30

4.3K 204 2
                                    

Morgan dengan terburu-buru meninggalkan rumah dari manusia tengil itu. Dirinya tak langsung menuju dimana penyekapan kekasihnya terjadi. Ia masih harus menyusun rencana dengan teman temannya. Ia tidak bisa menunggu hingga pukul 5 sore. Itu terlalu lama baginya. Ia memacu sepeda motornya dengan cepat. Namun ditengah perjalanan ia menepi sebentar. Ia mengambil ponselnya dan menhubungi Tommy agar mengajak semuanya berkumpul d basecamp mereka. 

Setelah mendapat jawaban 'iya' dari Tommy, Morgan kembali menjalankan motornya dengan terus menerus menambah kecepatannya. Umpatan dan makian dari pengendara lain seolah lantunana lagu bagi Morgan. 

Sesampainya di basecamp mereka, sudah banyak orang berkumpul disana. Bukannya hanya geng di sekolah nya saja, yang dari luar sekolah juga banyak. Ia sangat membutuhkan mereka semua saat ini. 

" Lo pada tau kenapa gua suruh lo semua buat kumpul disini?" 

" Teuing Gan. Ngapain emang?" 

" Cewe gua disekap. Gua udah tau dimana lokasi penyekapannya.."

" Nah udah, gaskeun lah.. Ngapain lama lama " celetuk Prima dengan excitednya

Morgan menatap Prima datar "Gua gabisa ambil tindakan gitu aja. Kita gatau siapa aja yang ada di gedung itu. Dan juga kalo kita gegabah, cewe gua yang bakal kena imbasnya." Ujar Morgan. 

Prima dan lainnya mengangguk paham "Jadi yang mau lo lakuin sekarang apa? Kalo lo gerak sekarang dia pasti tahu. Dan bakal nyelakain Nabila. Dia kan udah neringatin lo buat datang di jam 5 sore. Apa kita tunggu in aja ?"

" Gua gabisa biarin Nabila lama lama sama bajingan itu" 

" Ya terus gimana? Lo ada rencana ga?"

" Ada..Tapi gua harus ngorbanin diri"

" Maksud lo?!"

" Denger gua. Jadi gini...."

 Berlanjutlah cerita Morgan pasal rencana yang akan ia ambil. Bahkan dirinya sendiri tak yakin ini akan berhasil atau tidak. Terlebih lagi dirinya tidak boleh melibatkan polisi. Yang ada urusannya akan semakin panjang dan riweuh. 

Perbedaaan pendapat dari tiap anggota terdengar bising di basecamp tersebut. Karena sebagian orang tak menyetujui rencana Morgan dan yang lainnya setuju saja. Tidak ada cara lain lagi. Terlebih lagi Morgan sang ketua yang keras kepala sangat ngebet menyelamatkan kekasihnya itu. Setelah akhirnya semua setuju Morgan tersenyum puas. 

" Tapi bagi siapapun yang gabisa bantuin gue, boleh pergi. Bukan berarti gua marah sama kalian. Tapi gua tau diantara kalian ada yang emang gabisa bolos sekolah tapi malah maksain." Ujar Morgan menatap salah satu anggotanya yang bergelagat aneh sedari tadi. 

" Chiko. Balik ke sekolah!"

" Lhoo kok gitu Gan? Gua juga mau ikut bantu lo lah. Yakali gua enak enakan di sekolah lo pada bertarung diluaran sana." cerocos Chiko; salah satu teman geng nya Morgan.

Morgan tersenyum tipis melihat kuatnya tali pertemanan yang dipegang oleh Chiko. Dirinya mendekati cowo itu dan merangkulnya ala cowo. 

" Gua tau lo ada latihan buat KSN hari ini kan?"

" k-kok.."

" Gua tau Ko.. Lo gaboleh ninggalin hal sepenting itu, buat hal hal kayak gini. Pendidikan lo nomor 1 Ko. Disini juga masih banyak yang lain yang bisa bantuin gue. Lo tenang aja. Kita bakal baik baik aja ."

Chiko menghela nafas. Ya. Dirinya memang tadi sedang latihan untuk KSN Biologi yang akan ia ikuti dua hari lagi. Ia juga tidak bisa meninggalkan latihannya itu tadi, tapi karena pertemanannya sangat kuat, ia lebih memilih berkumpul dan bolo dengan temannya. Tidak peduli guru pembimbingnya marah marah. 

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang