Happy reading ~~
Brian membawa Allisya menuju ruangan kerjanya sedangkan Al pergi ke kamarnya entah apa yang ingin dia lakukan. Lebih baik mereka berada di sini dari pada membiarkan Allisya berada di dekat Jessica. Tentang kejadian tadi Brian memang melihat mobil Allisya dari kejauhan. Tak menyangka jika Jessica menarik tangan Allisya lalu menjatuhkan dirinya. Brian menyeringai, ia tahu jika Jessica akan bertindak licik.
"Seharusnya aku tidak boleh berada disini," ucap Allisya sambil menatap Brian serius. Pasalnya ia merasa tidak enak karena statusnya berbeda dengan Jessica walaupun dirinya saat ini adalah kekasih Brian menurutnya.
"Kenapa? Apa kau merasa tidak nyaman?" Brian mendekat ke arah Allisya dan duduk di sampingnya. Brian awalnya tidak menyangka jika Allisya akan datang, ia pun belum mengetahui apa yang membawanya hingga datang ke sini.
"Hmm. Sebenarnya Al yang memintaku datang kemari karena kalian sedang tidak ada di rumah. Walaupun ada perempuan tadi aku tetap merasa gelisah dan Al juga memaksa jadi aku tidak bisa menolaknya. Dan benar saja___." Allisya menatap Brian.
"Benar apa?"
"Tidak apa-apa. Lupakan saja." Allisya berpikir belum saatnya ia memberi tahu Brian. Ia akan menyelesaikan urusan wanita itu sendiri walaupun ia tahu Brian akan mengusirnya tapi Allisya tidak mau melibatkan Brian.
"Jangan khawatir. Aku dengan Jessica tidak memiliki hubungan apapun. Daddy memang menjodohkan kami seperti kau dan Erga, tapi aku menolaknya. Jadi jangan merasa tidak enak."
Brian menarik Allisya ke dalam pelukkannya, mengusap bahu pujaan hatinya. Ia cukup senang karena Allisya datang ke rumahnya. Brian tinggal memperkenalkan Allisya kepada orang tua nya sebagai kekasihnya bukan sebagai Saudari Ibunya-Al. "Tinggallah disini sampai Daddy dan Mommy pulang. Ada yang harus aku bicarakan pada mereka."
Allisya hanya menganggukan kepalanya sekali, pasalnya ia masih terbuai akan pelukkan Brian. Katakanlah Allisya berlebihan namun perasaan nyaman saat dipelukkan Brian itu terasa hangat. Saat mereka berdua masih dalam suasana romansa tiba-tiba Al datang dan langsung berlari memeluk Brian dan Allisya.
"Mommy kenapa? Papa pasti bikin Mommy sedih lagi!" Al menatap curiga pada Brian pasalnya Brian itu sangat usil akhir-akhir ini dan terakhir kali Al juga yang membantu Ayah-nya untuk membujuk calon Ibu barunya.
"Papa tidak melakukan hal yang salah, Al. Mommy hanya sedang bermanja-manja. Kau tidak lihat dari tadi wajah Mommy memerah?" Brian menunjuk wajah Allisya yang merona. Padahal Allisya sudah menyembunyikannya sejak tadi ternyata Brian masih tetap melihatnya. Al terkekeh, lalu mengusap pipi Allisya yang merona.
"Vio seling melah mukanya kalau Al suka gangguin Vio," celetuk Al membuat Brian dan Allisya saling tatap. Brian akhir-akhir jarang mendengar Al bercerita tentang sekolahnya, sepertinya Brian terlalu sibuk memikirkan pekerjaan dan asmaranya sampai ia lupa akan anaknya.
"Vio? Siapa dia, sayang?" Allisya menegakkan tubuhnya lalu membawa Al duduk diantara dirinya dan juga Brian.
"Vio itu teman sekelas Al, Mom. Dia saudali kembal Tio. Anaknya Om Thomas sama Tante Stevi. Teman sekelas Al." Brian dan Allisya nampak berpikir namanya tidak asing bagi mereka berdua.
"Thomas corp?" gumam Brian membuat Allisya mengingat orang itu. Brian tahu jika Thomas memiliki anak tapi ia tidak tahu jika Al dan Twins Thomas berteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy [ Selesai ]
Fanfiction"Maafkan aku, Brian. Aku harus pergi tolong jaga anak kita dengan baik, sayangin dia. Sekali lagi maafkan aku." Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh seseorang yang mengaku telah melahirkan bayi diduga adalah anak dari seorang pemuda tampan bernama B...