01

4.4K 181 13
                                    

Namanya Prilly latuconsina gadis manis, cantik dan periang dia baru saja wisudah seminggu yang lalu dan hari ini dia sudah mendapatkan panggilan interview disalah satu perusahaan terbesar dikota ini, dengan langkahnya yang riang Prilly memasuki kantor yang bisa di bilang cukup megah Prilly sampai tercengang melihatnya, Prilly menuju meja resepsionis dan menanyakan dimana temoat interview dan resepsionis itu menunjukkan jalannya, Prilly menatap sekeliling dengan senyuman yang sumringah bisa di bayangkan jika dia bisa bekerja di sini pasti hidupnya akan berubah

Prilly terlahir dari pasangan yang sederhana Ayahnya yang bernama Wisnu dan Ibunya Lily mereka hidup seadanya Prilly juga memiliki seorang adik perempuan bernama Arini, Prilly bisa mendapatkan gelar sarjana karena kepintarannya sedari sekolah dasar Prilly selalu mendapatkan beasiswa yang membuat dia bisa sekolah setinggi itu dan sekarang dia berharap semoga dia bisa di terima bekerja di "Syarief Corps" selain perusahaan besar Prilly juga bisa mendapatkan gajih yang lumayan tinggi apalagi mengingat jabatan yang sekarang dia sedang perjuangkan 'sekretaris CEO"

Prilly duduk disalah satu bangku yang sudah di sediakan jantungnya sedikit berdetak kencang dan dia juga merasa gugup tapi perlahan dia menarik nafasnya dan membuangnya membuat dia sedikit rileks dia tersenyum manis kearah orang-orang yang sama ingin melamar pekerjaan tak berapa lama namanya di panggil dan Prilly segera masuk kedalam ruangan itu

Tidak ada yang banyak ditanyakan melihat hasil ujian akhir Prilly yang cukup tinggi dan di atas rata-rata membuatnya dengan mudah di terima di perusahaan ini

"Selamat nona Prilly anda di terima menjadi sekretaris CEO di sini mulai besok anda sudah bisa bekerja" Prilly menjabat tangan orang di depannya dan mengucapkan terimakasih

"Terimakasih Pak." Prilly keluar dari ruangan Hrd dengan wajah yang berseri-seri mulai besok dia akan bekerja disini dan dia berjanji dia akan membahagiakan orang tuanya dengan hasil kerja kerasnya sendiri

Prilly pulang kerumahnya dan mendapati kedua orang tuanya tengah menunggunya bersama sang adik, Prilly masuk kedalam rumah dan tersenyum lebar

"Prilly keterima kerja dan besok Prilly mulai kerja" Prilly berucap setengah berteriak meluapkan perasaannya yang membuncah bahagia

"Ibu bangga sama kamu nak." Lily memeluk putrinya dengan sayang

"Bapak juga bangga sama kamu" kali ini Wisnu yang berbicara

Prilly menganggukan kepalanya dan menatap sang adik yang tidak berkomentar apapun dia tersenyum dan berjalan kearah adik semata wayangnya

"Setelah kakak kerja, kakak yang akan biayain sekolah kamu sampe sarjana" Prilly mengusap rambut adiknya dengan sayang

"Gak usah pamer, aku bisa biayain sekolah aku sendiri." Ketus Arini

Memang sedari kecil Arini tidak pernah menyukai kakaknya yang menurutnya mempunyai segalanya kepintaran, kasih sayang Ibu dan Ayah mereka Arini memang tidak seperti Prilly yamg memiliki otak yang cerdas dia sering di bandinh bandingankan dengan kakaknya yang memiliki prestasi dibanding dia yang bisanya membuat masalah, ya. Sudah tiga kali dia pindah sekolah karena kenakalannya orang tuanya sudah menyerah melihat sikap putrinya yang satu itu.

"Jangan begitu, aku ini kakak kamu jadi sudah seharusnya aku yang membiayai kebutuhan sekolahmu jadi tugas kamu cuman belajar dan bikin Ibu sama Bapak Bangga" Prilly memaklumi kecemburuan adiknya karena memang selama ini adiknya selalu dimarahi oleh Ibu dan Bapak tapi mereka juga marah karena kelakuan Arini yang kelewatan

"Sudah ah aku mau pergi" Arini melangkahkan kakinya keluar rumah, Prilly hanya menggelengkan kepalanya mungkin suatu hari nanti Arini akan mengerti kasih sayangnya.

Pagi menyapa... Prilly sudah siap dengan pakaian kerjanya seperti biasa senyuman selalu menghiasi wajahnya, setelah sarapan dia berpamitan kepada ayah dan ibunya

Prilly naik bus angkutan umum dan berhenti di halte dekat kantornya sepanjang perjalanan Prilly menyapa dan tersenyum kearah orang-orang yang berpapasan dengannya hingga akhirnya dia sampai di kantor di langsung masuk kesana

Prilly menyapa setiap karyawan yang ditemuinya, sikap ramah Prilly memang menurun dari sang Ayah, sampai di ruangannya Prilly segera berkutat dengan berkas berkas dan beberapa jadwal bosnya

"Prilly di panggil pak bos keruangannya." Segera Prilly masuk kedalam ruangan bosnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

"Bisa ketuk pintu terlebih dahulu? Tidak sopan." Ketus orang yang duduk di bangku kebesarannya

Prilly cengengesan dan menggaruk pipinya yang tidak gatal sama sekali

"Hehe. Maaf pak kebiasaan"

"Jangan dibiasakan tidak sopan, baru pertama kali bekerja sudah begini mau saya pecat?".

"Jangan pak, saya baru jadi wajar dong kalau masih canggung."

"Berani kamu menjawab?"

"Nanti kalau saya gak jawab bapak malah mikir saya sombong, gak sopan"

Prilly memperhatikan papan nama di kayu itu 'Aliando Syarief' oh jadi nama bossnya Ali

"Sekarang kasih tahu saya jadwal hari ini"

"Baik pak." Prilly krluar dari ruangan Ali, Ali hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Sekretaris barunya ini

Tak berapa lama Prilly datang dengan sebuah berkas di tangannya

"Jam 09 nanti bapak ada meeting dengan client dari jepang"

"Baiklah, kamu boleh keluar" Prilly mengangguk dan hendak keluar sebelum langkahnya terhenti

"Tunggu.."

Prilly berbalik dan menatap bosnya jika dilihat lihat bosnya ini masih muda dan mungkin hanya berbeda lima tahun darinya

"Siapa nama kamu?"

"Prilly pak" tanpa membalas perkataan Prilly Ali mengusirnya melewati gerakan tangannya yang mengibas ngibas, memangnya dia kucing apa?

Prilly kembali ke meja nya, dia masih belum mendapatkan teman disini karena memang dia baru pertama kali masuk mungkin.

Jam sembilan tepat Ali dan Prilly menemui client dari jepang, tanpa disuruh Prilly mulai menjelaskan secara rinci tentang proposal kerja sama mereka dan dengan fasihnya Prilly menjelaskannya dalam bahasa jepang Ali hanya melihatnya saja

Setelah menjelaskan semuanya akhirnya client dari jepang itu setuju dan mau bekerja sama dengan perusahaan Ali

"Ternyata kamu cekatan juga." Ujar Ali setelah client nya pergi

"Bapak muji saya? Saya emang kalau kerja begitu pak langsung aja hajar"

"Ck. Di puji sedikit langsung sombong" gumam Ali

"Bapak ngomong apa?"

"Kita pulang." Bagaimana bisa HRD menerimanya sebagai sekretaris Ali? Dasar Bayu sialan pikir Ali

"Yah Pak padahal saya mau makan laper" celoteh Prilly

"Ini baru jam 11 belum waktunya makan siang"

"Tapi cacing di perut saya sudah pada demo pak."

"Mau saya pecat?" Prilly diam memperhatikan wajah Ali yang sedari tadi ekspresinya sama tidak ada senyuman

"Pak" panggil Prilly Ali menoleh

"Bapak gak bisa senyum dikit aja? Kaku banget mukanya kayak tembok." Ali melototkan matanya, apa katanya tadi Muka Tembok?.

.

Gimana sama cerita yang ini?

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang