40

3.6K 168 15
                                    

Prima dan Bimo tiba terlebih dahulu di tempat Nabila disekap. Keduanya memperhatikan gedung usang besar nan menyeramkan itu.

" Kurang kerjaan amat yang nyulik, bawanya kemari. Lebih elit dikit kek. Hotel gitu. Yang bintang lima" celetuk Prima ngawur. Bimo menggeplak kepala lelaki itu kuat.

" Penculik mana yang nyekap orang bawanya ke hotel bintang lima?!" Sarkas Bimo. Ia heran mengapa prima ini otaknya cuma 1 GB kapasitas nya.

" Siapa tau yang nyulik kaya. Kan ga masalah." Jawab Prima lagi.

Bimo memilih tak menanggapi ocehan prima. Keduanya kembali memantau gedung yang sangat besar itu. Dari luar tak kelihatan adanya tanda tanda kehidupan. Sepi dan senyap sekali disekelilingnya. Penjagaan pun tak ada. Awalnya mereka berpikir, mereka salah gedung. Tapi sepertinya tidak. Tommy itu bukan orang sembarangan. Lacakannya tidak pernah salah.

" Tuh tuh liat " heboh prima seraya berbisik

Mereka bisa melihat seseorang berbaju hitam dengan masker hitam dan juga topi yang menutupi identitas orang tersebut.
Keduanya melihat orang itu seperti mengawasi sekitarnya.. Kemudian orang tersebut kembali masuk saat sebuah mobil jeef hitam memasuki kawasan bangunan tua itu. Bimo mengamati mobil itu dan mencatat plat mobilnya.

Beberapa menit kemudian, dari arah yang berlawanan dari mereka, keduanya bisa melihat mobil Morgan yang ikut masuk ke dalam bangunan itu.

Morgan terlihat turun dari mobil dan mengangkat tangannya pertanda untuk jangan masuk dulu sebelum ada instruksi dari dirinya.

Morgan masuk ke dalam bangunan itu. Sangat usang dan berdebu. Bernafas saja rasanya sangat sesak di dalam sini. Ia mengecek kesekitarnya. Bangunan ini ada 3 lantai. Morgan tak tahu dimana mereka menyembunyikan Nabila. Morgan mulai menelusuri dari lantai 1.  Tanda tanda kehidupan tak terlihat di lantai tersebut. Hanya ada beberapa barang tak terpakai dan juga beberapa ruangan yang sangat gelap.

Lelaki itu mulai menaiki tangga menuju lantai 2. Disana ia bisa melihat sebuah cahaya kecil dari sebuah ruangan. Sesuai instingnya. Ia berjalan perlahan menuju ruangan itu. Dan benar saja. Ia bisa melihat Nabila yang tengah menangis dengan mulut yang tertutup lakban. Ia dengan cepat mendekati Nabila. Namun baru akan membuka ikatan gadis itu, sebuah suntikan tepat mengenai leher belakang Morgan, membuat lelaki itu jatuh lemas. Ia masih berusah mengontrol kesadaran nya. Yang pada akhirnya ia tak sanggup lagi. Ia sayup sayup mendengar sesuatu sebelum kegelapan menghampiri dirinya.

" Malang sekali nasib mu, Ponakanku "

***

Morgan tersadar setelah seember air mengguyur dirinya. Dengan keadaan setengah sadar dan terikat, Morgan berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia berkali kali menggelengkan kepalanya yang serasa berdenyut kencang. Sangat sakit.

Ia melirik ke sebelah nya. Ada gadisnya. Ia cukup lega melihat Nabila masih dalam keadaan selamat. Ia menatap sekeliling nya. Ada 2-3 orang berjaga disekitar mereka berdua. Ia kemudian kembali memutar memori sebelum dirinya pingsan. Morgan berdecih setelah mengingat bahwa om nya lah dibalik penculikan Nabila saat ini.

Ternyat pria tua itu masih mengincarnya. Ia pikir setelah kejadian 7 tahun silam, pria itu enggan mencari gara gara dengannya. Tapi, ia terlalu meremehkan pria itu. Ternyata sifat pendendam yang dimiliki Bryan bersumber dari sang Ayah.

*Masih ingat Bryan?

Ia kemudian mendekat ke arah Nabila

" Ada yang sakit?" Tanya Morgan.

Nabila hanya bisa menggelengkan kepala sembari terisak. Mulutnya masih di lakban. Ia sebenarnya sangat mengkhawatirkannya Morgan. Pria itu selalu ada kala dirinya diculik. Ia masih ingat kejadian bulan lalu saat dirinya disekap oleh orang bernama 'Bryan' ,dan lagi lagi Morgan lah penyelamatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang