Happy Reading ~~
Allisya mendesah gelisah di dalam kantornya, setelah mengantar Brian. Ibu-nya menelpon dirinya untuk bertemu di rumah karena Ayah-nya ingin berbicara. Allisya yakin jika ini masalah pertunangannya yang akan diadakan beberapa hari lagi. Ingin rasanya Allisya pergi dari sini untuk sementara waktu menenangkan pikirannya.
"Kenapa kau terlihat sangat gelisah, Sya?" tanya Dave yang baru saja datang.
"Entahlah aku bingung. Kau tau pertunanganku dengan Erga akan dipercepat?" tanya Allisya.
"Iya. Ucle sudah memberitahuku. Apa kau ingin membatalkannya? Apa karena Brian?"
"B-bukan itu, Dev. Aku hanya tidak ingin pertunangan itu terjadi, aku tidak mencintai Erga." Allisya nampak putus asa.
"Sama saja. Sejujurnya aku memang tidak menyukai Brian, tapi dilihat dari sifat dan perilaku Erga aku juga tidak menyetujuinya. Semua keputusan ada di tanganmu, Sya. Jangan hanya utang balas budi kebahagiaanmu yang kau korbankan."
"Andaikan itu bisa terjadi." Allisya memijit pelipisnya lelah.
"Katakan pada Ucle jika kau tidak ingin bertunangan dengan Erga. Apa Brian tahu tentang masalah ini?"
Allisya menggelengkan kepalanya," sudah aku duga. Pantas saja Brian tidak melakukan apa-apa. Seharusnya Brian tidak bertindak pengecut, kalian menjalin hubungan di belakang kami."
"Ini tidak semudah yang kau pikirkan, Dave. Brian juga memiliki tunangan."
"Jadi kalian berselingkuh? Sungguh gila. Kau bermain-main bersama Brian Stevano yang sudah memiliki tunangan? Aku sungguh salut dengan kalian, bermain api di atas bara."
"Kau berlebihan."
"Selesaikan urusan kalian lebih dulu. Jangan sampai Brian mempermainkan dirimu, jika tidak ia akan mendapat balasan dariku." Dave bersungguh-sungguh akan hal itu.
"Bagaimana hubunganmu dengan Laura?" tanya Allisya mengalihkan.
"Aku juga tidak mengerti. Akhir-akhir ini dia terlihat tenang."
"Bukannya itu bagus?"
"Tidak. Aku rasa ada yang ia sembunyikan dariku, tapi jika memang ia berselingkuh di belakangku aku juga tidak masalah. Lebih baik ia memutuskan hubungan kami dahulu."
"Kau tidak mencintainya?" tanya Allisya penasaran.
"Aku hanya bermain-main saja padanya. Tapi aku tidak menyangka jika wanita ini susah sekali untuk di lepas." Dave awalnya memang hanya bermain-main dengan Laura karena memang Laura sendiri yang menawarkan dirinya pada Dave. Namun, semakin hari Laura semakin memonopoli dirinya.
"Aku lebih suka kau dengan Fiya. Dia gadis yang baik dan penurut apalagi dia terlihat sopan."
"Jangan mencemaskan hubunganku, Sya. Lebih baik mau selesaikan hubunganmu itu dan aku akan selalu mendukung semua keputusanmu."
Dave mengusap kepala Allisya lembut, Dave betul-betul memperlakukan Allisya sebagai adiknya. "Terima kasih."
"Sama-sama. Baiklah, aku akan kembali ke kantorku. Sampai jumpa." Dave meninggalkan Allisya di ruangannya. Allisya juga bersiap-siap pulang ke rumahnya.
•••
Setelah menghabiskan waktu beberapa jam di pesawat akhirnya Brian sampai di Singapura. Brian menatap ponselnya, sebuah notifikasi pesan dari Allisya membuat senyuman nampak di wajah Brian.Aku kembali ke rumah. Jaga kesehatanmu disana. Love you.
Brian meletakkan ponselnya di atas meja, lalu beberapa orang masuk ke dalam ruang rapat. Salah satu dari mereka cukup terkejut melihat keberadaan Brian disini. Wajahnya seketika mengeras, "Bagaimana bisa dia berada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy [ Selesai ]
Fiksi Penggemar"Maafkan aku, Brian. Aku harus pergi tolong jaga anak kita dengan baik, sayangin dia. Sekali lagi maafkan aku." Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh seseorang yang mengaku telah melahirkan bayi diduga adalah anak dari seorang pemuda tampan bernama B...