Happy Reading~~
Setiap hari keadaan Allisya semakin membaik, ia juga telah melakukan terapi pada kakinya dibantu oleh dokter yang di pilih langsung Brian. Semua orang sangat posesif pada Allisya, selain terapi Allisya dilarang melakukan apapun sendiri. Selama dua minggu ini Allisya di kamar inapnya, ia ingin berjalan-jalan keluar menghirup udara segar tapi Brian, Alex serta Dave melarangnya.
"Tidak. Di luar itu sangat berbahaya, bagaimana jika ada yang tidak sengaja mendorongmu hingga terjatuh? Tidak. Aku tidak akan membiarkannya." - Brian.
"Benar kata Brian, Sayang. Kau belum cukup pulih untuk keluar." - Alex.
"Jangan memaksa, Sya. Ini demi kebaikanmu, apa kamu ingin tinggal di rumah sakit lebih lama lagi? Tapi itu tidak masalah, iya kan Paman?" - Dave.
Sedangkan para Ibu dan Jevan hanya bisa menyetujui ucapan mereka bertiga saja. Keluarga Brian sudah meminta maaf atas apa yang dilakukan Jessica bagaimanapun Jessica memiliki hubungan keluarga dengan Brian. Dan keluarga Allisya sudah memaafkan semuanya setelah mendengar ucapan Allisya yang mengatakan ia bertemu dengan Felicia di mimpinya.
"Tunggu beberapa hari lagi, Sayang. Kau masih dalam penyembuhan." - Dina.
"Baiklah." Dengan wajah sendu Allisya menyetujuinya. Namun detik berikutnya wajah Allisya kembali berseri saat melihat Al datang dengan seragam sekolahnya bersama kedua anak seusia Al.
"Selamat siang, Semua." Sapa kedua anak itu dengan sopan. Semua orang tertuju pada mereka, wajah-wajah polos dan imut membuat mereka semua merasa gemas.
"Halo, Aunty." Sapa Vio.
"Halo sayang. Kamu apa kabar? Kayanya udah lama Aunty tidak melihat kalian."
"Maaf Vio sama Tio baru bisa datang sekarang. Soalnya kata Mama Aunty lagi masa penyembuhan," ucap Tio.
"Terima kasih sudah jenguk Tante."
"Mommy Al sudah sembuh. Jadi nanti kita bisa pelgi tamasya sama-sama. Iya kan Mom?" ucap Al dengan semangat.
"Iya, sayang. Tunggu Mommy keluar dari rumah sakit terus kita jalan-jalan."
"Vio sama Tio datang sama siapa ke sini?" tanya Pricillia.
"Ooh itu kami diantar sama Tante Fiya, Oma." Vio menunjuk Fiya yang baru saja masuk ke dalam ruangan Allisya. Dave yang mengetahui sekretarisnya datang bersama kedua bocah itu mengeryit bingung.
"Fiya?" gumam Dave.
"Maaf semuanya saya mengganggu," ucapnya.
"Tidak apa-apa, Fiya. Mereka siapamu?" tanya Dina yang sempat melirik Dave yang masih terdiam.
"Ahh mereka keponakan saya, Nyonya. Saya adik dari Vanya-Ibu mereka," ucap Fiya salah tingkah karena Dave sejak tadi memperhatikannya. Memang akhir-akhir mereka sering terlihat bersama karena pekerjaan yang menuntut Fiya untuk selalu pergi bersama Dave.
"Dunia sangat sempit ya Dave?" ucap Allisya sambil menyenggol lengan Dave yang berada disampingnya.
Brian yang melihat tingkah Allisya hanya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy [ Selesai ]
Fanfic"Maafkan aku, Brian. Aku harus pergi tolong jaga anak kita dengan baik, sayangin dia. Sekali lagi maafkan aku." Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh seseorang yang mengaku telah melahirkan bayi diduga adalah anak dari seorang pemuda tampan bernama B...