Brian sudah berangkat ke Bandara, dan Al sudah bersiap untuk pergi bersama Pricilia. Al nampak bahagia, ia terlihat antusias padahal Al bukan tipe orang mudah akrab pada orang yang baru ditemuinya.
"Al sudah siap, sayang?" tanya Priclia.
"Sudah, Oma. Ayo Oma kita pelgi, nanti kita gak ketemu Tante Cantiknya."
"Iya. Ayo." Supir keluarga Stevano mengantar Pricilia dan Al ke LS Corp. Priclia dan Al keluar dari mobil membuat para karyawan menatap mereka heran, pasalnya LS dan ST tidak ada hubungan kerja sama apalagi sekarang ini Ny. Stevano langsung yang datang.
"Permisi, saya ingin bertemu dengan Nona Allisya. Apa dia ada?" tanya Pricilia pada resepsionis yang bernama Riri.
"Apa Nyonya sudah membuat janji? Sepertinya Ibu Allisya sedang ada rapat," ucap Riri sopan.
"Belum, tapi bisa kau katakan padanya jika Aldric Stevano ingin menemuinya. Biar kami tunggu."
"Baiklah, tunggu sebentar Nyonya. Silahkan tunggu disana."
"Terima kasih."
"Oma, Tante Cantiknya mana?" tanya Al sambil mengedarkan padangannya.
"Tante Cantik lagi rapat, Al. Sebentar lagi dia turun, kita tunggu disana ya." Pricilia membawa Al duduk di sofa.
Al yang baru pertama kali datang kesini merasa sangat senang dan juga penasaran.
"Al tunggu disini sebentar ya. Oma mau ke toilet, Al jangan kemana-mana."
"Ok. Oma."
Pricilia berjalan menuju kamar mandi. Al yang sudah merasa bosan, mulai berdiri dari duduknya lalu saat ia hendak berbalik tak sengaja ia menabrak seseorang membuat tas serta minumannya jatuh.
"APA YANG KAU LAKUKAN, ANAK SIALAN!" teriak wanita itu membuat orang yang berlalu lalang menatap mereka.
"M-maaf. Tante ..."
"Kalau jalan gunakan matamu! Kau tidak lihat baju mahal ku kotor!"
"Al kan sudah minta maaf," cicitnya.
"Cih! Anak sialan, siapa sih orang tuanya membiarkan anak-anak bermain disini?!"
"Al bukan anak sialan! Al anak Papa."
"Dasar! Anak sialan!" Saat wanita itu ingin melayangkan tangannya ke pipi Al seketika tangannya tertahan. Wanita itu menatap sengit ke arah orang yang menahannya, namun wanita itu langsung pucat karena yang menahannya adalah Allisya.
"Apa begini sikapmu pada anak-anak, Laura?" tanya Allisya tajam sambil menyetak tangan Laura.
"Anak itu yang salah!"
"Walaupun dia salah, tidak seharusnya kau bersikap seperti itu padanya!" ucap Allisya tegas, untung saja dia tidak terlambat, jika tidak Al sudah di sakiti oleh wanita ular ini.
"Lebih baik kau tak usah ikut campur!"
"Jelas ini urusanku, Laura! Kau lupa kalau ini adalah perusahaanku!" Balas Allisya sengit.
"Cih! Kau akan menyesal telah memperlakukan aku seperti ini!" Laura memandang Allisya remeh.
"Apa yang terjadi?" tanya Priclia yang baru datang, ia tadinya penasaran karena terjadi keributan. Pricilia pun cepat-cepat kembali dan dilihat Al sedang berdiri diantara dua orang wanita yang Pricilia kenal.
Laura mengeryitkan keningnya saat melihat Pricilia ada di sini.
"Tante kenapa bisa ada disini?" tanya Laura sok lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy [ Selesai ]
Fanfiction"Maafkan aku, Brian. Aku harus pergi tolong jaga anak kita dengan baik, sayangin dia. Sekali lagi maafkan aku." Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh seseorang yang mengaku telah melahirkan bayi diduga adalah anak dari seorang pemuda tampan bernama B...