Selama perjalanan menuju suatu tempat yang aku sendiri tidak tahu akan diajak kemana-- kami berdua banyak sekali berbincang. Aku baru tahu kalau lelaki yang saat ini sedang fokus dengan kemudinya ternyata bisa melontarkan lelucon yang membuat diriku tertawa girang. Apakah ini sifat aslinya? Atau dia hanya sedang ber-mood bagus saja?Dia juga terus menggenggam tanganku dengan sebelah tangannya. Akupun tak henti-hentinya mengulum senyum saat mendapati perlakuan kecil yang manis seperti ini.
Aku tak banyak bertanya perihal ajakannya yang aku tidak tahu akan dibawa kemana. Aku hanya mengikuti saja.
Dengan mobil yang sama dengan yang aku lihat saat dia mengantarkan ku pulang dari pesta pernikahan kak Hoseok tempo hari, mobil ini melaju membelah jalanan kota.
Netraku menikmati segala pemandangan diluar jendela kaca mobil. Puluhan gedung pencakar langit menjulang tinggi di atas bumi yang kami lewati membuatku kembali mengingat memori kecil yang dulunya sempat menjadi topik obrolan antara aku dan mendiang ibuku.
Saat itu, saat aku masih sekolah menengah pertama-- aku sempat berkata pada ibuku bahwa aku ingin sekali bekerja kantoran. Duduk diruangan yang ber-AC dengan segala tumpukan kertas file dokumen penting di atas meja kantor, serta komputer yang menyala, lalu deringan telfon yang berbunyi dan aku mengangkatnya, dan tak lupa berpakaian rapih ala khas kantoran. Sungguh, saat itu membayangkannya saja membuatku merasa bahagia.
Tapi faktanya sekarang aku hanya bekerja sebagai penjaga toko bunga. Meskipun begitu, aku tetap mensyukurinya-- walau bagaimanapun mencari pekerjaan itu ternyata sangat susah. Dan semoga setelah lulus kuliah nanti, aku bisa mewujudkan pekerjaan yang selama ini aku impikan.
"Apa kau mengantuk?" Kak Yoongi bersuara ketika aku menguap dengan puas.
"Tidak, kak." Bohong ku padanya. Jujur saja, aku memang mengantuk terlebih dia menyalakan salah satu lagu yang menurutku alunan musiknya cocok sekali untuk penghantar tidur. Tetapi aku tidak ingin meninggalkannya sendirian dengan aku tertidur, aku tetap ingin menemaninya walapun mataku rasanya benar-benar sulit untuk terjaga.
Entah keberapa puluh kali aku menguap-- rupanya pagar yang aku taman diantara kelopak mata atas dan bawah runtuh seketika, aku mulai memejamkan mata hingga hanya ada cahaya hitam yang kulihat selanjutnya.
***
Beberapa jam kemudian, aku terbangun karena suara klakson mobil yang begitu keras menyulup pada rongga pendengaranku. Aku benar-benar terlonjak kaget saat mendapati suara klakson tersebut. Rupanya mobil yang di kemudikan oleh kak Yoongi hampir saja menabrak mobil yang berada di depannya.
Aku benar-benar panik kala mengetahui apa yang terjadi, Kak Yoongi kelelahan dan mengantuk-- sebab itulah dia sedikit oleng dalam berkemudi. Meskipun dia mengatakan 'tidak perlu khawatir dan dia hanya sedikit mengantuk' tetap saja aku merasa khawatir akan terjadi sesuatu yang lebih bahaya dari ini.
Aku terus membujuknya untuk beristirahat sebentar di pinggiran jalan. Awalnya dia tidak mau tetapi aku terus merengek sekaligus berbohong kalau aku lapar dan ingin makan-- upaya itu aku lakukan agar dia bisa beristirahat sebentar.
kak Yoongi memberhentikan mobilnya disebuah minimarket pinggir jalan. Dia menyuruhku untuk tetap tinggal di dalam mobil sedangkan dia pergi ke dalam minimarket tersebut untuk membeli cemilan yang bisa kami makan nanti.
Setelah beberapa menit aku menunggu didalam mobil, lelaki berkulit putih susu itu dengan khas berjalan sembari menenteng satu kantung plastik besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love & Last Love (MYG) ✅
RomanceCOMPLETED {FIRST STORY FANFIC, JADI MOHON UNTUK DIMAKLUMI KALAU MASIH BERANTAKAN SEKALI ALUR DAN LAINNYA} ©️Min_iren