Chapter 2 🍓

681 239 1.2K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sesuai alamat yang di kirim lewat ponsel oleh kak Seokjin tadi, akhirnya aku sampai pada sebuah cafe yang cukup besar. Cafe yang di dominasi konsep yang modern, terdapat dua tempat berbeda dalam satu gedung-- yaitu bagian outdoor dan indoor. Bagi pengunjung atau pelanggan bisa memilih tempat sesuai dengan selesa mereka-- lebih nyaman di outdoor atau di indoor. Keduanya memiliki nuansa yang berbeda dalam satu konsep tapi tetap terasa nyaman.

Aku memilih tempat duduk yang terbuka (outdoor) selain ingin melihat pemandangan taman kecil yang banyak sekali tanaman serta bunga-bunga yang indah, aku juga menghirup udara alami.

Hawa panas yang sempat tertahan di kampus tadi membuatku memilih menu minuman ice coffe late dengan di hiasi whipe cream yang sengaja aku minta alias request'an ku sendiri pada seorang waiter (pelayan cafe).

Kak Seokjin bilang-- dia akan selesai pekerjaannya sekitar satu jam lagi saat aku mencoba menelponnya tadi siang yang kebetulan dia sedang break dan saat itu aku berada di bus. Namun, sampai saat ini batang hidungnya belum juga terlihat dari pandanganku bahkan sekarang minuman yang sedari tadi ku pesan isinya tinggal setengah gelas.

"Mana sih, Kak Seokjin? Jangan bilang dia salah kirim alamat cafe." gerutuku mengetuk-ngetuk meja sambil menyeruput ice coffe latte yang isinya sudah mau habis.

Aku memang sengaja hanya memesan minuman, aku berniat meminta traktiran makan di cafe ini. Aku sedang menghemat biaya pengeluranku dengan cara licik seperti ini pada kak Seokjin tampan ku ini. Sikap licik ku padanya itu masih dalam artian yang baik kok. Dia berkata kalau aku harus berhemat dan kalau ada perlu, jangan sungkan untuk meminta dan mengatakan pada dirinya.

Sungguh. Dia benar-benar baik padaku. Aku penasaran, apakah aku adik kandungnya dikehidupan kami sebelumnya?

Ditengah lamunanku tiba-tiba datang seorang yang aku nantikan sejak beberapa jam yang lalu. Dia mengahampiri kemudian duduk di depanku-- masih menggunakan seragam kerja di cafe ini. Syukurlah tenyata dia tidak salah kirim alamat.

"Sudah menunggu lama?" tanyanya sembari mengambil minumanku dan langsung menghabiskan isinya.

"Yak! Kenapa kau menghabiskan ice coffe ku." rengek ku yang menatap sedih gelas kaca yang sudah tidak berisi lagi.

Aku mendengus sedikit kesal. Dia hanya tertawa pelan.

"Aku sudah satu abad menunggu mu disini, kak Seokjin ku yang tampan!" ucapku penuh penekanan menyindir.

"Berlebihan sekali dirimu, cantik." Balasnya dengan sedikit elusan pada pucuk kepala ku. " Maaf, tadi ada briefing dengan karyawan lainnya." Sedikit informasi mengenai kak Seokjin kalau dia bekerja di tempat ini sebagai kepala koki. Dia bekerja ditempat ini sudah hampir dua tahun setelah lulus kuliah. Dan payahnya, diriku baru kali ini datang berkunjung ke tempat dia bekerja.

First Love & Last Love (MYG) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang