10

2.1K 130 10
                                    

Sepulang sekolah, Rangga mengendarai motor dengan perasaan berkecamuk, marah, kesal, rasanya dia ingin menabrakan dirinya ke pembatas jalanan.

Cowok itu ingin pergi ke tempat dimana ia bisa menjadi tenang. Cukup lama berpikir, dan dia memutuskan untuk pergi ke pantai.

Sesampainya di pantai, Rangga mendudukan dirinya di hamparan pasir, maniknya menatap lurus biru lautan. Ia merasa damai membiarkan angin pantai menerpa wajahnya.

Sedangkan di sisi lain, Chika sedang berjalan di tepi pantai sambil meminum es kelapa, Chika memicingkan matanya saat melihat laki-laki yang sangat ia kenal tengah melamun menatap lautan. Chika berjalan mendekati Rangga, sepertinya ia belum menyadari kehadiran Chika didekatnya.

"Hai, Rangga!" sapa Chika

Rangga mendongak menatap Chika yang sedang tersenyum kepadanya.

'Cantik' Batin Rangga.

"Rangga heii!" ucap Chika membuyarkan lamunan Rangga.

"E-eh Chika, ngapain lo disini?" tanya Rangga yang nampak gelagapan.

"Gue boleh duduk gak nih?" Rangga mengangguk sambil tersenyum.

"Liat gue ada es kelapa, lo mau?" tawar Chika

"Nggak Chik, lo aja deh"

"tapi ngapain lo disini, lagi ada masalah?" tanya Chika

"Iya Chik" Rangga tersenyum sumbang.

"Lo kenapa? Lo bisa kok cerita sama gue!" Ujar Chika lembut sambil menggenggam kedua tangan Rangga.

Rangga mulai menceritakan apa yang terjadi pada hubungannya dengan Cacha, dan bagaimana saat dia mengungkapkan betapa marahnya ia tadi. Chika tersenyum kecil melihat Rangga yang sangat marah dan kesal pada Cacha.

"Udah Rangga jangan dipikirin lagi, gue ada disini buat lo" ucap Chika menenangkan Rangga.

"Lo bisa cari gue kapanpun yang lo mau dan jadiin gue tempat cerita lo!" tambah Chika

"Makasih ya Chik" Rangga mengusap pelan kepala Chika.

Deg!

"Eum- sama sama" Chika tersenyum dengan matanya yang mengerjap

'Sial, gue kenapa jadi gugup gini? Apa gue beneran suka sama Rangga?' Batin Chika.

"Gue mau ke basecamp, lo mau ikut?" tawar Rangga

"Boleh juga, ayo!" ajak Chika yang langsung berdiri.

"Ayo!" Rangga berdiri menarik tangan Chika dan menggenggamnya.

'Sorry Cha, niat gue yang cuma mau nakut-nakutin lo  kayanya harus gue batalin, karena gue beneran suka sama Rangga dan itu berarti gue harus bisa beneran nyingkirin lo!' Batinnya.

******

Sore ini Rangga dan Chika telah sampai di basecamp, teman-temannya yang lain juga ada disana. Namun, Alka menatap kedatangan Rangga dan Chika dengan tatapan yang sulit dijelaskan, ada sedikit rasa tidak suka melihat kedekatan antara Chika dan Rangga.

Bukannya apa, ia hanya kasihan terhadap Cacha. Bagaimana perasaannya nanti jika tahu kekasihnya menggenggam erat tangan wanita lain?

"Woiii bro!!" ucap Alka menghampiri Rangga.

"hm, apaan?"

"Ikut gue bentar!" Alka menarik tangan Rangga dari Chika.

"Bentarr ya Chik" ucap Rangga yang dibalas anggukan oleh Chika.

"Lo ngapain bareng Chika? Gimana kalo Cacha tau lo bareng cewe lain? tanya Alka

"Udahlah, lo gausah bahas Cacha!" sahut Rangga dengan nada datar

"Lo ada masalah sama Cacha?" tebak Alka

"Dia selingkuh sama Rio!" ucap Rangga yang membuat Alka memelototkan matanya.

"Yakin lo?" Alka tertawa sinis.

"Gini ya kalo lo ada masalah bicarain baik-baik, bukan malah nuduh cewe lo sendiri habis itu lo pergi sama cewe lain!" tambah Alka

"Diem lo Al, lo gak tau apa apa" ucap Rangga ketus.

"Lo pengecut kalo lari kaya gini, lo laki bukan?! beresin masalah lo sama Cacha, bukan kaya gini malah pegang-pegangan tangan sama cewe lain juga, jadi apa bedanya lo sama Cacha yang udah lo tuduh selingkuh hahh?!"

"Bodoh, dia aja deket sama cowok juga" Rangga tertawa sinis.

"Apa lo tau alasan dia apa? Apa lo dengerin penjelasan dari dia? Apa lo percaya sama Cacha?" ucap Alka yang membuat Rangga terdiam.

"Lo salah kalo sampe nuduh dia berkhianat sama lo, asal lo tau dia setia banget sama lo brengsek!!" Alka perlahan berjalan meninggalkan Rangga, ia sangat kesal dengan tingkah laku Rangga hari ini.

Alka marah karena Rangga meragukan kesetiaan Cacha, padahal ia sering melihat banyak anak motor lain mendekati wanita itu, namun selalu ditolaknya hanya karena satu alasan. "Maaf, gue cintanya sama Rangga", kata-kata itu sangat jelas terpampang dalam ingatan Alka, karena ia pernah menguping pembicaraan Cacha dengan laki-laki yang pernah mendekati Cacha.

Rangga masih terdiam ditempatnya meresapi ucapan Alka, apa benar yang diucapkan Alka? Dan apa ia sudah keterlaluan pada Cacha? Arghh!! Rangga menjambak kesal rambutnya.

******

Alescha Radella A. (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang