Chapter 24🍓

349 87 463
                                    



"Kenapa menangis?" Ucap kak Yoongi yang duduk disampingku.

"Siapa?"

"Kau."

Ah sial apa dia melihatku menangis? Aku malu sekali menyadari sudah beberapa kali tertangkap basah olehnya ketika aku sedang menangis. "Aku tidak menangis." Elakku.

"Jangan berbohong padaku." Dia menoleh dan menatapku tajam dengan tatapan mengintimidasi.

Aku menciut ditatapnya seperti itu oleh lelaki yang memiliki senyuman semanis gula ini. "A-aku... Aku rindu pada orangtua ku." Lalu aku menundukkan kepala.

"Mereka juga merasakan hal yang sama denganmu. Doakan mereka agar selalu ditempatkan di surga terbaik-Nya." Ucap kak Yoongi seraya mengelus surai hitamku.

Spontan aku langsung menoleh ke arahnya. Bagaimana dia tahu mengenai orangtuaku yang sudah tiada? Apakah dia mencari tahu tentangku? Ahh itu tidak mungkin. Tapi...

"Dari mana kau tahu kalau orangtuaku sudah tiada, kak?" Tanyaku sedikit bingung.

"Tidak penting dari mana aku tahu hal itu. Yang terpenting adalah ku tidak boleh menangis di tempat umum seperti tadi." Kemudian dia mencubit pangkal hidungku dengan pelan sembari tersenyum.

Aku yang mendapati perlakuan manis seperti ini darinya hanya bisa mengulum senyum tiada henti. Dengan adanya kak Yoongi berada disampingku saat ini mungkin sebagai pengganti atau bisa jadi penghibur hatiku yang merindukan orangtuaku.

Detik selanjutnya kami menikmati pemandangan sungai Han yang begitu tenang. Sesekali aku mencuri pandang pada lelaki yang berada di sampingku yang tengah fokus memandangi objek di depannya.

Entah apa yang sedang dia bayangkan, namun yang pasti aku melihat wajahnya begitu damai sampai aku enggan untuk mencari objek lain untuk di pandang selain dirinya.

"Jangan memandangku seperti itu." Suaranya berhasil membuatku memalingkan wajah dengan kikuk. "Nanti kau jatuh cinta padaku jika terus menerus memandangiku."

"Sudah. Bahkan saat pertama kali aku berjumpa denganmu, aku yakin aku sudah jatuh cinta padamu." Batinku berkata demikian ketika mendengar penuturannya.

Aku diam tak merespon ucapannya.

"Hyumi." Panggilnya tanpa menoleh ke arahku.

Aku menoleh.

"Dia itu sepupuku. Perempuan yang kau jumpai di toko perhiasan bersamaku, dia adalah sepupuku."

Aku membulatkan mata dengan sempurna. Apa yang baru saja dia katakan membuatku benar-benar merasa lega, pasalnya aku mendapatkan jawaban atas apa yang selama ini aku pertanyakan dalam pikiranku dan juga sekarang aku bisa menyangkal semua apa yg aku yakini yang awalnya ku anggap mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar hubungan biasa. Faktanya sekarang perempuan yang bernama Sooya itu adalah sepupu kak Yoongi yang sekarang telah menyandang istri dari kak Hoseok.

Jujur saja, aku tak mengerti. Kenapa dia dengan tiba-tiba membahas hal itu, menjelaskan bahwa perempuan yang tak sengaja aku jumpai di toko perhiasan tempo hari itu adalah sepupunya. padahal aku sama sekali tidak menanyakannya.

Aku masih diam merasakan kelegaan juga memikirkan tanda tanya baru. Apa yang mendorong dia untuk memberitahuku tiba-tiba mengenai hal itu. Aku sunggu penasaran.

"Hyumi." Panggilnya. Dan kali ini dia menolehku. "Apa kau menyukai ku?"

Aku langsung gugup mendengar pertanyaannya. Rasa ingin ku menjawab 'iya. Aku sangat menyukaimu, kak'  tapi lidah ku mendadak kelu untuk berucap.

First Love & Last Love (MYG) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang