16

1K 129 9
                                    

Ali di buat heran dengan sekretarisnya ini, baru saja tadi dia melihat jika gadis ini seperti tengah memikirkan sesuatu. Tapi sekarang lihatlah, sekretarisnya itu kembali menjadi sekretaris menyebalkan lagi.

"Kamu ngapain liatin saya terus?" Tanya Ali saat ini mereka sedang berada di sebuah hotel untuk meeting bersama klient.

"Enggak, kalau di liat liat pak bos ganteng juga."

"Naksir kamu?"

"Iya saya naksir sama pak bos." Ali menatap Prilly tak percaya, kerasukan jin apakah sekretarisnya ini?.

"Tapi boong pak." Prilly tertawa sangat kencang apalagi melihat raut wajah Ali yang masam, untung saja para tamu meeting belum hadir hanya mereka berdua saja.

"Kurang ajar." Desis Ali membuat Prilly tambah kencang tertawa membuat beberapa orang yang lewat disana menggelengkan kepalanya.

"Pak bos lucu deh kalau mukanya kayak gitu." Celetuk Prilly, Ali menatap Prilly horor. Prilly yang ditatap menghentikan tawanya, Ali pikir Prilly tertawa karena takut padanya tapi pikirannya itu salah ternyata beberapa orang sudah datang kesana.

Meeting pun di mulai, Prilly mulai mempresentasikan proposal perusahaannya.

Beberapa perusahaan pun mulai mempresentasikan proposal perusahaannya, tapi untuk kesekian kalinya perusahaan Ali memenangkan tander.

Prilly membereskan barang-barangnya, dia tersenyum bangga karena sekali lagi perusahaannya mendapatkan tander besar.

"Selamat" seseorang menyodorkan tangannya kepada Ali, Ali menatap tangan itu dan melihat siapa empunya. Terlihat Ali malas sekali membalas jabatan tangan itu.

"Gue peringatin sama lo, jangan pernah percaya perempuan licik macam Diandra. Karena lo gak akan pernah tahu jalan pikiran dia." Ujar orang itu yang ternyata adalah Kevin mantan kekasih Diandra.

"Gue gak peduli, lagian gue udah gak mau sama dia."

"Yakin lo? Sebelum Diandra mendapatkan apa yang dia inginkan dia gak akan pernah menyerah dan mampu melakukan apapun untuk meraihnya." Setelah mengatakan itu Kevin pun pergi dari hadapan Ali rupanya pria itu juga mengajukan proposal kerja sama ini.

"Pak bos dia siapa?"

"Kepo" Prilly membulatkan matanya, bisa juga Ali mengatakan itu.

"Bukannya saya kepo nanti kalau saya ketemu dia dan dia ngaku teman bos terus ngerayu saya bocorin rahasia perusahaan gimana? Padahal dia musuh bos."

"Mantan Diandra." Tukas Ali dan berlalu pergi

"Pak bos tungguin" Prilly sedikit berlari untuk menyamai langkah Ali, karena heels nya yang terlalu tinggi akhirnya dia hampir saja terjatuh jika saja sebuah tangan tidak segera menahannya.

Bukan, bukan tangan Ali yang menahannya tapi sebuah tangan lain. Prilly mendongakkan matanya matanya bertemu dengan mata coklat seseorang.

Wajahnya begitu tidak asing di mata Prilly apalagi mata coklat itu, Prilly sangat mengenalnya dia Adam.

"A..a..adam" gumam Prilly, ingatannya kembali pada masalalu dimana pria ini pernah mengisi kekosongan hati Prilly hingga suatu hari pria di hadapannya meninggalkannya tanpa kepastian.

"Ekhem" suara deheman itu membuat Prilly tersadar dan segera melepaskan diri dari pria di depannya, jantungnya berpacu lebih cepat.

"Prilly ayo, apa kamu tidak lapar?"

"Pak bos mau neraktir saya?" Prilly mengabaikan tatapan dari pria di hadapannya dan fokus kepada Ali bosnya.

"Iya." Satu kata itu berhasil membuat Prilly memekik senang dan melupakan apa yang baru saja terjadi.

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang