkan memanggilku Ayah."
"Ta-tapi kenapa disini?"
"JANGAN BANYAK TANYA SIALAN!"
Demi Tuhan Jungkook benar-benar dibuat sangat terkejut dan takut dengan perkataan Seokjin. Dadanya tiba-tiba terasa seperti tertimpa beton, dan matanya langsung berkaca-kaca.
"Astaga aku membuatmu takut? Maafkan aku Jungkook" Seokjin membawa Jungkook kedalam pelukannya.
"Kamarmu ada diujung sana, kau bisa masuk sekarang" ujar Seokjin lagi dan hanya dibalas anggukan oleh Jungkook.
"Jadilah anak baik untukku Jungkook. Apa kau mengerti hmm? Jawab!"
"I-iya om" jawab Jungkook
"Ck.. jawab dengan benar jungkook"
"Iya ayah" Jungkook menjawab dengan gemetar dan air matanya pun sudah jatuh kepipinya.
Seokjin mengelus rambut Jungkook "anak pintar. Aku akan membuat makan malam, nanti ku panggil kekamarmu"
.
.
.
.
.
Didalam kamarnya, tepat didepan pintu Jungkook merosotkan tubuhnya pada ubin. Ia terisak dengan meremas dan memukul-mukul dadanya. "s-sakitt..papa, adek mau papa hikss gamau disinii hhhh"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf ya kalau banyak typo 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER ✔️
Fanfiction𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓-𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒔𝒂. 𝑺𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂...