7

7.4K 386 14
                                    

Mata indah itu masih senantiasa tertutup rapat. Bibirnya yang pucat dan kering tak mengurangi kadar kecantikan gadis itu.
Bila yang mulai membuka matanya secara perlahan, membuat seseorang yang sedari tadi asik memperhatikan wajah manis Bila seketika tersadar.

" Udah sadar?" Tanya Seseorang tersebut kala bila membuka sepenuhnya matanya. Bola mata itu mengelilingi setiap sudut ruangan ini seolah bertanya dimana ia sekarang.

" H-hauss" lirih Bila. Tenggorokan nya kering kerontang.

" Sebentar"

Seseorang itu bergegas keluar kamar dan tak lama kemudian ia datang dengan segelas air putih di tangannya. Seseorang tersebut memberikan gelas nya kepada Bila..

Terlebih dulu ia membantu Bila untuk bersandar di kepala ranjang.
Bila kemudian meneguk habis air tersebut. Seseorang itu hanya bisa menatap Bila Lamat.

" Kau- siapa?" Tanya Bila takut takut.

" Tenang saja. Aku Arlion. Aku tak sengaja menemukan tertidur di bawah pohon di Jalan Tembakau" jelas lelaki itu.

"  Heumm terimakasih banyak sudah menolongku. Kalau boleh tau kau masih sekolah?"

" Iya. Saya kelas 1 SMA. Di pramudyaga. " Tutur Arlion yang diangguki oleh Bila. Bila tau letak sekolah itu.

" Nama saya Nabila. Panggil saja Bila. Saya satu tingkat diatas kamu. SMA Pramuniaga" balas Bila memperkenalkan dirinya.

Arlion mengangguk patuh. Ia kembali mengambil gelas yang ada di tangan Bila dan meletakkan nya di nakas kayu yang tampak agak tua

" Maaf teh. Rumahnya jelek" ujar Arlion cengengesan.

Bila menggeleng kuat. " Tak apa. Terimakasih sudah mau menampung dan menjagaku selama aku pingsan" ujar Bila.

Arlion mengangguk " Teteh tinggal dimana?" Tanya Arlion

Bila teringat sesuatu. Air matanya kembali jatuh. Bayangan bagaimana Morgan meninggalkan nya di tengah jalan. Dan dengan tegak melukai fisik sekaligus hatinya saat itu.

Ahh .. Ia melupakan sesuatu. Ia belom mengabari Morgan tentang keberadaan dirinya.

Tapi tunggu-!!

Apa Morgan mencarinya? Apa Morgan mengkhawatirkan dirinya? Haruskah ia memberitahu Morgan ? Akankah lelaki itu peduli padanya?

Pikiran Bila berkecamuk. Bagikan benang yang saling terlilit, begitulah kondisi pikiran Bila yang berkecamuk.

" Bisa aku meminjam ponsel mu?" Tanya Bila tak enak. Ia takut akan merepotkan pemuda ini.

Arlion mengangguk, ia mengeluarkan ponsel yang tampak sudah sangat rusak. Layar yang pecah, dan model lama mungkin.

" Maaf teh. Hp yang ada cuman itu. Ada pulsanya kok. Kalau internet saya belum ada teh" ucap Arlion cengengesan kala melihat Bila meneliti ponsel nya lamat-lamat.

" Tidak masalah. Ini saja sudah sangat bersyukur bisa aku gunakan. Nanti aku akan ganti pulsa mu yah?" Balas Bila

Arlion menggeleng " Tidak usah teh, saya ikhlas" jawab Arlion tersenyum.

Bila mangut mangut sambil tersenyum. Detik kemudian, senyumnya kembali luntur. Apakah keputusan nya sudah benar? Haruskah ia menghubungi pria tempramen itu?
Bila ragu. Hati dan pikirannya tidak sejalan untuk saat ini. Seolah keduanya tolak menolak untuk mengalah.

Dan yah. Bila memutuskan untuk menghubungi Morgan.

Tut ..

Tut...

My Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang