Bagian 28

7.6K 632 4
                                    

Happy Reading~~

Allisya hari ini datang berkunjung ke kediaman Brian karena ingin menjemput Al. Pagi-pagi sekali ia sudah berada di sini sekalian mengantar Brian ke bandara. Suasana cukup canggung namun Allisya bisa mengkondisikan dirinya.

"Kenapa harus meminta Nona Allisya untuk mengantarmu, Bri? Ada supir atau Jessica yang bisa mengantarmu," tanya Jevan yang menatap ke arah Brian lalu ke arah Allisya.

"Sebelum ke bandara Brian mau mengantar Al dulu, Dad. Dan ada beberapa hal yang harus Brian bahas dengan Allisya."

Jessica menatap Allisya tak suka, ia pikir waktu itu sudah membuat wanita yang duduk di hadapannya ini jera. Ternyata ia harus memikirkan cara lain untuk menjauhkan mereka.

"Aku bisa mengantar Al ke sekolah, Bri." Jessica mengajukan dirinya.

"Tidak perlu." Brian sudah menyelesaikan makanannya, ia pun berdiri dan mengambil tas Al.

"Al, ayo kita berangkat nanti kamu terlambat," ajak Brian. Jevan yang melihat Brian mengabaikan Jessica pun merasa marah.

"Jessica hanya bersikap baik pada Al, Brian!" bentak Jevan. Al yang mendengar Oppa-nya berteriak seketika telinganya di tutup oleh Allisya menggunakan tangannya.

"Tuan Jevan, saya mohon jangan berteriak di hadapan cucu anda. Dia bisa saja tertekan," sergah Allisya.

Jevan menatap cucunya yang terlihat takut, ia mencoba meredam emosinya. Saat Brian ingin meluapkan emosinya, Allisya langsung menggelengkan kepalanya pada Brian.

"Lihat yang kau perbuat ..." Allisya menatap tajam ke arah Jessica. "Hanya karena kau Tuan Jevan memperlihatkan sisi buruknya pada cucu-nya. Jika memang kau ingin mengantar Al kau bisa menanyakan pada Al apa dia mau. Aku memang bukan bagian dari rumah ini tapi aku tidak ingin keponakan ku merasa tidak nyaman di rumah ini rumah yang seharusnya membuat dirinya nyaman."

Saat Jessica ingin membalas perkataan Allisya, Pricilia menahan tangan Jessica dan menatapnya seolah mengisyaratkan untuk tidak membalas. "Jangan membuat keributan, Jes." bisik Pricilia menengahi kekacauan di meja makan.

"Al pamitan sama Opa sama Oma. Jangan lupa salim tangannya," ucap Allisya, Al mendekat ke arah Pricilia lalu menyalim tangan Pricilia lalu dibalas Pricilia dengan mencium kening dan pipi Al.

"Al jangan nakal yah, dengerin apa kata Tante Allisya," pesan Pricilia yang langsung dibalas amggukan girang oleh Al.

"Iya, Oma."

"Itu Opa-nya lagi Al," ucap Allisya. Dengan takut-takut Al berjalan ke arah Jevan.

"Opa salim?" Al menjulurkan tangannya dengan hati-hati, Jevan tertegun sesaat cucu yang selama ini ia sayang dan lindungin tiba-tiba takut padanya.

"Jagoan Opa." Jevan memberikan senyuman manisnya lalu memangku Al. "Maafin, Opa. Al gak boleh takut sama Opa ya?"

"Hmm."

"Kok cuma hmm? Al masih marah sama Opa?"

Al menggelengkan kepalanya," Al gak malah sama Opa. Kata Mommy Allisya kita gak boleh malah sama yang lebih dewasa."

My Perfect Daddy [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang