32

994 130 9
                                    

Keesokan paginya Ali dan Prilly sudah ada di Bandara, mereka sengaja tidak memberitahukan kepergian mereka kepada orang tua, alasan Ali takut mereka mengganggu tapi bukankah tiket bulan madu itu dari orang tua Ali? Pikir Prilly, sebentar lagi pesawat mereka lepas landas.

Tak terasa mereka sudah sampai di Lombok, kota yang sangat Indah, disini mereka akan berkeliling dan menikmati suasana Lombok yang sangat indah, apalagi hotel mereka menghadap langsung kearah pantai Kuta Lombok.

Pemandangan itu membuat Prilly betah berlama-lama menatap keindahan Pantai.

"Liatin apaan sih?" Ali menimbrung, berdiri di samping Prilly yang tengah menatap ke arah pantai

"Pemandangannya bagus banget."

"Bagusan juga saya yang di pandang, bukan pantai."

Prilly menoleh ke arah Ali, hari kedua dalam pernikahannya terasa berbeda, bukan karena ada nya perasaan cinta tapi lebih kepada heran dengan sikap Ali yang menurut Prilly itu sedikit pecicilan dan kepedean tingkat tinggi.

"Mata saya jadi burem kalau natap kamu terus." Jawab Prilly membuat Ali terkekeh, bukan marah lebih kepada lucu saat Prilly mengatakannya.

"Ngapain mesem-mesem?" Tanya Prilly.

"Enggak, saya perhatiin kamu cantik juga." Prilly sedikit tersipu akan perkataan Ali.

"Cantik kalau enggak galak dan ketus." Lanjut Ali lagi membuat Prilly mendelik mendengarnya.

"Becanda, kamu emang cantik" tapi Prilly hanya berlalu begitu saja.

Pernikahan tanpa cinta memang tidak mudah tapi Ali selalu membuat pernikahannya menjadi sedikit berwarna dengan ke jahilan dan selalu menggoda Prilly.

Prilly membaringkan tubuhnya di kasur, dia terus berpikir akan membuka hati nya untuk Ali toh dia kan sekarang suaminya yang sah apa salahnya memberikan hatinya kepada suaminya sendiri? Dia pernah terluka akan namanya cinta tapi itu masalalu kan? Sekarang ini adalah masa depannya, Ali adalah masa depannya. Tidak ada salahnya mencintai suami sendiri.

"Saya sudah pesan makanan untuk makan siang, kamu mau jalan-jalan dulu atau gimana?" Prilly tak mendengarkan pertanyaan Ali dia masih memikirkan tentang perasaan dan masa depan pernikahannya.

"Ali, aku pikir kenapa kita gak coba buat membuka hati satu sama lain? Demi kelangsungan pernikahan kita kedepannya."

Ali tersenyum mendengarnya, selama ini dia menantikan Prilly mengucapkannya. Ali sudah mulai membuka hatinya tapi dia masih ragu dengan kedepannya jika hanya dia saja yang membuka hati sedangkan Prilly tidak pernah mencintainya.

"Saya sudah mulai membuka hati saya sebelum menikah dengan kamu Prilly." Jawab Ali, Prilly menatapnya tidak ada kebohongan disana.

"Saya selalu bilangkan kalau saya mau kamu jadi istri saya, itu memang benar. Saya mau kamu menemani saya sampai akhirnya saya menutup mata untuk selamanya." Lanjut Ali lagi.

"Jadi selama ini kamu udah cinta sama aku?" Tanya Prilly.

"Di bilang cinta sih belum, tapi saya yakin cinta itu akan hadir dengan sendirinya seiring waktu berjalan, sekarang saya hanya mau kamu menemani di sisa hidup saya." Ujar Ali tulus.

"Aku akan berusaha untuk mencintai kamu, tapi sebelum itu aku harap kamu tidak menyentuhku."

"Kamu tenang saja Prilly, saya tidak akan menyentuhmu sebelum kamu yakin perasaan kamu itu untuk saya."

Prilly mengangguk, memang dia tidak salah menikahi orang sebaik Ali.

**

Di Jakarta, tepat di halaman rumah Ali dan Prilly dua mobil berhenti di halaman rumah, tampak orang-orang dalam mobil keluar dan mengetuk pintu.

Tak lama seorang perempuan membukakan pintu, itu adalah Asisten Rumah Tangga Ali dan Prilly yang baru kembali dari kampung halamannya.

"Prilly sama Ali nya ada Bi?"

Dua rombongan itu adalah Ibu, Bapak Prilly serta Arini dan juga Papa, Mama Ali yang datang berkunjung.

"Maaf Nyonya, Tuan sama Nyonya sudah berangkat ke Lombok."

Ali sudah menghubungi ART nya jika mereka berdua pergi ke Lombok, Mama menepuk jidatnya karena dia melupakan itu.

"Mama Lupa kalau kemarin Mama ngasih tiket bulan madu ke Lombok buat mereka, tapi mereka kok gak ngabarin kalau mau pergi hari ini?"

"Gak mau di ganggu kali Ma."

"Iya kali Pa."

"Yasudah Bu kalau begitu kita kesini lagi nanti setelah mereka pulang dari Lombok" seru Ibu

"Lebih baik sekarang kita pulang saja, mereka di hubungin pun tidak ada yang tersambung."

Semuanya setuju dan pergi dari rumah Prilly juga Ali, toh yang punya rumah sedang asyik menikmati suasana Lombok.

Sedangkan Arini yang dari tadi diam mengepalkan tangannya, dia sangat marah dan sangat membenci Prilly sekarang.

"Lihat saja aku akan hancurkan bulan madu indah kalian, aku bakalan susul kalian kesana." Batinnya menggeram marah, Arini memang sangat membenci Kakaknya karena Prilly selalu mendapatkan apa yang dia inginkan tapi dia.. dia tidak pernah mendapatkan apa yang dia inginkan, lihat saja Arini akan merebut semua yang Prilly miliki saat ini.

...

Hay.. hay..

Ada yang rindu cerita ini tidak?..

Jangan lupa Vote untuk menambah semangat ya..

Satu lagi.. jangan lupa cek profile aku dan baca cerita terbaru aku dengan Genre berbeda.. ramaikan lapakkk....

See you..

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang