08

2.1K 111 3
                                    

Pagi ini Cacha sekolah diantar oleh Pak Mamat, sopir pribadi keluarganya, tetapi dipertengahan jalan mobilnya tiba-tiba terhenti karena mogok. Cacha pun keluar dari mobil dan terpaksa harus memesan taxi sepagi ini.

Ah menyebalkan! menunggu taxi itu waktunya cukup lama apalagi jika sepagi ini, bisa-bisa ia akan terlambat dan kembali dihukum Pak Joko lagi.

Brumm brumm!

Tiba-tiba sebuah motor besar berhenti didepannya, laki-laki itu membuka helm full facenya dan tersenyum kepada Cacha.

"Hai Cha" sapa lelaki itu

"R-rio?" tanya Cacha

"Iyaa ini gua Cha, gak nyangka kita bisa ketemu lagi" ujar Rio yang tersenyum hangat

Dulunya, keluarga Cacha adalah tetangga Chika, tetapi saat itu keluarga Chika terpaksa pindah karena Ayah dan Ibunya meninggal dalam kecelakaan pesawat, Chika dan Rio pun dipindahkan ketempat neneknya.

"Eh tapi, kenapa tuh mobil lo? Mogok?" tambah Rio

"Iya, kata Pak Mamat akinya rusak" ucap Cacha

"Kalo gitu bareng gue aja Cha, sekolah gue gak jauh-jauh amat kok dari sekolah lo, SMA GARUDA kan?

"Bentar bentar, tapi kenapa lo bisa tau? Chika yang bilang?" Cacha mengernyit heran

"Gue nyari tau sendiri tentang lo Cha! gue tau hubungan lo sama Chika gak sebaik dulu, tapi gue gak mau gara-gara itu gue juga ikutan musuhan sama lo" ucap Rio tersenyum.

"Hm, oke!" Cacha tersenyum kikuk

'Untung aja Rio baik, ngga kaya si Chika kayak Dakjall!!' Batin Cacha.

"Yaudah, sini naik Cha" pinta Rio sambil menepuk-nepuk jok belakangnya

"Bentar ya, gue mau batalin taxi dulu!" Cacha mengambil ponsel disaku bajunya.

"Nah udah, ayo!" Cacha dengan lincah menaiki motor besar itu, tentu saja ia sudah terbiasa dengan model motor besar seperti itu, karna Rangga juga sering mengajaknya jalan-jalan memakai motor besar.

"Pakai helm dulu jangkrik! Lo mau kita ditilang apa?" ucap Rio menyentil dahi Cacha.

"Lupa!" Cacha memasang cengiran khasnya.

"Pegangan ya incess!" pinta Rio

"Inces incess palalo" Cacha menjitak kepala Rio walaupun terlindungi helm full facenya.

"Lo gak berubah Cha" Rio tersenyum. Memang Cacha sedari dulu sangat suka menjitak kepala Rio, ketika Rio membuatnya kesal Cacha pasti akan memberikan jitakkan andalannya kepada Rio.

*****

Selama diperjalanan, Rio dan Cacha bercanda tawa, tawa mereka lepas saat mengingat Rio yang dulunya saat kecil suka ngompol dicelana dan Cacha yang suka menangis karena rambutnya sering digulung-gulung paksa oleh Rio.

Setelah asik bercanda, tidak terasa motor Rio sudah berhenti di depan sekolah SMA GARUDA. Mereka berdua tidak sadar bahwa ada manik tajam yang sedang menatap mereka dengan pandangan tidak suka.

"Kalo gitu gue masuk dulu, makasih Rio!" Cacha berlari menuju pagar, tiba-tiba suara teriakan terdengar.

"Woi anjritt Cachaa, lepas dulu helmnyaa!" Rio meneriaki Cacha

"Arghh bangsat gue lupa, ngapain sih lo masih nemplok dikepala gue!" Ucap Cacha kesal memukul helm yang ada dikepalanya. Cacha pun segera berbalik menuju Rio

"Nih" Cacha melepaskan helm yang ada dikepalanya dan menyerahkannya pada Rio

Rio terkekeh melihat raut kesal Cacha, "Bocah bengek anying"

"Malu gue maluu!" Ucap Cacha menghentak-hentakan kakinya

"Udah sono lo masuk, buruan ntar tu pagar keburu ditutup!" Ucap Rio merapikan rambut Cacha.

"Oke siap" Cacha tersenyum manis.

                               

                                  •Rio Dirgantara•

                                  •Rio Dirgantara•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alescha Radella A. (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang