23

3.1K 243 27
                                    

                            Happy Reading yayy!!

Abidzar melangkahkan kakinya menuju rumah Cacha, sekian lama akhirnya ia kembali menginjakkan kakinya dirumah ini. Dimana berbagai kenangan tersusun rapi disini.

"Selamat datang kembali Abidzar!" sambut Ardi ketika Abidzar datang.

"Eh Abidzar makin ganteng aja" ucap Risa yang langsung memeluk Abidzar.

"Terimakasih bunda" ucap Abidzar membalas pelukan Risa.

"Ayah, bunda, sepertinya kalian harus menambah lebih banyak pengawal untuk Cacha! Dan jangan sampai Cacha mencurigainya!" neritahu Abidzar.

"Tapi ada apa Abidzar?" tanya Ardi

"Aaron sudah mengetahui bahwa mata-mata miliknya sudah mati, dan ia sedang mencari pelaku dibalik semua ini. Aku tidak ingin dia mengetahui bahwa Cacha sendiri yang menghabisi orang itu!" jelas Abidzar.

"Apa sekarang kamu masih tidak bisa untuk selalu ada di sisi Cacha?!" tanya Ardi lagi.

"Iya Ayah, musuh dari keluargaku masih gencar ingin menghabisiku, akan sangat berbahaya jika mereka melihatku selalu bersama Cacha!"

"Aku tidak ingin mereka juga mengincar Cacha!" tambah Abidzar dengan raut wajah khawatir.

"Yah, bunda takut Cacha kenapa-napa!" ucap Risa menyela pembicaraan mereka.

"Bunda tenang, suatu saat nanti Cacha pasti bisa melindungi dirinya bahkan keluarganya sendiri!" ucap Ardi tenang namun jauh dilubuk hatinya ia juga merasa khawatir.

Tiba-tiba Cacha langsung ada berdiri diantara mereka, membuat semuanya terkejut, bagaimana bisa tiba-tiba ada Cacha disini? Apa jangan-jangan Cacha memakai pintu ajaib doraemon?

"Ngomongin Cacha kan? Yakan Cacha mah dijadiin bahan gibahan terus!" ucap Cacha memanyunkan bibirnya membuat semuanya menghela napas lega karena ternyata Cacha tidak mendengarnya.

"Eh anaknya bunda udah pulang, cup cup cup" ucap Risa mengalihkan pembicaraan.

"Sini anaknya ayah!" ucap Ardi membawa Cacha mendekat kepadanya.

"Bunda bilang kalo Cacha itu cantik banget banget banget!" ucap Ardi membisikan kepada Cacha.

"Ndasmu!" ucap Cacha yang membuat Ardi memelototkan matanya.

"Jangan didenger yah, mulut Cacha typo!" ucap Cacha mengulum bibirnya.

'Dasar gadis nakal' Batin Abidzar sambil tersenyum.

"Heh dasar! Yaudah kalo gitu bunda sama ayah ke atas dulu ya!" ucap Ardi menatap Risa seakan-akan memberi kode.

"Mau ngapain yah?!" ucap Cacha yang tak terima akan ditinggalkan.

"Urusan orang tua, tuh liat ada Abidzar, masa mau ditinggalin?!" ucap Ardi menoel pipi Cacha.

Cacha hanya mengangguk dan berbalik menghampiri Abidzar, kemudian Cacha mengajak Abidzar untuk menonton film zombie.

"Ihh liat zombie nya mirip kamu!" ucap Cacha histeris saat melihat pemain film itu yang menurutnya mirip Abidzar.

"Gak, masih gantengan aku!" bantah Abidzar

Cacha terkekeh kemudian memeluk gemas Abidzar, "Hm kangen banget sama kamu!".

"Apalagi aku, tiap hari kamu terus yang ada di pikiran aku!" kekeh Abidzar kemudian ia melingkarkan tangannya dipinggang ramping Cacha.

"Cha kalo aku cinta kamu boleh gak sih?!" tambah Abidzar yang membuat Cacha membulatkan matanya menahan gugup.

"E-itu ya b-boleh, gak ada yang larang kok!" balas Cacha berusaha sesantai mungkin.

Alescha Radella A. (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang