Happy Reading~~
Matahari belum menampakkan dirinya tapi wanita itu tengah sibuk di dapur membuat sarapan untuk keluarga kecilnya. Piyama yang masih bertenger di badannya serta rambut yang terikat sembarangan tak membuat kadar kecantikannya berkurang. Setelah menerima lamaran sang pujaan hati 10 tahun yang lalu tak lama mereka melangsungkan pernikahan. Dan sekarang mereka hidup bahagia dengan di karunia satu anak perempuan yang berusia 7 tahun dan satu anak laki-laki yang berusia 3 tahun. Kehidupan rumah tangganya sangatlah harmonis, kegiatan yang dilakukannya setiap hari hanya mengurus keluarga kecilnya. Sebenarnya ia memiliki pembantu tapi datangnya siang hanya untuk bersih-bersih rumah sedangkan urusan makanan dan keperluan anak-anak serta suaminya harus ia sendiri yang melakukannya.
"Selamat pagi. Sayang," bisik seseorang sambil melingkarkan tangannya di perut wanita itu, karena terkejut ia hampir saja menjatuhkan piring yang ada di tangannya.
"Kebiasaan. Kamu selalu saja membuatku jantungan!" ucapnya kesal, padahal ia tidak merasa seperti itu. Pria itu hanya terkekeh lalu mendaratkan sebuah kecupan di pipi wanitanya.
"Oh my Mom. Jangan membuat mata anak-anak Papa tercemar dong," gerutu anak perempuannya saat tiba di dapur.
"Kamu masih mending, Dek. Dulu waktu Mommy sama Papa masih pacaran Kakak aja gak dihirauin," adu anak sulungnya yang tiba-tiba sudah duduk di samping adiknya.
"Kak Al juga gitukan Melody waktu pergi pacaran sama Kak Vio," ucap Melody Zara Stevano anak tengah dari Brian dan Allisya, biasa di sapa Melody.
"Kakak pacaran sama Vio? Wahh kita bakalan besanan sama Thomas," pekik Allisya senang.
"Al gak pacaran sama Vio, Mom. Kita cuma temenan aja, Al sudah punya pacar kok."
"Jangan suka mempermainkan perempuan Al. Jika memang tidak suka jangan memberi harapan, karena perempuan jika sudah berpaling dia tidak akan berbalik padamu lagi," ucap Allisya menasehati, lalu Allisya pergi ke kamar untuk melihat anak bungsunya yang sudah bangun.
Al hanya diam mendengar ucapan Mommy-nya, "Son, jika hanya sekedar teman jangan berusaha menjadikan dia wanita yang istimewa berikan batasan diantara kalian agar dia tau harus mundur atau tetap bertahan," ucap Brian sambil menepuk bahu putranya itu. "Sekarang kalian sarapan, nanti terlambat masuk sekolah."
Al juga tidak tau perasaannya, dulu memang dia menyukai Vio tapi setelah ia pikir-pikir mungkin hanya rasa suka karena dulu ia tidak mempunyai teman. Seiring berjalannya waktu Al banyak bertemu dengan perempuan lain lalu menjatuhkan hatinya pada sosok gadis teman sekolahnya yang menurutnya baik dan juga cantik. Tapi terkadang ia juga tidak suka jika ada yang mencoba mendekati Vio. Ia akan bertindak seolah Vio adalah wanitanya. Itu yang sering membuat orang-orang terdekatnya bingung dengan hubungan keduanya.
"PAPA, CALVIN PIPIS DI KASUR LAGI," teriakan Allisya menggema di seluruh penjuru rumah yang membuat Brian hampir tersedak kopinya. Sedangkan kedua anaknya yang lain tetap melanjutkan makannya karena sudah biasa mendengar suara Allisya seperti ini.
Allisya datang sambil menggendong Calvin Atha Stevano putra bungsunya, "Untung rumah kita jauh dari tetangga, Mom. Mungkin mereka akan serangan jantung kalau mendengar suara Mommy," ucap Melody santai.
"Jangan teriak-teriak, sayang. Nanti biar Papa suruh orang buat bersihin kamar Calvin."
"Bukan itu masalahnya, Pa. Ini sudah 4 kali dalam seminggu," balas Allisya sambil mendudukan Calvin di kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy [ Selesai ]
Fiksi Penggemar"Maafkan aku, Brian. Aku harus pergi tolong jaga anak kita dengan baik, sayangin dia. Sekali lagi maafkan aku." Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh seseorang yang mengaku telah melahirkan bayi diduga adalah anak dari seorang pemuda tampan bernama B...