6

7.4K 392 18
                                    

Disinilah Morgan. Berada disebuah cafe kecil yang berisi anak anak nakal dan liar seperti dirinya.

" Wine satu" ujar Morgan

Barista cafe tersebut mengangguk, kemudian meninggalkan Morgan yang asik dengan dunia mayanya. Alias ponsel iPhone nya.
Setelah menunggu, akhirnya bir pesanan Morgan datang. Ia menegak minuman haram itu dengan santai. Seolah tak ada beban yang ia tanggung saat ini

" Woyy, brother!!" Teriakan sapaan itu membuat Morgan menghadap sumber suara. Disana terdapat seorang lelaki yang lebih tua daripada Morgan. Lelaki yang tak kalah tampan dan kece dari Morgan.

" Hmm" balas Morgan cuek. Lelaki itu berdecak sebal. Sifat dingin ketua Aqiras ini tak pernah hilang. Malah semakin menjadi jadi.

" Gimana kabar Lo?" Tanya lelaki jangkung itu dengan duduk di kursi Pantri cafe tersebut.

" Baik"

" Anak anak?"

" Baik. Lo?"

" Gue mah always heltii" jawab lelaki itu dengan bahasa Inggrisnya yang masih sangat fasih.

" Gosah sok make bahasa Inggris" celetuk teman dari lelaki ini yang menyusul lelaki itu, dan  duduk di sebelah Morgan

" Ehk, Gimana kabar Aqiras sama anak anak Mor?" Tanya Xadim a.k.a teman Lelaki tersebut.

" Baik " jawab Morgan datar dan dingin.

" Udah lama banget lo ga kemari Mor. Ngapain emang "

" Neduh doang." Jawab Morgan  masih dengar raut wajah datarnya.

" Ngumpul Sono yuk. Kita main kartu!! YOI GAK NGAB?!" teriak Xadim membuat mereka semua tertawa sekaligus menanggapi ucapan ngelantur Xadim.

Morgan ditarik paksa oleh temen temannya menuju meja mereka berkumpul. Morgan diam saja. Ia bahkan hanya melirik malas teman temannya yang menatapnya dengan menjengkelkan.

" Mau ikut main ngab?" Tanya Tyaga kepada Morgan. Tyaga; cowok yang nyamperin Morgan duluan.

" Main?"

" Kartu. Mau gak?"

" Hmm"

Deheman Morgan membuat mereka mengerti dengan cepat. Xadim mulai dengan mengocok kartu itu dan membagikannya kepada pemain.

Morgan terlihat santai dan menikmati permainan sederhana ini. Tyaga dan yang lain asik tertawa ngik ngok disebabkan oleh candaan absurd anggota anggota TIGERIS yang humor recehan.

Permainan terus berlanjut. Hujan yang kian deras membuat siapa saja lupa akan waktu mereka. Permainan kartu ini berhenti kala Dasteo; leader TIGERIS mendapatkan telfon dari orang tuanya.

" Gue selesai"

" Gue pulang " lanjut Dasteo, kemudian pergi meninggalkan cafe dengan menerobos hujan deras.

Morgan tak melanjutkan permainan nya. Ia melirik jam tangan yang bertengger manis di tangannya. Jam 5 sore. Hujan masih sangat deras. Morgan merasakan seolah-olah ada yang mengganjal di relung hatinya

Tapi apa??

Saat mendapatkan notif dari seseorang, Morgan baru mengingat sesuatu. Sepertinya ia lupa akan seseorang. Morgan dengan buru buru mengambil kunci mobilnya dan keluar cafe dengan cepat.

Yammi

Mor. Bila ada sama Lo kan??
Gue hubungin dia kok gak dibales.
Lo sama dia kan?
Jawab?!!

***

Morgan semakin kelimpungan kala tak melihat Bila di tempat ia meninggalkan gadis itu. Morgan menelusuri jalan kosong ini dengan pelan pelan. Takut karena tidak fokus mencari, ia bisa kehilangan Bila.

Morgan menatap jam yang menunjukkan pukul 5.45 Sore. Sudah 30 menit ia mencari Bila di sekitar sini. Namun tak ada jejak yang bisa membawanya menuju Bila. Morgan bahkan sampai menelvon hp Bila.

" Ay ya ya pak Joni suka jablai"

" Ay ya ya pak Joni suka jablai"

Deringan ponsel bernada menyebalkan itu masuk dalam pendengaran Morgan. Ia melirik dashboard mobil nya dan membukanya. Pikiran nya semakin berkecamuk. Bagaimana ia akan tau keberadaan Nabila jika ponsel gadis itu ada di dashboard mobilnya.

" Bodoh Morgan!!" Batin Morgan memaki dirinya sendiri.

***

See you soon

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang