26

3.9K 255 22
                                    

Berbanding terbalik dengan keadaan Nabila, kini Morgan tengah asik berjalan bersama dengan Icha di samping lelaki itu. Keduanya berjalan dengan diiringi obrolan obrolan kecil antar keduanya.

" Jalan jalan dulu yok" ajak Icha antusias. Morgan menatap gadis itu dengan kerutan di dahinya.

" Lo ga capek emang?"

" Engga "

" Dasar bocah. Yaudah ayok" Morgan mengandeng tangan Icha membawa gadis itu menuju dimana motornya terparkir. Morgan mengambil helm yang biasanya ia gunakan untuk Nabila.

" Pake. Biar kalo Lo jatuh ga langsung mati" ujar Morgan bercanda. Icha menyubit pelan perut Morgan gemas. Mulut lelaki itu sejak dulu sangatlah pedas. Tidak ada manisnya.

Icha menaiki jok belakang motor Morgan. Morgan menstater motornya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi membuat Icha hampir saja terjungkal kebelakang.

" MORGAN BANGSAT!!" pekik gadis itu.

||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•

Nabila baru saja pulang dari rumah sakit. Ia pulang dengan Yammi dan Nafasya yang menemani gadis itu. Sedari tadi Nabila sudah mencoba menghubungi pria itu. Namun hanya suara operator yang menjawab. Yammi bahkan sampai mengumpat berkali kali melihat tingkah menyebalkan Morgan. Nabila hanya diam dengan tatapan yang tak bisa didefinisikan.

Gadis itu sedari pulang dari rumah sakit sampai tiba di rumah hanya diam saja. Mata gadis itu berlinang. Seperti ada yang dicoba untuk tidak lepas. Dan Kedua sahabatnya tahu akan hal itu.

" Bil"

" Nabila " Yammi menepuk pundak gadis itu, membuat Bila menatap ke arah Yammi.

" Ya kenapa?"

" Lo lagi mikirin apa?" Tanya Fasya lembut. Ia prihatin melihat keadaan sahabat nya ini. Dari awal dirawat hingga saat ia pulang, Morgan sama sekali tidak menjenguk gadis itu.

" Gadak kok. Eumm kalian ga pulang?"

" Lo ngusir kita?"

" E-engga kok. B-bila cuma takut kalian nanti kecapean. Kan habis pulang sekolah. " Ujar Nabila merasa tak enak. Yammi dan Fasya melepas tawa yang mereka tahan.

Nabila memang gadis yang sangat polos. Bahkan nada gurauan saja, gadis itu menganggap nya serius. Sangat polos sekali.

" Kita bercanda. Nanti kita balik ke sini lagi. Jaga diri Lo baik baik. Gua bakal telpon Morgan untuk cepet pulang" ujar Fasya. Nabila mengangguk seraya tersenyum. Kedua gadia itu akhirnya pergi meninggalkan Nabila yang termenung. Banyak sekali yang menyerang isi otaknya saat ini. Ia rasa kepala kecilnya akan meledak.

" Bosen banget. Enaknya ngapain ya" Nabila berusaha memperkerjakan otaknya yang sangat lemot.

" Masak aja kali yah. Sambil nunggu Ogan pulang
Siapa tau dia belum makan kan? Ini udah siang juga " gadis itu akhirnya berjalan menuju dapur. Menggunakan celemek motif bunga-bunga nya dan mulai mengambil bahan bahan masakannya di dalam kulkas. Meski kondisinya belum sepenuhnya pulih. Ia masih tetap bersemangat untuk memasak untuk Morgan. Gadis itu mulai memotong motong bawang, cabai, dan sosis untuk memasak nasi goreng.

Simple saja. Makanan ini makanan kesukaan Morgan. Dan ia berpikir untuk memasakkan pria itu makanan kesukaan nya. Bila dengan lihat menggunakan seluruh alat perangnya. Keringat di pelipis nya sama sekali tak mengurangi rasa semangat nya. Mengadu aduk nasi tersebut hingga beberapa menit kemudian masakan gadis itu sudah jadi. Nabila mengambil piring kemudian meletakkan nasi goreng itu diatas piring. Nabila juga tak lupa menyiapkan sosis goreng untuk lalapan Morgan.

||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||•||

Morgan baru saja pulang setelah mengantar Icha ke rumah gadis itu. Selama perjalanan Morgan mengutuk dirinya yang lupa akan suatu hal yang sangat penting baginya. Sungguh, Morgan tak bermaksud untuk mementingkan orang lain daripada gadisnya. Hanya saja dia terlalu asik dengan Dunianya sendiri sehingga melupakan kewajibannya.

Morgan bahkan tidak akan tahu bahwa Nabila sudah pulang dari rumah sakit, kalau bukan Fasya yang memberitahu lelaki itu. Bahkan tadi gadis barbar itu sempat memaki maki Morgan habis habisan. Morgan akhirnya mengajak Icha untuk pulang. Icha sempat menolak untuk pulang karena ia masih belum puas jalan jalan dengan Morgan.

Namun akhirnya gadis itu mengalah setelah Morgan menyogok wanita itu dengan dalih akan mengisi shoppepay gadis itu. Apalagi hal yang disukai wanita wanita selain . . . money??

Morgan sampai di rumah beberapa menit kemudian. Ia turun dari mobil dan melihat pintu rumahnya yang tertutup. Pria itu berjalan masuk kedalam. Saat akan masuk,. Indra penciuman nya mencium aroma masakan yang sangat menggiurkan. Pria itu tahu makanan apa itu. Morgan dengan buru buru memasuki rumah. Meletakkan secara asal tas sekolahnya di sofa. Pria itu memasuki dapur dan mendapati gadis-nya tengah tertidur dengan lengannya sebagai bantalan .

" Bil... Nabila "

" ...."

Morgan menghela nafas. Mungkin gadis itu terlalu lelah memasak dan menunggu dirinya pulang hingga tertidur seperti itu. Morgan berinisiatif mengangkat dan memindahkan Nabila ke kamar gadis itu. Kekasihnya itu perlu istirahat yang cukup. Apalagi gadis itu baru pulang dari rumah sakit. Pasti tenaga cukup terkuras tadi.

Saat Morgan akan mengangkat Nabila, tubuh gadis itu menggeliat, ia belum sepenuhnya terbangun. Matanya merem melek, berusaha untuk mengumpulkan kesadaran nya. Disaat pengelihatan nya sudah jelas...

" Astagfirullah.. Kamu ngagetin tau gak?" Nabila mengusap usap dadanya guna menghentikan debaran jantung nya.

" Ke kamar"

" Ga dulu deh. Bila laper. Mau makan. Ogan udah makan ya?" Tanya Nabila.

Morgan bingung akan menjawab apa. Tadi saat jalan jalan dengan Icha, pria itu sudah makan mie ayam bersama. Melihat tatapan sendu nabila membuat Morgan tak tega. Namun wajahnya tetap tak berekspresi

" O-yaudah deh. Bila makan sendiri aja. Gapapa. Ogan ganti baju aja. Nanti Bila yang cuciin" ujar gadis itu tersenyum. Morgan menatap Nabila yang tersenyum padanya. Bagaimana gadis itu bisa tersenyum sedangkan mata gadis itu saja sudah berkaca-kaca.

" Jangan nyuci. Biarin aja. Kamu istirahat aja " jawab Morgan.

" Ok. Sana keatas. Ganti baju. "

Morgan mengangguk. Namun saat kakinya menapak di anak tangga pertama suara Nabila menghentikan langkahnya nya.

" Kalau jalan sama cewe lain bilang bilang ya. Biar Nabila gak khawatir kalo Ogan kenapa napa. " Morgan diam. Matanya membulat. Darimana gadis itu tau kedoknya. .

" Bila makan diatas aja"

Setelahnya Morgan hanya diam kala Nabila melawati dirinya begitu saja. Pikiran nya blank. Dia masih bingung. Mengapa Nabila tau dirinya habis keluar bersama dengan Icha.

" Arghh sial. "

Morgan kemudian berlari keatas mengejar Nabila.

***

T

B

C

---

See j next chapter..

Jangan lupa vote dan Coment

Follow akun aku juga ... P

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang