24

4K 197 11
                                    

Flashback on

Disebuah pekarangan rumah yang cukup luas terdapat beberapa anggota sebuah keluarga tengah asik bermain. Sang ibu yang tengah memanggang sosis hanya tersenyum simpul melihat interaksi anak dan suaminya. Sang ibu kemudian memanggil anak sulungnya untuk mendekat. Sang anak yang masih menginjak usia 7 tahun itu turun dari pangkuan sang Ayah dan berlari kecil ke arah sang ibu. Sang ibu mengangkat anaknya ke dalam gendongannya.

" Abang mau ini gak?" Tanya sang ibu menggoda anaknya itu. Ia sangat tau sang anak sulung nya ini sangat menyukai sosis dan juga nuggets. Sang anak yang ditanya bertepuk tangan excited sambil mengangguk. Paruh baya itu tertawa kecil.

" Mau ma, Abang mau'nna sosis." Jawab anak lelaki itu. Sang ibu mengangguk sembari mengusap kepala anaknya.

" Ini ada yang udah Mateng, mau gak?" Sang ibu mengambil sepotong sosis yang sudah matang dan menyodorkan nya dihadapan anak sulungnya. Anak itu berteriak heboh. Ia bertepuk tangan dengan bibir yang tak berhenti tersenyum.

Anak itu menoleh ke arah adik dan ayahnya yang masih bermain. Ia berlari ke arah mereka sedangkan sang ibu hanya memandang sang anak dari jauh. Ia kembali melanjutkan kegiatan memanggangnya. Sedangkan sang anak yang sudah ada dihadapan sang adik dan ayah menarik kecil tangan adik kecilnya itu. Sang ayah melepaskan si bungsu ditarik oleh si sulung.

" Kamu nna mau ini ndak?" Tanya Si sulung kepada sang adik.

Si bungsu mengangguk kecil. Ia tak tahu nama makanan yang disodorkan oleh abangnya itu. Dia hanya mengangguk percaya saja.
Sang Abang mencubit sedikit sosis itu, meniupnya dan menyuapi adiknya yang hanya diam. Respon pertama yang diberikan sang adik adalah senyuman yang sangat manis dengan sedikit lesung pipit di pipi nya yang gembul.

" Nak?"

" Mnggjdkydkydmydkyiyd" sang adik hanya merespon dengan ocehan ocehan yang tak ia mengerti. Sang ayah yang melihat interaksi kedua anaknya tersenyum haru. Anak bungsunya memang sangat menghormati seorang wanita. Karena memang sejak dini ia sudah dilatih untuk tidak menyakiti siapapun terlebih-lebih perempuan. Seseorang yang sangat lemah lembut dan pahlawan tanpa jasa bagi si sulung.

Sang ibu datang dengan nampan berisikan 4 gelas jus orange dan ditangan satu lagi tersaji senampan sosis panggang dan juga beef.

" Makanan datang!!!" Seru sang ibu membuat suami dan kedua anaknya tertawa heboh. Keluarga yang cukup bahagia, harmonis, penuh suka cita dan rasa kepedulian tinggi sangat melekat dalam keluarga kecil ini.

" Abang mau' nna ntuh ma" tunjuk si anak sulung ke arah Sosis. Si kecil bungsu yang tak tahu apa yang ditunjuk oleh sang kakak hanya ikut ikutan saja. Ia ikut mengangkat tangannya dan jari mungilnya menunjuk ke arah dimana kakaknya juga menunjukkan makanan yang sama.

" Cici juga mau sayang?" Tanya sang ibu yang dibalas anggukan singkat dari sang anak bungsunya.

Sang ayah hanya diam dan terus menyunggingkan senyum lebarnya " Anak papa ikut-ikutan ya sayang? Hmm ..." Goda sang ayah, kemudian paruh baya itu menggelitik perut si bungsu. Si bungsu hanya tertawa menampakkan gigi kecil nya yang belum tumbuh. Sang kakak ikut tertawa melihat tingkah adikknya.

Hingga dimana, tiba tiba suasana berubah dalam sekejap. Sang ayah mengangkat anak sulungnya ke gendongannya. Memperhatikan anaknya yang masih cukup kecil itu dengan tatapan tak terbaca.

" Kamu anak kuat kan?"

" Yes"

" Kamu  harus jadi Ironman yah buat dedek? Tutur sang ayah tiba tiba. Sang anak yang tak mengerti apapun hanya mengangguk kecil sembari memakan sosis yang ada di tangannya.

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang