Chapter 9 🍓

355 127 648
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Kak Seokjin." Tatap ku tak aneh melihat lelaki berbahu lebar yang berdiri di hadapanku.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Kau tumben sekali sudah pulang." Tanyaku yang merasa aneh. Jangan bilang karena aku menelponnya tadi-- memberitahu bahwa aku memiliki donat yang aku ku berikan padanya, lalu dia sengaja pulang cepat? Oh jangan seperti itu kak Seokjin..

"Memang kenapa? Mana donat yang ingin kau berikan padaku?" Benar saja kan. Dia langsung memintanya.

"Kau pulang cepat karena ingin mengambil donat ini?"

"Tentu saja tidak. Minggir, aku mau masuk." Jawabnya sambil mendorong pelan tubuh ku dan hampir ku terhuyung. Kemudian aku menutup kembali pintu dan berjalan masuk kedalam.

"Aku sangat lelah sekali hari ini. Hyum." Dia merenggangkan tubunya di atas sofa-- sedikit mengeliat. Aku duduk di hadapannya sembari menyodorkan donat.

"Lalu?"

"Aku lapar."

"Ini donatmu. Makan saja."

"Tapi aku ingin makan ramyeon buatan kau, Hyum."

"Sudah malam, aku malas masak." Tolakku dengan ekspresi datar sembari memainkan ponsel.

Dia bangkit dari duduknya. Lalu berkata, "kau ingin makan ramyon juga tidak?"

Aku merotasikan mataku menatapnya. Kak Seokjin memang paling the best. Kebetulan sekali aku memang sedang lapar tapi malas memasak.

Aku mengangguk untuk menanggapinya. Dalam keadaan lelah seperti ini dia masih mampu berbaik hati untuk memasak ramyeon dan sekaligus membuatkan untuk ku, padahal tadi dia menyuruhku yang memasaknya. Jahat sekali yah diriku ini.

Kak Seokjin sibuk dengan urusan memasaknya didapur sana, sedangkan aku bersantai sembari menonton tayangan drama di televisi. Sesekali aku menoleh pada kak Seokjin yang lihai sekali kalau sudah berurusan masak-memasak, aku saja sampai merasa gagal menjadi seorang perempuan yang kalah akan kemahiran memasaknya kak Seokjin.

"Mau aku bantu tidak kak?" Kata ku yang menghampirinya. Tak tega melihat dia yang lelah tapi masih bersemangat memasak.

"Bantu bawakan saja, ini sudah selesai."

Aku menurut dengan apa yang kak Seokjin perintahkan.

"Kau sepertinya lelah sekali." Aku mulai menyuapkan ramyeon buatan kak Seokjin ke dalam mulut.

"Aku memang sudah mengatakannya sejak tadi padamu."

"Tumben. Kau bahkan jarang sekali mengeluh seperti ini, apa pekerjaanmu sangat melelahkan hari ini?"

"Hmm... Aku mengerjakan sebagian dari pekerjaan Yoongi. Dia sedang sakit, aku sudah datang ke cafe 3 jam lebih awal dan menyuruhnya agar pulang cepat tapi tetap pulang sesuai dengan jadwalnya." Beber kak Seokjin yang berhasil membuatku tercengang.

First Love & Last Love (MYG) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang