Bagian ini (maybe) lebih banyak nyeritain kisahnya Yoongi, Jimin dan Jisoo.
Semua ruangan dalam rumah ini ia masuki satu persatu, lima dari enam ruangan yang ada sudah Taehyung masuki, namun presensi sang adik tak kunjung ia temui. Matanya tertuju pada ruang terakhir, untuk terakhir ini ia percaya dengan instingnya. Adiknya pasti ada disana.
Ia berjalan pelan mendekat pada ruangan itu, memegang gagang pintu dan mencoba membukanya. Terkunci, pintu itu tidak bisa ia buka seperti pintu ruangan lainnya.
"Sialan... Gue rasa Jungkook disini"Tok tok tok
"Jungkook.. lo didalem?" Ia mencoba memanggil nama yang sedang dicari.
Nihil, tidak ada sautan yang terdengar. Beberapa kali ia coba mengetuk dan memanggil. Pikirnya sudah panik, takut terjadi apa-apa dengan sang adik didalam sana. Tidak ambil pikir lagi, pintu itu ia dobrak dengan tubuhnya. Perlu beberapa kali Taehyung mendobraknya, terlalu keras hingga lengannya terasa sakit. Hingga pikirnya terakhir menendang pintu itu dengan keras.
Brakk..!!
Berhasil. Pintu itu berhasil ia buka. Ia berjalan pelan memasuki ruangan itu, melihat dibagian ranjang yang kosong membuatnya berfikir, adiknya tidak ada disini. Namun, sekali ia mengedarkan pandangannya pada ruangan ini, ia melihatnya. Ia menemukannya. Tergeletak dibawah, menyandar pada tembok dingin tepat di sudut ruangan.
"J-jungkook..??" Ujarnya sambil mendekat pada sosok malang itu. Badannya bergetar saat berhasil mendekati sang adik. Tangisnya pecah melihat kondisi adiknya. Mata tertutup, badannya penuh luka merah bahkan pada pipinya juga terdapat luka merah membentang dan terakhir lubang hidungnya mengeluarkan darah.
"Kookie... Hey.. dekk?? Kamu kenapaa? Ke-kenapa bisa gini.. ayo bangun ka-kakak disinii Jungkook...!!" Taehyung berujar racau dengan mengguncangkan tubuh adiknya. Ia menyeka banyaknya darah yang masih keluar dari hidung Jungkook.
Taehyung terus memanggil-manggil nama Jungkook, menepuk pelan pipinya. Namun tak ada sahutan sama sekali, adiknya sudah tak sadarkan diri. Ia teringat dirinya tak sendiri datang ketempat ini. Saraf otaknya langsung merangsang untuk memanggil sang ayah.
"PAPAAAA....!!!""PAPAA CEPET KESINI hiksss... PAPAAA" teriaknya terdengar lantang. Sangat yakin Namjoon pasti mendengar suaranya.
.
.
."Taehyung ada ap-" suaranya tercekat ketika matanya melihat pemandangan menyakitkan didepannya. Namjoon ikut menyamakan posisi dengan kedua anaknya. Otaknya masih belum bisa mencerna dengan kondisi bungsunya, hingga suara Yoongi menyadarkannya.
"Namjoon.. apa yang kau lakukan, tidak ada waktu untuk berdiam. Cepat bawa Jungkook ke rumah sakit!!"Namjoon mengusap cepat air mata yang sudah membasahi pipinya. Ia mengambil alih tubuh Jungkook dari pelukan Taehyung. Membawanya dalam gendongan dan berjalan cepat ke arah mobilnya. Jimin, Yoongi, Jisoo bahkan Taehyung mengikutinya.
"Om Namjoon lagi panik, biar Jimin aja yang setir mobilnya. Taehyung juga bahaya kalau nyetir. Kalian dibelakang aja jaga Jungkook" tawar Jimin pada kedua ayah dan anak itu. Ia memang ingin menawarkan bantuan pada Namjoon. Namun dilain sisi, ia juga berniat tidak semobil dengan Yoongi dan mamanya.
Namjoon langsung menyodorkan kunci mobilnya pada Jimin "tolong cepat ya Jimin, kasian adik kalau kelamaan" ujar Namjoon yang masih bisa memberikan senyuman.
.
.
.
.
.
.
Mereka berlima dengan panik menunggu didepan ruangan gawat darurat tersebut. Hampir tiga puluh menit namun ruangan tersebut tak usai terbuka. Semuanya dalam pikiran masing-masing, sampai semuanya terbuyar karena suara pintu yang terbuka. Dokter dan beberapa perawat keluar dalam ruangan tersebut dengan mendorong brankar milik Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER ✔️
Fanfiction𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓-𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒔𝒂. 𝑺𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂...