Chapter 4 🍓

519 207 903
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pukul delapan malam.
Aku merebahkan tubuh di atas ranjang yang ukurannya tak terlalu besar-- mata ku terpejam tapi tidak tidur. Rasa lelah menyelimuti tubuhku karena hampir seharian kaki ku mengayuh sepeda untuk mengantarkan beberapa pesanan bunga kepada para pelanggan-- aku meminjit area kaki lebih tepatnya bagian betis.

Sebetulnya aku bekerja di bagian kasir dan juga jika ada waktu luang Nyonya Kim memperbolehkan ku untuk menyirami dan merawat tanaman serta bunga-bunga yang berada di toko. Tapi hari ini dan juga besok, pekerja kurir yang biasa mengantarkan pesanan bunga berhalangan hadir, karena ada beberapa urusan yang tak bisa ditinggalkan katanya.

Lantas, aku berinisiatif untuk mengantarkan pesanan tersebut. Aku sangat payah, karena tidak bisa menggunakan sepeda motor-- jadi aku harus menggunakan sepeda manual yang harus ku ayuh untuk sampai ke rumah pelanggan yang memesan bunga.

Hari ini, setelah selesai mengantarkan semua pesanan kepada pelanggan, aku banyak sekali berbincang dengan nyonya Kim. Mulai dari topik perbincangan yang serius sampai pada topik yang tidak jelas. Kami saling melempar tawaan ketika topik pembicaraan itu mengundang rasa geli untuk di dengar.

Dan saat ini, di waktu ini, dan di tempat ini. Rasanya aku merasakan kesepian-- aku sendirian di dalam ruangan yang ukurannya tidak cukup besar dan juga tidak terlalu kecil.

Aku merindukan ibuku.

Rasanya sudah begitu lama aku tak berkunjung ke makam mereka-- ayah, ibu, juga adikku. Aku berjanji, jika ada waktu luang-- aku akan pergi ke Daegu untuk menyinggahi tempat peristirahatan mereka.

***

Hari ini aku tidak ada jadwal untuk mengantarkan pesanan bunga kepada pelanggan, aku menyelesaikan pesanan yang harus diantarkan hari ini, sengaja aku mengantarkannya, kemarin.

Pikir ku, karena memang alamat pelanggan tidak terlalu berjauhan dan juga ada beberapa yang satu arah-- jadi aku antarkan saja sekaligus agar hari ini diriku bisa stay di toko.

Nyonya Kim baru saja datang ke toko, rumah keluarga Kim memang tidak menyatu dengan toko ini-- mungkin berada beberapa kilometer dari toko, maka dari itu terkadang nyonya Kim sering datang agak siang karena harus berbenah rumah terlebih dahulu sebelum datang ke toko.

Dia membawa beberapa kantung paper bag. Katanya ada satu kantung paper bag yang berisikan makanan untuk anaknya, Kim Seokjin. Lantas, aku mengira kalau nyonya Kim memang ingin berkunjung ke flatnya kak Seokjin. Namun, dia malah menyuruhku untuk mengantarkan makanan tersebut ke tempat kerjanya. Sebab, nyonya Kim tahu kalau kak Seokjin hari ini bekerja malam.

Aku sih tidak keberatan sama sekali disuruh mengantarkan makanan ke tempat kak Seokjin bekerja karena kemungkinan besar nanti akan bertemu dengan kak Yoongi lagi disana-- apalagi nyonya Kim juga menyisakan makanan tersebut untuk diriku.

First Love & Last Love (MYG) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang