Lelaki yang saat ini tengah duduk di kursi dekat ranjang pasien sembari bersidekap dada-- pandangannya tak lepas dari menatap tajam ke arahku. Aku hanya diam membeku ketika ekspresi wajahnya begitu menakutkan untuk di pandang.Aku tidak pernah melihat dia semenakutkan seperti itu. Sejak dulu aku mengenalnya sampai saat ini-- bisa aku pastikan, baru kali ini dia memperlihatkan ekspresi yang tidak pernah aku lihat.
Tentu, bukan tanpa sebab. Aku tahu dia sangat mengkhawatirkan diriku dan mungkin ini untuk yang pertama kalinya aku terlihat lemah sampai harus masuk rumah sakit.
Tetapi? Haruskah dia sekhawatir itu padaku? Mengingat aku yang tidak memiliki hubungan darah sedikitpun dengannya. Atau mungkin aku yang di anggap sebagai adiknya ini mengingatkan dirinya pada adik kandungnya yang sudah tiada?
Entahlah.
"Aku tak habis pikir dengan. Bisa-bisanya kau tidak memberi kabar padaku."
Aku diam beberapa menit sembari mengumpulkan keberanian untuk menjawabnya.
"Maaf, kak. Aku pikir kau kan baru saja menikah dan ku tidak ingin merepotkan dirimu."
"Tapi apa salahnya sekedar memberi kabar? Kenapa aku harus tau dari Taehyung?"
"Ponsel ku sekarang tidak berfungsi karena habis daya baterai. Lalu bagaimana aku bisa menghubungimu? Dan aku sudah bilang, aku tidak ingin merepotkanmu. Saat aku membutuhkan bantuan seseorang-- hanya Taehyung lah orang terakhir yang bisa aku hubungi." Beberku tak ingin kalah.
Setelah mendengar penjelasanku, kami terdiam.
"Kak Seokjin?"
Dia menoleh ke arahku dan berdeham sebagai tanggapannya.
"Kak Hana dimana?" Ucapku mengalihkan pembicaraan mengenai aku yang tak memberi kabar kalau aku masuk rumah sakit.
"Dia bekerja."
"Kalian tidak honeymoon?"
"Dia tidak bisa mengambil cuti dalam waktu dekat ini. Kemungkinan bulan depan rencana kami untuk honeymoon."
Aku mengangguk pelan menanggapinya.
"Cepat sembuh. Apa kau tidak ingin ikut kami pergi honeymoon?"
"Apa kau gila, kak? Untuk apa aku ikut kalian yang tengah membuat keponakan?"
Dia tertawa pelan mendengar ucapanku.
Kehadiran kak Seokjin dengan segala lelucon dan celotehannya memang sangat aku butuhkan saat ini. Setidaknya aku tidak merasa kesepian di dalam ruang kamar pasien rumah sakit ini.
Taehyung dan Jira sudah tidak berada di rumah sakit ini untuk menemaniku, mereka pamit pulang sesaat kedatangan kak Seokjin disini. Jira ada urusan yang mendadak dan Taehyung mengantarkannya.
Jika Taehyung menanyakan hal mengenai kak Yoongi padaku setelah aku siuman-- berbeda dengan kak Seokjin, dia sama sekali tidak membicarakan hal mengenai kak Yoongi padaku. Tentu, aku juga sedang tak ingin membicarakan mengenai lelaki pucat itu.
Jangan tanyakan keadaan hatiku. Sungguh hancur. Bagaimana, tidak? Aku terbaring lemah di rumah sakit selama 2 hari dan dia sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.
Aku tidak tahu dia menghubungiku atau tidak, karena ponselku tak berfungsi. Tetapi aku yakin, dia tidak akan menghubungiku walaupun ponsel itu ku hidupkan kembali.
Aku sudah tidak peduli dengannya. Biarkan saja dia mendiami ku seperti itu. Aku sudah berkali-kali menanyakan di mana letak kesalahanku padanya sebelum aku jatuh pingsan dan berakhir terbaring di rumah sakit ini tapi dia masih bersikap dingin dan mendiamiku seperti itu, tapi dia tak merespon apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love & Last Love (MYG) ✅
RomansaCOMPLETED {FIRST STORY FANFIC, JADI MOHON UNTUK DIMAKLUMI KALAU MASIH BERANTAKAN SEKALI ALUR DAN LAINNYA} ©️Min_iren