Holaa~
Lama ya gak mampir kesini :v
Okay, karena fic sebelah udah rampung, sekarang bisa mulai fokus ke work yang ini.
Selamat menikmati, dan happy reading~
.
.Bohong jika Wei Wuxian berkata dirinya tidak terkejut dengan fakta yang barusaja didengarnya.
Ia bahkan sampai kehilangan selera makan dan berakhir dengan menjatuhkan sendoknya kedalam mangkuk berisi sup ikan yang baru ia cicipi secuil.
Mafia?
Yang benar saja!
Selama ini ia hanya mengenal istilah itu sebatas layar kaca, sepintaspun ia tak pernah berpikir akan berpapasan dengan makhluk kejam berdarah dingin tukang jagal semacam mafia, apalagi tinggal bersamanya seperti ini!
Oh tidak, ini mimpi buruk.
"Tuan Wei, ada masalah?" Kepala pelayan yang menyaksikan perubahan ekspresi dari pemuda didepannya bertanya heran.
Ia pikir pemuda itu akan bersikap biasa saja setelah mendengar penuturannya, mengingat betapa ajaibnya tingkah Wei Wuxian sejak hari pertama kedatangannya kemari.
Tidak menyangka jika pemuda itu akan berubah panik seperti sekarang.
"Tentu saja ada! Saat ini aku sedang berurusan dengan mafia kau pikir aku akan baik-baik saja?" Semburnya galak, ia menggeser kursinya kasar, mencondongkan tubuhnya untuk bertumpu pada permukaan meja makan dengan kedua tangan meremas rambut.
Dia benar-benar frustasi dengan situasi saat ini.
"Sialan! Kenapa aku selalu dipertemukan dengan manusia-manusia jahanam? Apa tuhan tidak bisa berbaik hati mempertemukanku dengan manusia tampan, kaya dan normal saja? Kenapa harus mafia? Aargh!" Ia mengakhiri racauannya dengan pekikan frustasi, merasa buntu dengan hidupnya yang tak pernah menemukan titik terang.
Jika ada sebuah istilah yang cocok untuknya saat ini, maka itu adalah ibarat keluar kandang buaya masuk kandang T-rex.
Seolah harapannya untuk hidup hanya seperti nyala lilin kecil ditengah badai salju, dan Lan Wangji adalah tiupan badai dahsyat yang siap menepis hidupnya dengan mudah lalu melemparnya kealam baka.
Brrr
Wei Wuxian bergidik ngeri dengan pengandaiannya sendiri.
"Selama anda tidak membantah dan mengikuti apa yang tuan Lan katakan, saya bisa menjamin keamanan anda, Tuan." Kepala pelayan yang merasa kasihan melihat tingkah putus asa Wei Wuxian akhirnya kembali angkat suara, berusaha menenangkan pemuda itu dari segala macam pikiran yang membuatnya terlihat menyedihkan.
Namun, Wei Wuxian sama sekali tidak merasa tenang setelah mendengar kalimat itu. Ia berbalik dan menatap pria dengan jas formal itu tajam, "kau tau seberapa sering aku mengumpati si Lan itu? Apa kau masih bisa bilang hidupku akan baik-baik saja? Bagaimana jika saat dia pulang tiba-tiba memenggal kepalaku?!" Ia memegangi lehernya dengan ekspresi ngeri, lalu menggeleng cepat, "ah tidak, itu lebih baik karena aku akan mati seketika. Bagaimana jika dia mengurungku disebuah gudang dan menyiksaku dengan berbagai jebakan mengerikan? Dia akan membuatku mati perlahan seperti di film-film." Ia masih terus meracau dengan suara yang mencicit, mengeluarkan semua pikiran mengerikannya mengenai apa yang mungkin Lan Wangji lakukan padanya yang telah bersikap kurang ajar.
Sementara kepala pelayan yang mendengar setiap kalimat berlebihannya hanya menghela napas, sembari tak habis pikir pada Tuannya yang bisa-bisanya membawa makhluk aneh seperti Wei Wuxian ke rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanfictionsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...