36

829 106 8
                                    

Acara pernikahan Bayu dan Marsha sudah berada di hari H, Ali dan Prilly sedang bersiap menuju tempat acara. Keduanya tampak sangat serasi dengan baju couple, Prilly tampak sangat cantik dan Ali tampak sangat menawan.

Ijab Qabul tengah di langsungkan, Ali dan Prilly duduk menyaksikan janji suci Bayu dan Marsha. Dengan Satu tarikan nafas Bayu berhasil mengucapkan janji suci itu, keduanya tampak sangat bahagia dan menyematkan cincin di jari masing-masing.

"Jadi pengen nikah lagi" celetuk Ali

Prilly melotot mendengarnya, apa katanya tadi? Ingin menikah lagi? Mau mati Ali.

"Jangan melotot gitu dong, maksud saya itu mau nikah lagi sama kamu."

"Gak lucu tahu, gih sono nikah lagi kalau mau di sunat lagi." Ali meringis mendengar penuturan Prilly, padahal tadi dia hanya bercanda.

"Ya jangan dong, nanti saya gak bisa ngasih kamu anak."

Prilly diam tidak menyahuti perkataan Ali, dasar cowok melihat yang enak saja langsung mau.

Selanjutnya, acara di lanjutkan dengan acara resepsi banyak sekali tamu undangan yang hadir memberikan ucapan selamat, termasuk Saskia mantan tunangan Bayu. Dia hadir dengan senyuman tulus bahagia terbesit di bibirnya, tidak ada dendam dan kekecewaan di dalam matanya karena ini memang jalan terbaik untuk keduanya, merelakan dan mengikhlaskan.

Semuanya berjalan dengan lancar sampai akhir acara, Ali dan Prilly sudah berada di kediamannya.

"Capek juga, laper lagi." Keluh Prilly

"Laper? Tadi kamu makan banyak loh."

"Emang kenapa sih Pak? Perut saya yang laper bukan perut bapak."

"Iya saya tahu, saya kan udah bilang jangan panggil bapak."

"Kebiasaan, udah ah Aku mau masak Mie."

"Eh jangan! Biar saya pesen lewat ojol"

Prilly hanya menurut saja, dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama Prilly sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan mengenakan piyama, melihat makanan sudah tersaji di meja makan.

Bibi ART memang ada, tapi ini sudah malam Prilly dan Ali merasa tidak enak membangunkan pembantunya itu, keduanya tahu jika sedari tadi bibi sudah bekerja mengerjakan ini dan itu.

"Sini makan," ajak Ali

Prilly duduk di kursi, melihat ada beberapa menu makanan yang tampak sangat lezat di mata Prilly.

Tanpa membuang waktu dia segera melahapnya tanpa sungkan dengan keberadaan Ali yang tengah menatapnya.

"Laper apa doyan?"

"Dua-duanya, jangan banyak nanya saya laper."

Ali bungkam, jika urusan perut dia tidak berani mendebat Prilly atau nanti dia yang akan menjadi santapan istrinya itu, Ali mengambil ayam bakar dan melahapnya segera.

**

"Bagaimana Pi? Apa sudah ada kabar?"

"Menurut anak buah Papi, anak kita di asuh sama petani yang ada di gang mawar, rencananya Papi mau kesana dan mencarinya semoga saja kita segera di pertemukan."

"Ya, semoga saja Pi, dia itu segalanya."

"Iya Mi, kamu harus sabar menunggu"

Rudi dan Marta adalah pasangan suami istri, mereka tengah mencari putri mereka yang hilang saat masih bayi, memang sulit menemukannya tapi berkat kesabaran mereka akhirnya pencarian mereka menemukan titik terang.

Sebentar lagi mereka akan mendapatkan kembali anak mereka, dan semuanya akan baik-baik saja.

"Mami gak sabar untuk semuanya Pi"

"Papi pun sama Mi"

Rudi mengelus lengan istrinya, dia tahu apa yang di pikirkan istrinya dan dia pun menginginkan hal yang sama.

**

Arini menghempaskan tubuhnya di kasur, lelah sekali rasanya bekerja andai saja dia terlahir dari anak orang kaya mungkin dia tidak akan menderita seperti ini, dia harus mencari tahu keberadaan orang tua kandungnya dan segera pergi dari rumah sempit ini.

Kalau bukan karena rencananya dia tidak akan mau bekerja keras di perusahaan Ali, tapi karena tekadnya sudah bulat apapun akan dia lakukan untuk merebut Ali dan menghancurkan pernikahan Ali juga Prilly.

Dia memang jahat! Dan Arini menyadari itu, dia memang berniat jahat kepada saudara angkatnya itu, peduli apa dia kepada Prilly? Yang penting apa yang dia inginkan harus ia dapatkan.

Berhubung pernikahan Ali dan Prilly baru seuumur jagung dan dia tahu keduanya belum saling mencintai maka dia akan memanfaatkan situasi itu untuk memenangkan hati kakak Iparnya, kalau pun dia tidak bisa memenangkan hati kakak iparnya tapi dia masih bisa menyingkirkan istrinya dengan cara menjatuhkan mentalnya dan memanas manasinya. Rencana yang sangat bagus, pikir Arini.

Dan semuanya akan di mulai dari sekarang, lihat saja apa yang akan dia lakukan.

Arini tersenyum miring memikirkan idenya sendiri.

"Mas Ali, aku akan menjadi milikmu. Selamanya ahh," Arini mencium bingkai foto Ali yang dia curi di rumah Ali dan Prilly beberapa waktu lalu.

.

Adakah yang rindu dengan cerita ini?

Maafkan ke ngaretan saya yang baru sempat update!

Jangan lupa vote dan komennya

Jangan lupa juga follow akun wattpadku..

See you.. readersku..









































Vote jangan lupa.. ok..

Tandai typo ok..

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang