Chapter 30 🍓

295 71 194
                                    

To My Sweet Heart :
Kak.. sudah tiba di apartemen?? Kabari aku kalau kau sudah tiba, ya.
(21.45)

To My Sweet Heart :
Kau tidak membalas pesanku? Aku hanya ingin tahu keberadaanmu :) kalau sudah di apartemen kabari aku.
(22.15)

To My Sweet Heart :
Apa kau sudah di apartemen? Apa kau sudah tidur?
(22.50)

To My Sweet Heart :
Kakak dimana? Kalau memang kau sedang berada di luar, kabari aku agar aku bisa tahu.
(23.42)

To My Sweet Heart :
Kak, aku mohon balas pesanku.
(02.15)

To My Sweet Heart :
Kak, aku tidak bisa tidur :(
(02.55)

To My Sweet Heart :
Aku mengkhwatirkanmu.
(03.30)

Begitulah pesan yang terus ku kirim pada kak Yoongi selepas dia mengantarkanku pulang semalam hingga saat ini tak kunjung mendapatkan balasan barang sedikitpun.

Aku memang sempat jengkel saat mendapati dirinya yang mendiami ku tanpa ku ketahui apa penyebabnya. Tetapi aku tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir ketika aku tak mendapati kabar darinya.

Waktu menunjukkan pukul 06.17 pagi dan aku masih belum memejamkan mata sejak semalam. Rasa khawatirku padanya terus mengguncang pikiran. Beberapa pesan singkat masih terus ku kirimkan, mengenai aku yang seharusnya menelponnya itu-- tentu sudah aku lakukan dan dia tidak mengangkat telpon dariku.

Kepalaku mulai terasa berat, penglihatan ku mulai menampilkan bayangan. Aku mulai memejamkan mata tanpa terlelap hingga aku merasakan getaran benda pipih yang tergeletak di samping bantal menandakan satu notifikasi pesan.

From My Sweet Heart :
Semalam aku minum dan mabuk di apartemen dan aku melakukannya sendirian. Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku.

Tergurat senyuman dan rasa lega ketika aku membaca balasan pesan yang ia kirim pagi ini.

To My Sweet Heart :
Terimakasih telah membalas pesanku, kak. Jangan lupa untuk sarapan dan jaga kesehatanmu.
Aku menyayangi mu.

Pesan terakhir yang aku balas sebelum akhirnya aku benar-benar memejamkan mata dan memulai mimpi ke alam nirwana dengan rasa pusing dan sedikit demam yang ku bawa.

***


Seharian penuh aku terbaring lemah ditempat tidur-- merasakan sakit disekujur tubuh. Dalam kondisiku yang seperti ini, aku hanya bisa berharap seseorang bisa membawa ku ke rumah sakit. Sebab, obat yang ku minum siang tadi tak membuahkan hasil. Kepalaku masih terasa pening, suhu panas ditubuh ku semakin tinggi, bahkan sekarang aku mendapati rasa sakit di bagian ulu hati. Aku benar-benar lemas tak bertenaga.

Aku mencoba menghubungi Irene agar dia bisa datang kemari untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit, tetapi dia dan juga Jungkook sedang tidak ada di Seoul, mereka sedang di liburan ke Busan.

Sempat berfikir untuk menghubungi kak Seokjin, tetapi aku mengurungkannya-- aku tidak ingin mengganggu masa-masa pengantin baru mereka.

Pilihan terakhir adalah jatuh kepada Taehyung. Setelah aku berusaha menghubungi kak Yoongi namun tak mendapatkan respon apapun darinya-- dia tidak mengangkat telpon ku sama sekali. Akhirnya aku mencoba menghubungi lelaki yang memiliki senyum kotak itu.

Dengan lemas aku mencari nama di kontak ponselku kemudian menekan tombol hijau saat mendapati nama tersebut.

Beberapa kali terdengar sambungan telepon dari ponsel sebelum akhirnya aku mendengar suara bariton yang khas milik Taehyung.

First Love & Last Love (MYG) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang