55 (END)

671 45 3
                                    

Dorr..

"Arghtt"

"Ibu" jerit Prilly segera menghampiri Ibunya

"Ibu gak kenapa-kenapa kan?" Segera dia membuka ikatan Ibunya tak lupa dia juga melepaskan Bapak, dia menatap Arini yang terlihat kesakitan dan lengannya banyak mengeluarkan darah, tadi sebelum dia menarik pelatuknya Rudy terlebih dahulu menembak lengannya alhasil dia menjatuhkan senjatanya dan memegang lengannya yang tertembak.

"Arini" Ibu menghampirinya, terlihat betapa dia menghawatirkan Arini meski dia sempat ingin membunuh Ibu tapi Ini tetaplah Ibu dia tidak bisa melihat anak-anaknya terluka.

Segera Ibu menyobek bagian bawah bajunya dan membalut luka Arini agar darahnya tidak semakin banyak keluar, Arini menatap Ibunya rasa penyesalan hinggap di hatinya. Apa yang barusan dia pikirkan?

"Kamu lihat? Ibu yang tadi ingin kamu habisi begitu menghawatirkan kamu, apa kamu tidak bisa melihat kasih sayang dia selama ini?" Tanya Prilly, Arini segera menangis. Memory-memory masa kecilnya terus bermunculan dimana Ibu selalu memperhatikan nya di bandingkan anak kandungnya sendiri, Ibu yang selalu memenuhi semua keinginannya

"Ibu" lirih Arini, air matanya menetes rasa sesal dalam hatinya menyesakkan dadanya hingga dia tidak mampu lagi mengucapkan sepatah kata pun, dia menangis sejadi-jadinya segera Ibu memeluk Arini dan menenangkan dia.

"Maafkan Arini Bu, hiks Arini sudah jahat" ujar Arini sembari menangis

"Syutt.. kamu gak salah nak, ini salah Ibu karena selama ini selalu memanjakan kamu dan saat kamu tidak mendapatkan apa yang kamu mau maka kamu melakukan segalanya ini salah Ibu, seharusnya Ibu mengajarkan bagaimana cara nya ikhlas karena tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan",

Arini semakin menangis karena melihat bagaimana Ibu yang sama sekali tidak melahirkan nya ini begitu tulus menyayangi nya, Ibu kandungnya saja tidak menginginkan nya dan Ibu yang memeluknya ini mampu menjadi orang tua yang terbaik dan tidak pernah membedakan dia dengan anak kandungnya, masih pantaskah Arini mendapatkan kasih sayang ini?

"Arini, sekarang kamu mengerti kan bagaimana kasih sayang keluarga itu lebih penting daripada ego? Apakah dengan kamu menghancurkan keluarga kita kamu akan bahagia dan mendapatkan semua kasih sayang ini?" Prilly berjongkok di depan Adiknya, Arini menundukkan kepalanya karena merasa malu kepada kakaknya.

"Maafkan aku" lirih Arini

"Aku gak pernah membenci kamu sekalipun kamu berbuat seperti ini, kamu tetaplah adikku, Adik tersayang aku" Prilly memeluk adiknya, Arini semakin terisak dadanya sesak. Bagaimana bisa dia melakukan semua ini? Lihatlah betapa mereka menyayanginya seperti keluarga nya sendiri dan samapi kapanpun dia tidak akan pernah mendapatkan keluarga seperti ini.

"Prilly, bawa adikmu ke Rumah sakit lihat darahnya semakin banyak"

Prilly melepaskan pelukannya dan melihat lengan Arini yang terbalut baju Ibunya masih mengeluarkan banyak darah, tak lama terdengar dari kejauhan suara sirine polisi dan berhenti di depan pintu setelah itu Mama, Papa dan beberapa polisi masuk ke sana untuk mengamankan Arini.

"Maafkan aku bu, Pak dan terutama sama Kakak, aku janji setelah ini aku akan menjadi manusia yang lebih baik lagi"

Arini memberanikan diri menatap kakaknya, pandangannya memburam karena darah tak berhenti mengalir. Dia memegang tangan kakak nya erat

"Aku janji, setelah semua ini aku akan membayar apa yang sudah aku lakukan"
setelah itu Arini tak sadarkan diri terkulai lemah karena peluru yang bersarang di lengannya.

Dengan sigap polisi di sana membawa Arini ke rumah sakit, setelah semuanya berakhir semuanya kembali seperti sedia kala, tak ada lagi kesulitan yang mereka hadapi kini mereka telah hidup bahagia.

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang