03

1.3K 120 0
                                    

Sore berlalu.. Prilly membereskan barang-barangnya dan memasukkan kedalam tas nya waktunya pulang pikir Prilly lantas dia melangkahkan kakinya dengan riang dan gembira seperti biasanya hingga sebuah suara menghentikan langkahnya

"Mau kemana kamu?" Tanya Ali, Prilly menoleh dan tersenyum lebar

"Mau pulang pak, kan ini udah waktunya pulang lagian kerjaan saya udah beres semua" Jawab Prilly hendak kembali melangkah

"Kamu lembur hari ini"

"Tapi pak, kerjaan saya udah beres semua apanya yang musti di lemburin? Lagian ini hari pertama saya kerja masa langsung lembur? Nanti kalau saya pulang kemaleman gak ada angkutan yang lewat jalan ke rumah saya"

"Saya enggak peduli mau kamu baru atau lama disini pokoknya kalau saya bilang lembur ya lembur dan soal kamu pulang kemaleman itu sih urusan kamu."

Prilly mengerucutkan bibirnya sebal, kenapa Bossnya ini selalu mengerjainya? Padahal Prilly baru saja masuk kerja memang apa salahnya?

Prilly kembali ke mejanya dan duduk diam disana tidak tahu harus mengerjakan apa, dia hanya memainkan telepon genggamnya sesekali melirik Ali yang tengah berkutat dengan laptopnya padahal sebenarnya Ali juga tidak mengerjakan apa-apa di laptopnya dia hanya ingin membuat sekretarisnya itu merasa kesal

Pintu ruangan Ali terbuka menampilkan sosok yang tidak ingin dilihat Ali hari ini siapa lagi jika bukan sepupunya Bayu

"Loh Prilly kamu masih disini?" Tanyanya

"Disuruh lembur sama pak bos"

"Seriusan lo Li? Padahal gue tahu loh kalau kerjaan lo udah beres semua tinggal balik" Bayu menaik turunkan Alisnya dan menatap Prilly yang menatap garang kearah Ali

"Jadi bapak ngerjain saya?"

"Saya bos kamu terserah saya mau nyuruh kamu apa aja."

"Gak bisa gitu dong pak ini namanya gak adil"

"Bisalah dan ini adil"

"Gaak bisa"

"Bisa"

"Terserah bapak saya mau pulang" Prilly melangkahkan kakinya menuju pintu tapi sebelum dia keluar dia kembali berbalik dan menatap Ali

"Bapak kalau mau pecat saya silahkan masih banyak perusahaan yang mau nerima saya, dan satu lagi muka jangan kayak tembok datar bener" setelah itu Prilly berlari keluar meninggalkan Ali dan Bayu

Bayu yang melihat adegan itu hanya cekikikan pantas saja Ali tidak mau Prilly menjadi sekretarisnya ternyata itu toh.

"Ngapain lo ketawa?"

"Lucu aja sekretaris lo yang baru ini orangnya kocak masa lo dibilang muka tembok, tapi emang sih muka lo datar banget gak ada ekpresinya sama sekali"

"Lo mau gue pecat? Ngatain muka gue muka tembok lagi orang muka gue cakep gini"

"Gak salah lo bilang muka lo cakep? Makanya ngaca dong Li liat noh muka lo cewek aja takut sama lo" Ali meraba wajahnya benarkah jika wajahnya sedemikian rupa memang sejak putus dengan si 'dia' Ali tidak lagi memperhatikan penampilannya, percuma saja dia berpenampilan kerena kalau ujung ujungnya ditinggalin ck. Menyedihkan

"Daripada lo ngehina gue mendingan lo pulang gih sebelum gue sabit lo pake sepatu mahal gue"

"Haha, oke oke gue balik Pak boss muka tembok" Bayu segera keluar dari ruangan Ali dengan tawa yang membahana untung saja semua karyawan Ali sudah pulang tamat sudah kalau sampai karyawannya tahu kalau sekretaris barunya mengatai dia bisa hancur image nya selama ini

"Huh, awas aja tuh si Prilly gue kerjain baru tahu rasa lo siapa suruh panggil gue muka tembok, eh tapi emang bener ya kalau gue mukanya flat?" Gumam Ali

"Ahh ngapain sih gue jadi mikirin itu" Ali menggeleng gelengkan kepalanya, baru sehari bersama Prilly Ali merasa sangat jengkel apalagi ini setiap hari dia bertemu dengannya alamat dia harus mempersiapkan diri hadapin cewek aneh macam Prilly

Ali segera bergegas pulang setelah mengunci pintu ruangannya dia melangkahkan kakinya keluar dari kantor dan melajukan mobilnya untuk pulang.

Ali menghentikan mobilnya dirumahnya, rumahnya memang besar tapi dia hanya tinggal bersama Ibu dan Ayahnya dan beberapa pembantu disana Ayahnya sibuk kerja sehingga sering sekali pulang pergi luar kota atau bahkan pulang pergi luar negara dan itu membuat Ibunya merasa kesepian jika sang Ayah tidak ada

"Ali pulang" teriak Ali saat memasuki rumahnya

"Ali kamu sudah pulang nak" Rissa Ibunya Ali menyambut kedatangan putranya dengan senyum yang selalu menghiasi bibirnya

"Papa belum pulang Ma?" Ali celingak celinguk mengedarkan pandangannya

"Katanya sih nanti malem Papa sampai dirumah"

"Papa ngapain sih ngurusin pekerjaan terus kan Ali bisa ngurusin semua itu" mereka duduk di ruang keluarga

"Mama juga udah larang Papa tapi katanya Papa gak biasa diem terus di rumah butuh aktifitas"

"Papa emang susah di bilangin udah tua juga"

"Makanya kamu cepet nikah biar mama gak kesepian lagi kalau dirumah" Ali menghela nafasnya ini sebabnya Ali malas untuk pulang kerumah karena yang ditanya kapan dia punya istri, atau bahkan Mama nya pernah berniat menjodohkan dia dengan anak temannya

"Belum ada jodohnya ma"

"Kamu ini udah 28 tahun, masa mau ngejomblo terus?"

"Nanti kalau udah ada jodohnya juga Ali bakalan nikah udah ya Ma Ali mau bersih-bersih" Ali meninggalkan Mamanya menuju kamarnya entah kenapa dia malas sekali membicarakan soal pernikahan.

Ali menghempaskan tubuhnya kekasur, sudah dua tahun sejak dia ditinggalkan sang kekasih dia tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun karena yang mendekatinya selama ini hanyalah perempuan yang menginginkan kekayaannya bukan Ali-nya

Diandra, gadis itu sudah Ali kenal sejak masa SMA mereka berpacaran hampir 8 tahun tapi gadis itu malah meninggalkannya di tengah acara pernikahan mereka dengan Alasan yang menurut Ali tidak masuk akal 'Aku belum siap' Kalimat itu terus terngiang di benak Ali jika memang Diandra tidak mau buru-buru menikah kenapa disaat dia melamarnya gadis itu setuju? Setelah itu Diandra memutuskan hubungan mereka hampir satu bulan mereka tidak bertemu dan kembali dipertemukan tanpa sengaja, tapi gadis itu sudah memiliki pemdamping lain Diandra menjelaskan kalau itu adalah calon suaminya selama ini dia berpacaran dengan Ali karena Ayahnya yang memaksa karena Ayahnya menginginkan tander yang besar dari perusahaan 'Syarief corps' Ali tidak menyangka jika Diandra yang selama ini dia tulus mencintainya ternyata tidak pernah memiliki perasaan cinta untuknya sejak itulah dia tidak pernah lagi mempercayai cinta.

"Gak akan ada yang bisa menggetarkan hatiku, karena selamanya aku mencintaimu Di" Ali akui dia masih mencintai Diandra sampai saat kini meskipun dia tidak tahu apakah Diandra sudah menikah atau belum karena terakhir kali dia melihat Diandra dia sedang mempersiapkan acara pernikahannya dengan Kevin.

"Huh, Move on Li, Move on lo gak bisa ngarepin perempuan yang udah nyakitin lo" Ali mengacak rambutnya kesal kenapa dia tidak bisa melupakan Diandra? Apa sebegitu dalamnya cinta untuk Diandra?

Ali bangkit dari tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi dia harus menyegarkan otaknya agar tidak lagi memikirkan Diandra yang jelas-jelas sudah meninggalkannya.


.

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang