Aku duduk di bangku kayu di sebuah taman. Pandanganku menatap lekat pada kubakan air mancur di depan taman, nampaknya segar kalau aku berendam di dalam sana. Menyadari suhu tubuhku kian menghangat- sepertinya aku demam, karena akhir-akhir ini tenaga ku terkuras habis oleh segudang tugas kuliah yang sedang ku kerjakan-- bukan hanya tenaga tapi juga pikiran. Hampir setiap hari aku harus mengunjungi ruang perpustakaan guna mendapatkan referensi untuk semua tugas yang sedang aku garap.
Kalau boleh jujur, aku semakin jenuh mengikuti perkuliahan yangs edang aku jalani bahkan sempat terbesit pikiran untuk tidak melanjutkan perkuliahan ini, akan tetapi kak Seokjin selalu menyemangati dengan sejuta celotehan setiap kali aku mengeluh pada dirinya.
Meskipun kondisi ku saat ini bisa dikatakan kurang sehat-- aku tidak pernah menunjukkannya kepada orang lain. Tetapi, aku yakin-- mereka juga pasti tak bodoh dengan kalimat 'aku baik-baik saja' yang terlontar dari mulut ku saat mereka menanyakan keadaan diriku.
Empat buku besar ku pinjam sekaligus dari perpustakaan yang kini tergeletak manis di pangkuanku. Hari ini aku tidak ingin pulang larut malam seperti seminggu kemarin, oleh karena itu, aku berniat meminjam buku tersebut agar bisa ku bawa pulang.
Sekarang aku hanya ingin menikmati suasana segar di taman kampus tanpa diganggu oleh siapapun termasuk Irene, Jungkook, dan juga Taehyung. Dan kalau boleh jujur, aku sedikit merasa aneh dengan Taehyung, karena akhir-akhir ini dia selalu menanyakan kabar ku atau keberadaan ku yang sedang dimana, aku jadi curiga dia sudah berpisah dengan kekasihnya. Sebab, selama dia menjalin hubungan dengan kekasihnya yang super posesif itu-- mana ada waktu luang untuk kami meski hanya sekedar menyapa di ponsel. Meski demikian, aku sih tetap berharap hubungan Taehyung dan kekasihnya selalu baik-baik saja.
Aku menghembuskan nafas pelan sembari memejamkan mata sesaat. Agaknya aku menyisipkan rasa rindu kepada dua lelaki yang berani masuk secara tiba-tiba kedalam pikiranku saat ini.
Kak Seokjin, dia sudah dua hari berada di negeri Singa, mengunjungi kakak perempuannya yang tengah berbahagia karena telah melahirkan seorang putra pertamanya. Keluarganya, Tuan dan Nyonya Kim tentu sudah pergi lebih dulu beberapa minggu lalu, dan katanya akan tinggal sedikit lebih lama disana, aku sedikit bersyukur karena pekerjaan paruh waktu ku dihari sabtu dan minggu secara otomatis di liburkan lebih lama, tapi gaji ku tentu akan di tiadakan Ck...
Sedangkan kak Yoongi, mungkin hari ini sudah tepat seminggu kami tak menjalin berkomunikasi langsung. Terakhir kali saat para sahabatku datang ke rumah dan Taehyung menyuruhku untuk menghubunginya karena sikap ku yang begitu gelisah saat itu membuat ku kurang fokus mengerjakan tugas bersama mereka. Dan itupun tak ada respon-- baik membalas pesan yang sampai saat ini masih terus ku kirim maupun menghubungi ku kembali saat panggilan telepon ku tak diangkat.
Aku harus bagaimana ya? Bagaimana cara untuk mendekati kak Yoongi? Sungguh diluar ekspektasi ku diawal yang ku kira mendekati dirinya sama saja seperti mendekati lelaki yang pernah ku dekati sebelumnya. Ku kira akan semudah itu meruntuhkan sikap dinginnya. Ternyata agak sulit, kendati demikian, aku tidak akan menyerah begitu saja, sebelum dia mengatakan langsung dihadapan ku kalau dia tidak menyukai ku-- tentu aku tidak akan mudah mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love & Last Love (MYG) ✅
RomanceCOMPLETED {FIRST STORY FANFIC, JADI MOHON UNTUK DIMAKLUMI KALAU MASIH BERANTAKAN SEKALI ALUR DAN LAINNYA} ©️Min_iren