29

3.8K 223 10
                                    

Suara Morgan yang menggelegar membuat atensi mata tertuju pada lelaki jangkung yang diselimuti amarah itu. Bahkan Icha yang tadi ingin masuk menemui Morgan terkejut mendengar suara teriakan lelaki itu. Ia bergegas mendatangi Morgan yang berapi-api. Bahkan sahabat lelaki itu tak ada yang berani mendekat. Mereka juga bahkan tak tahu penyebab lelaki itu marah besar.

" Hey,, lo kenapa" tanya Icha setelah gadis itu berada di samping Morgan. Morgan menoleh ke arah Icha. Ia menunjukkan ponselnya ke gadis itu membuat Icha bingung. Dengan terpaksa ia mengambil ponsel lelaki itu dan melihat apa yang menjadi pusat amarah Morgan. 

Sial. Sekarang dirinya tahu penyebab besar amarah lelaki ini. Ia mengoper ponsel itu ke arah Bimo dan yang lainnya. Setelah semuanya membaca pesan itu, Bimo berdecak marah. Ia bahkan menggumamkan makian-makian pedas untuk pengirim pesan sekaligus orang yang menculik kekasih sahabatnya. 

" Sial. Gimana bisa dia nyulik si Nabila?" tanya Prima sebal

" Tadi dia ga berangkat sama lo, gan. Otomatis dia diculik saat masih dijalan atau disekolah. Apalagikan sekolah sepi-sepiny tuh. Kita kudu nanya pak Satpam."

" Bener tuh. Kita tanya aja , Buru!!" ujar Bimo mendesak. Sedangkan Morgan, ia hanya diam. Pikirannya mendadak tak bekerja dengan sempurna. Entah kemana perginya pikiran jernihnya saat seperti ini.  Tepukan di bahu cowo itu membuatnya tersadar dan segera berlari entah kemana. Tommy yang melihatnya ikut mengejar Morgan. Ia bisa melihat arah berlari lelaki itu ke pos satpam.

" Pak..Pak. "

" Naon den?"

" Siswa pertama yang masuk sekolah tadi siapa?"

" Loh saya mana tau den. Banyak siswa siswi bermasukan tadi pagi"

" Arghh inget dulu pak. Siapa tau ada satu siswi yang masuk sekolah pagi pagi" ujar Morgan tak sabaran 

Pak Satpam mencoba memutar ingatannya. Matanya melebar kala mengigat sesuatu

" Say tau den. Tadi teh yang pertama masuk sekolah neng Nabila den."

" Sial!" Maki Morgan membuat Pak Satpam terkejut.

" M-marah sama saya den?"

" Ga"

Setelahnya Morgan berlari menuju Parkiran. Cowo itu mengambil motornya dan pergi meninggalkan sekolah dengan sekali tancap gas. Yang lainnya hanya memandang diam ke arah Morgan yang sudah menghilang entah kemana. 

" nyusul ga nih?" Tanya Prima cengok. Bahkan cowo itu dengan watadosnya melihat ke arah teman temannya. Bimo yang mendengar ucapan sahabat setengah warasnya itu menggeram dalam hati. Entah mengapa begok sahabatnya muncul disaat yang ga tepat. 

" Susul lah ogeb. Ntar jatoh dijalankan berabe" ujar Bimo kesal. Tommy hanya memutar bola matanya malas. Ia bergegas berlari ke arah kelas dan mengambil tasnya. Ia menghampiri motornya dan pergi meninggalkan sekolah. 

Bimo dan Prima yang awalnya diam membegok juga ikut berlari menuju kelas dan menuju motor masing masing dan berlalu meninggalkan sekolah. 

***

Morgan mengendarai motornya entah kemana. Ia tak tahu juga arah tujuannya kemana. Namun satu orang yang bisa membantunya disaat saat seperti ini. Ia memacu sepeda motorny dengan kecepatan tinggi. Bahkan umpatan umpatan dari para pengendara motor lain selalu memasuki indra pendengarannya. Namun ia tak peduli dan menganggap bahwa jalanan hanya milik dirinya saat ini. 

Sesampainya di tempat tujuannya, ia masuk dengan tergesa gesa. Bahkan helm saja tidak dilepasnya. Ia mengedarkan pandangan mengelilingi ruangan yang terkesan sepi ini. 

" BANG ARNOLD!! BANG!!" 

" Apaan sih anjir. Lagi berak nih" ujar seseorang yang suaranya terdengar dari bilik toilet. Morgan dengan cepat mendekati kamar mandi. Ia menjauh sedikit kala hidungnya tak sengaja menangkap aroma tak menggenakkan dari dalam sana. 

" Bau banget bangsat. Lo berak atau lagi ngobrak abrik sepsiteng?" 

" Berak anjing. Ngapain sih anjing. Ganggu aja anjing"

" Gue butuh bantuan bang. Keluar dulu, Buru!" desak Morgan tak sabaran. Bahkan pintu toilet itu sedari tadi di gedor gedor olehnya membuat seseorang yang berada didalam sana berdecak sebal. 

 Beberapa saat kemudian, seseorang muncul dari dalam. Morgan dengan cepat menariknya menuju kamar cowo yang habis pup tadi. Heheh:v

" Gosah narik narik ngapa anjing?!" decak Arnold.

" Gua buru buru bang. Gue butuh lo buat lacak nomor seseorang."

" Oh itu mah gampang. Santai aja ngapa. Ngopi dulu ngopi"ujar Arnold satai. Morgan berdecak. Ia menarik kaos kutang yang dipakai Arnold membuat cowo itu memandang Morgan datar. 

" Gabisa bang. Gue butuhnya cepat. Tuh orang sekap cewe gua"

" SI NIBALA?! ANJIRR OTTOKE JADINYA?" 

" Nabila bangsat. "

" O-oh iya, Si boncel. Udah buru cepat mana nomornya. Enak aja tuh orang main sekap sekap anak orang. Si boncel pula yang di sekap. Entah apa untungnya. Enak engga, repot iye " cerocos Arnold. Morgan menghela nafas lelah. Berhadapan dengan Arnold memang membutuhkan tenaga ekstra. 

" Nih" Arnold mengambil cepat handphone Morgan dan berjalan menuju ruangan tempat ia biasanya meretas dan melacak nomor seseorang. 

Arnold mulai mengotak atik sesuatu di laptopnya. Entah apa yang dilakukan cowo itu, kita sebagai warga warga setengah o'on ini diam saja. Gosah bising dan banyak cincong!
Lama bergulat dengan berbagai jenis angka dan nomor akhirnya Arnold berhasil melacak nomor itu.

" Dapat nih. Ga jauh dari sini. Udah buru gece anjing. Malah bengong"

" A-ahh iya bang. Thanks "

" Yo"

***

Tbc

ANNYEONGHASEYO YEOROBUN-!!!

Apa kabar nih ? Baik ga? Sehat ga? 

Ohh sehat yaa.. Bagus deh.

Jaga kesehatan terus yah friend's. Jangan mau banyak pikiran. Walaupun lagi bokek tetap have fun ajjah:v Nikmatin hidup kalian. Jangan mau terjebak di pikiran yang kalut. Apalagi yang bisa bikin kalian down di situasi pandemi gini. 

BTW Jangan lupa vote nya yah  >>>

Dan juga coment nya:v,, xixixi

Rencananya aku juga bakal lama terus update. Karena aku sendiri juga ngerasa buntu sama ceritanya. Maklum penulis tak berpengalaman. Masih amatir. Maaf keun teman-teman. 

Btw thanks for your appreciation for me coz you have been patiently waiting for this story. Thanks u very much gais. Love u all 💜💜

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang