52

471 60 5
                                    

"ada apa sebenarnya ini ma?" Tanya Papa

"Seperti yang kamu lihat Pa, aku cuman mau menangkap pelaku yang udah buat menantu kita menderita"

"Jadi selama ini mama hanya bersandiwara?" Tanya Aku

"Ya, dan aku tahu mas" jawab Prilly, mama merangkul menantunya dengan sayang

"Kalian, bisa-bisanya aku dan Ali di tipu dengan sandiwara kalian" ujar Papa

"Kalau enggak begini, itu si Arini gak bakal ketangkep"

"Sejak kapan kamu tahu mama bersandiwara?" Prilly hanya tersenyum dan mulai menjelaskannya

Pada waktu Prilly masih bersedih akan perkataan mama, tanpa di duga mama datang dan menjelaskan segalanya tentang apa yang terjadi padanya dan mengapa dia berubah kepada Prilly

"Maafin mama tapi mama melakukan ini untuk kebaikan kamu"

"Prilly ngerti ma, tapi kenapa mama curiga sama Arini?"

"Mama gak tahu tapi perilaku Arini membuat mama curiga, apalagi waktu di rumah sakit dia bilang tahu kamu di rawat dari bibi padahal kata bibi gak ada yang datang ke rumah waktu kita di rumah sakit"

"Bukan cuman itu, mama cek rekaman cctv di jalan perumahan kamu mama lihat mobil Arini lewat dan berhenti di depan rumah kamu, mama juga cek cctv rumah yang ada di depan rumah kalian dan memang Arini sedang ada di sana memperhatikan kamu yang tengah memakan rujak yang sudah dia campur obat penggugur kandungan di dalamnya, meski dia memakai masker tapi mama tahu itu dia dari perawakannya"

"Ma, aku harap mama hanya salah menduga saja"

"Mama juga berharap seperti itu tapi jika kenyataannya memang benar adanya maka mama berharap kamu bisa menerimanya"

Prilly mengangguk, dalam benaknya dia masih tidak percaya akan apa yang di katakan mama mertuanya tapi hati kecil nya bilang kalau mama ada benarnya karena selama ini memang Arini tidak pernah suka dan selalu ingin memiliki apa yang dia miliki

"Kalau emang Arini yang melakukannya, apa motif dia?"

"Mama juga gak tahu pasti, tapi mama akan coba mendekati dia dan mencari tahu apa yang dia mau"

"Baiklah, semoga saja ini bukan perbuatannya"

"Dan satu lagi, kamu jangan sakit hati apalagi sampai terpengaruh dengan apa yang mama ucapin sama kamu nantinya, mama akan bersandiwara seolah-olah mama kecewa dan berbalik tidak suka sama kamu, dengan itu mama akan dengan mudah tahu apa yang ada di dalam otak Arini" Prilly mengangguk,

"Kamu jaga diri baik-baik, dan jangan sampai kamu kecapean"

Ali terus menyimak apa yang di katakan istrinya, dia sedikit kaget karena mama  nya begitu apik menjalankan perannya hingga dia tidak bisa menebak apa yang mama nya lakukan,

"Mama, emang yang terbaik"

"Iya, kalau bukan karena mama si Arini udah hancurkan rumah tangga kalian, dia itu sebenarnya iri dengan apa yang kakak nya punya, dia bukan nya cinta sama kamu Li tapi dia ingin melihat Prilly menderita dan kamu adalah alasan yang bisa membuat Prilly menderita"

"Sampai kapanpun Ali gak akan terpengaruh sama perempuan itu, Ali cuman cinta sama istri Ali"

"Mama tahu, tapi mama melakukan ini karena gak ada bukti makanya mama buat rencana seperti ini sembari mengumpulkan informasi dan bukti yang bisa memberatkan perempuan itu"

"Papa bangga sama kamu Ma, dan mengenai cucu bagaimana?"

"Mama gak peduli mau kalian ngasih cucu atau enggak bagi mama yang penting itu anak mama bahagia dan mama tahu apa yang membuat anak mama bahagia
Ali langsung memeluk mama nya erat, dia tahu mama nya sangat menyayanginya dan dia tidak akan pernah merusak apa yang akan membuat nya, seharusnya dia tahu itu lebih awal.

Mama merangkul Prilly dalam pelukannya, akhirnya keempatnya berpelukan setelah melewati hari-hari yang menegangkan.

.

Arini duduk di dalam mobil polisi yang tengah berjalan, dia masih tidak menerima apa yang sudah terjadi padanya ingin sekali rasanya dia menghabisi seluruh keluarga itu karena mereka dia harus masuk ke dalam penjara, Arini memikirkan sebuah ide

"Bu, saya kebelet pengen ke air"

"Nanti saja di penjara juga ada"

"Saya sudah gak tahan Bu, perut saya melilit penjara masih jauh, mending kita ke toilet umum dekat sini saya sudah gak tahan" Ibu polisi itu melihat kearah rekannya yang seorang polisi laki-laki.

"Baiklah, Bu Nisa antar dia ke toilet"

Mobil berhenti di sebuah toilet umum, Arini masuk ke sana sebelumnya borgol yang membelenggu tangannya di lepaskan, di dalam toilet Arini melihat ke sekeliling dan menemukan jendela yang cukup tinggi dia berusaha memanjat namun bajunya menghalangi pergerakannya, akhirnya dia melihat ke toilet di sebelahnya lewat atas dan menemukan seorang gadis yang tengah berdandan dia naik lebih atas dan melompat, segera dia membuat gadis itu pingsan. Dengan cepat dia melepaskan baju gadis itu dan memakainya, setelah itu dia menggulung rambutnya dan memakai topi yang ada di dalam tas gadis yang pingsan itu, dia keluar dari dalam toilet dengan santai melewati polisi yang tengah menunggu di depan toilet yang dia pakai sebelumnya tanpa menyadari kalau dia sudah berhasil lolos.

Merasa cukup lama akhirnya polisi itu mendobrak pintu dan tidak menemukan Arini di sana, dia membuka toilet di sebelahnya dan menemukan gadis yang pingsan memakai gaun pernikahan yang Arini pakai, segera polisi itu memberi tahukan rekannya kalau Arini kabur, sedangkan Arini dia sudah berada di dalam taxi dia menuju rumah Ibu dan Bapak

Sesampainya di sana dia langsung masuk ke dalam rumah dan terlihat Bapak dan Ibu sedang duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi

"Arini, ada apa ke sini?" Tanya Bapak, memang kedua orang tua Prilly tidak tahu tentang pernikahan Arini dan Ali, mama Ali sengaja tidak mau melibatkan besannya dalam masalah ini.

"Arini sengaja kesini, di suruh sama kak Prilly buat jemput Ibu sama Bapak"

"Kemana?"

"Arini juga gak tahu Bu, tapi kayak nya mau ngajak kalian jalan-jalan"

"Kalau gitu bapak sama Ibu ganti baju dulu" tanpa rasa curiga keduanya berganti pakaian dan langsung ikut dengan Arini.

Arini yang sebelumnya sudah membuat sopir taxi online pingsan dan menyembunyikan si pengemudi di bagasi, dengan leluasa bisa membawa Ibu dan Bapak ke tempat yang sudah dia pikirkan, sebuah gudang yang sudah lama kosong Arini membawa keduanya kesana,

"Loh kok kita kesini"

"Udah Ibu sama Bapak turun aja dulu"

Keduanya turun, Arini mengambil basbol yang sudah dia siapkan dan memukul belakang kepala keduanya hingga pingsan tak sadarkan diri, dia menelepon anak buahnya lewat hp sopir taksi online dan menyuruh mereka semua ke tempat Arini sekarang

Prilly yang sedang tiduran di ranjang bersama Ali di kejutkan dengan dering telepon yang sangat bising, dia melihat handphone nya dan tertera nomor tak di kenal dia mengabaikan nya dan tak lama sebuah pesan muncul, Prilly melihatnya dan terkejut melihat foto Ibu dan Bapak yang tengah terikat.

"Mas, Ibu sama Bapak" pekik Prilly, Ali langsung bangkit dan melihat handphone Prilly yang menampilkan foto Ibu dan Bapak yang tengah terikat.

"Siapa yang ngirim ini?"

"Aku gak tahu"

Tak lama panggilan masuk ke handphone itu, Ali langsung mengangkatnya dan menekan loadspeaker

"Kalau kamu ingin dua orang ini selamat, datang ke sini dan jangan beri tahukan polisi atau mereka akan tinggal nama" suara di seberang sana terdengar berat, setelah mengatakan itu dia menutup teleponnya tanpa memberikan Ali kesempatan untuk bicara.

Mama masuk ke kamar Ali terburu-buru dia ingin menyampaikan pesan yang sangat penting

"Ali, Prilly Arini kabur"

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang