"Hyum!!!! Han Hyumi..." Teriak seorang lelaki dengan suara samar namun jelas tak asing ku dengar berada di balik pintu sembari menekan bel dan menggedor pintu flat ku.
Aku yang terhenyak dalam tidur harus menahan emosi lantaran suara bising seorang lelaki diluar sana.
"Demi tuhan! Dia mengganggu jam tidur ku saja!" Gerutuku seraya bangkit dari ranjang yang hanya mengenakan piyama warna ungu muda berbahan satin.
Aku menghentakkan kaki dengan kesal.
Suara itu tak henti-hentinya memanggil nama ku seolah aku sedang bunuh diri saja di dalam sini dan dia seakan tengah menghentikan adegan bunuh diriku, padahal aku sedang tertidur dan sekarang menuju pintu untuk ku buka lalu ingin ku tinju saja wajahnya karena mengganggu tidur ku.
"BERHENTI MEMANGGIL KU, KIM SEOKJIN!" Balas teriakan dari ku, masa bodoh jika aku tak lagi di anggap adik angkatnya, habis aku kesal sekali-- pagi-pagi buta sudah diteriaki seperti ini. Sudah pukul sembilan pagi sih tapi kan aku semalam tidur pukul tiga dini hari karena mengerjakan tugas yang belum sempat ku kerjakan beberapa hari lalu karena tertunda oleh ku yang sakit dan perlu istirahat full juga meminta keringanan pada dosen akan tugas tersebut.
Ku buka daun pintu dan menampilkan sosok tampan bak pangeran sedang berdiri dengan tatapan tajam, kalau sudah ditatap seperti ini aku jadi ragu untuk meninju wajahnya.
"Kau pikir aku tidak mendengar kalau kau memanggil nama lengkap ku tanpa ada sebutan kakak." Dia bersuara dan aku hanya diam menundukkan kepala. "Tidak sopan sekali." Lanjutnya.
"Maaf... Memang ada apa, kak?"
"Kau masih menganggapku sebagai kakak mu tidak sih?" Katanya sambil menerobos masuk ke dalam.
Aku diam dan mengekori dia sembari menutup pintu.
"Kenapa tidak mengabariku kalau kau sedang sakit?"
"Aku tidak sakit, kak."
"Kemarin. Beberapa hari yang lalu kau sakit kan?" Dia menatapku yang masih berdiri di samping meja dapur.
"Ah itu." Kataku sembari menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Ya, itu. Kenapa kau tak mengabariku?"
"Kak Seokjin tahu dari mana kalau aku sakit?"
"Yoongi yang memberitahu ku." Jedanya, "kenapa aku harus tahu dari orang lain terlebih dulu dari pada kau." Kesalnya yang begitu kentara.
"Maaf, kak. Lagi pula kalau aku memberitahumu-- apa kau akan langsung datang kemari? Kau kan sedang di Singapura."
"Tidak juga sih. Tapi setidaknya kau harus memberitahuku." Tukasnya yang sekarang berkacak pinggang didepan ku.
"Kau khawatir sekali padaku ya?" Ucapku dengan gelagat manja sembari memeluknya. Dia memutar bola mata malas menanggapi kalau aku sudah mode manja seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love & Last Love (MYG) ✅
RomanceCOMPLETED {FIRST STORY FANFIC, JADI MOHON UNTUK DIMAKLUMI KALAU MASIH BERANTAKAN SEKALI ALUR DAN LAINNYA} ©️Min_iren