Bagian 5

22K 1.6K 34
                                    

Happy Reading ~~

Jam berlalu begitu cepat, kini dinginnya udara malam hari mulai menghembus. Menembus jaket kulit yang Brian kenakan karena atap mobil yang ia buka. Langit malam terlihat cerah, dengan ribuan bintang dan satu bulan penuh menghias. Brian mengemudikan mobilnya, menyusuri jalanan yang sedikit sepi. Dan sesuai kesepakatan Brian datang bersama teman-temannya, di tempat biasa mereka melakukan taruhan. Baby Al hari ini dijaga oleh Maid jadi Brian tak bisa pergi lama.

Brian baru saja keluar dari mobilnya, dan langsung disambut oleh kekehan seseorang.
"Akhirnya kau datang juga. Aku pastikan kau akan kalah kali ini," ucap Dave remeh, pria yang menantang Brian tempo hari.

"Apa kau tiba-tiba amnesia, Dev? Selama ini siapa yang selalu mendapat kemenangan?" ejek Brian.

"Ck! Kali ini kemenangan akan datang padaku!" Dave berucap yakin, sedangkan Brian hanya mengedikan bahunya acuh.

"Kita lihat saja nanti." Brian menyeringai memperlihatkan smirknya.

"Dave, kita disini adu balap bukan adu mulut seperti wanita. Lebih baik kau pergi sekarang, sebelum Brian benar-benar akan memukulmu," lerai Edward menyuruh Dave pergi.

Dave kembali ke tempat teman-temannya, dan disana sudah ada seorang wanita yang menatap Brian dengan wajah kesalnya.

"Apa dia lawanmu, Dave?" tanya wanita itu nampak meneliti Brian.

"Kau mengenalnya?" bukannya menjawab Dave malah bertanya balik, membuat wanuta itu mendengus kasar.

"Tidak juga. Aku hanya bertemu sekali dengannya dan seenaknya dia menuduhku menculik seorang anak bayi," adunya pada Dave membuat Dave penasaran.

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah, tiba-tiba bayi itu sudah ada di stoller yang aku pesan," ucap wanita itu mengingat kejadian kemarin yang membuatnya semakin kesal.

"Tenang saja. Aku akan membalas perbuatannya kepadamu. Aku akan mengalahkannya!" Janji Dave pada wanita itu.

"Semoga saja. Sepertinya dia lawan yang sulit bagimu. Buktinya kau selalu kalah darinya," ucap wanita itu sembari terkekeh membuat Dave menatapnya kesal sekaligus gemas. Wanita yang didepannya ini adalah sepupu Dave, dan mereka cukup akrab.

Brian melihat interaksi keduanya, keningnya berkerut mencoba mengingat sesuatu. Dan ingatan kembali di waktu sore itu, insiden penamparan dirinya. Brian masih cukup dendam kepada orang yang telah menamparnya itu. Bukan karena sakit ditampar tapi rasa malu dan harga dirinya seolah di injak-injak.

"Kau kenal dengan wanita itu?" tanya Brian pada Ed yang juga tengah memperhatikan mereka.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya dia sepupu Dave yang baru datang dari Jerman." Ed hanya mendengar kabar itu dari teman-temannya saja.

"Sepupu?" tanya Brian, rasanya ada tidak beres disini.

"Iya. Kau mengenalnya?" tanya Ed balik.

"Hmm. Dia harus membayar sesuatu kepadaku," ucap Brian sambil memikirkan pembalasan yang tepat untuk wanita itu.

"Apa maksudmu? Jangan membuat masalah, Bri. Masalah kemarin saja kau belum menyelesaikannya." Ed mencoba memperigatkan.

"Tidak ada. Ayo kita selesaikan sekarang juga." Brian menepuk punggung Ed lalu meninggalkannya menuju arena balap.

Pertandingan pun segera dimulai suara riuh dari para supporter Brian dan Dave berdiri di pinggir jalan. Sedangkan kedua pria yang akan bertanding itu sudah masuk ke dalam mobil mereka masing-masing. Seorang wanita seksi berdiri diantar kedua mobil, sapu tangan yang ia bawa masih dalam genggamannya.

My Perfect Daddy [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang