19

1.5K 141 10
                                    

Lagi good mood 😘
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gimana Jimin?" Tanya Yoongi usai Jimin mematikan telponnya

"Kata mama, papa Seokjin belum pulang om. Kayanya sekarang waktunya lagi bagus deh om. Sekarang bantuin Jimin bawa mama keluar dari rumah dulu ya om" ujar Jimin

"Loh kenapa harus dibantuin?"

Jimin menarik nafasnya dalam "semenjak mama nikah sama papa Seokjin, mama hampir ga pernah keluar dari rumah. Paling kalau ada acara keluarga doang atau pertemuan penting bareng papa. Pernah sekali mama udah gak kuat sama sikap papa, dia mutusin untuk ngajak aku kabur dari rumah. Tapi, keburu papa tau, alhasil malah berujung dipukul papa. Makanya dia naruh banyak penjaga dirumah" jelas Jimin

"Kalau boleh om tau, memang kenapa mama kamu ga boleh keluar? Tapi, kenapa kamu dibolehin keluar?" Tanya Yoongi semakin penasaran

"Om Yoongi kepo deh, oke Jimin kasi tau aja. Papa takut kalau mama beberin semua rahasianya papa. Mama itu satu-satunya orang yang tau tentang papa yang manipulasi tes DNAnya Jungkook. Masalah aku bisa keluar itu karna papa Seokjin ngancem aku, kalau aku macem-macem nanti mama yang bakalan kena. Dan sebaliknya, kalau mama yang macem-macem nanti aku yang dijadiin anceman"

"Licik.., kenapa juga mama kamu mau nikah sama dia, aneh" ujar Yoongi

"Ya mama mana tau sifat aslinya papa Seokjin begitu dulu. Lagi pula ini salah ayah aku sih, siapa suruh gak mau tanggungjawab sama mama hhh" jawab Jimin

"Kamu pernah ketemu ayahmu Jimin?"

"Enggak.. sama sekali enggak pernah, mama juga gak pernah ngasi tau aku siapa ayah. Kalaupun ketemu, nanti aku bisa bunuh dia sih om" jawab Jimin kesal.

"Huss... Seberapa jahatnya dia, dia tetep ayahmu Jimin. Kalaupun kamu bunuh dia, nanti mamamu yang sedih liat kamu dipenjara karna bunuh ayahnya sendiri"

"Udahlah om jangan bahas itu, sekarang kita jemput mama dulu deh" Jimin berujar dengan nada yang gemas menurut Yoongi. Tangan Yoongi spontan terulur untuk mengusak surai anak itu.

"Maaf, kamu lucu Jimin" Jimin hanya tersenyum mendengarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
Yoongi dan Jimin memasuki pekarangan rumah Seokjin. Benar kata Jimin, tepat didepan pintu rumah itu dua orang penjaga berdiri dengan tegapnya.

"Maaf tuan anda mencari siapa?" Tanya salah satu penjaga rumah itu.

"Ohh.. paman, ini temannya papa.  Aku sama om ini mau jemput mama, disuruh sama papa kok, iya kan om" ujar Jimin yang memandang Yoongi.

Yoongi hanya bisa berbatin gemas dengan Jimin. Jika seperti itu caranya memberi alasan bagaimana bisa membawa ibunya keluar.

"Betul tuan saya Min Yoongi seorang psikiater, sahabat baiknya tuan kalian Kim Seokjin. Saya teman Seokjin sesama dokter di rumah sakit Gangnam. Kami sedang merayakan acara sesama dokter. karena beliau masih memiliki satu pasien, beliau menyuruh saya untuk menjemput nyonya kalian" ujar Yoongi

"Maaf kami tidak bisa dengan mudah percaya dengan anda" jawab salah satu dari mereka.

Yoongi mengeluarkan sesuatu dari sakunya "ini kartu nama sama kalau anda tidak percaya, disana tertera nama, pekerjaan dan tempat kerja saya" ujarnya menyerahkan selembar kertas kecil pada penjaga tersebut.

"Oh.. kalau menurut kalian kurang, kalian bisa melihat ini. Ini pesanku dengan Seokjin beberapa menit yang lalu" sambung Yoongi dengan menunjukan hpnya.

BROTHER ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang