7

14.9K 1.8K 208
                                    

Balek lagi dong kita wkwk

Happy reading~

.
.

Untuk sesaat, Wei Wuxian masih bisa merasa rileks berada diatas kuda berdua bersama Lan Wangji.

Jo, kuda hitam yang sempat mendengking tak suka pada Wei Wuxian itu berjalan santai, membawa mereka menelusuri halaman luas yang masih berkabut dengan tenang.

"Apa kau selalu berkuda dipagi buta seperti ini?" Tanya Wei Wuxian penasaran.

"Kadang-kadang." Wangji menjawab singkat.

Wei Wuxian yang merasa tak puas dengan jawaban itu kemudian mendongak hingga kepalanya sempat mengenai dagu Wangji, membuat si pria Lan ikut menunduk dan sedikit terkejut dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat.

"Kadang-kadang?" Pemuda yang lebih kecil memicing meminta jawaban lebih.

Wangji berdehem lalu menarik tatapannya dari Wei Wuxian untuk kembali fokus pada jalanan didepannya, "Mn."

Wei Wuxian berdecak, "Lan, ada banyak-"

"Berhenti memanggilku Lan, aku tidak menyukainya." Potong Wangji dingin, genggamannya pada tali kekang Jo semakin erat, menunjukan seberapa tak nyamannya ia kala harus mendengar nama keluarganya ditekan seperti itu.

Sisa memori yang kembali muncul ketika ia mengunjungi Lan Xichen masih mengganggunya, dan itu bukan hal yang bagus. Ia tidak mau lepas kendali dan akhirnya menunjukan sisi iblisnya didepan sosok yang dia cintai.

"Heh, jadi apa aku harus memanggilmu apa? Tuan mafia? Mafia sayang? Oh, atau daddy- owh kenapa kau mencubit pipiku Lan!!!" Pekik Wei Wuxian marah, sebelah tangannya mengusap pipinya yang memerah akibat cubitan maut yang Wangji layangkan barusan.

"Panggil aku Lan Zhan, dan berhenti mengatakan omong kosong. Kenapa otakmu kotor sekali?"

"Hey hey, dari mana kau bisa menyimpulkan bahwa otakku kotor? Apa aku mengatakan sesuatu yang vulgar, ha?!" Sewotnya galak, namun tak lama kemudian senyum miring tertarik disalah satu sudut bibirnya, ia mendorong bahunya untuk menyenggol dada Wangji dan kembali mendongak menatap pria Lan yang semakin menipiskan ekspresi wajahnya, "Oh, atau kau diam-diam memiliki kinky saat seseorang memanggilmu daddy? Daddy Lan Zhan?" Godanya sambil menaik turunkan alisnya.

Namun, untuk kali ini sepertinya Wei Wuxian harus menyesali perbuatannya.

Tidak seharunya ia menggoda macan yang tengah bad mood.

Karena tak lama setelah itu, Wangji menarik tali kekang Jo dengan kuat hingga membuat kuda hitam itu berlari sangat kencang. Membawa mereka menembus kabut yang masih cukup tebal tatkala mereka semakin jauh dari rumah besar Wangji.

Wei Wuxian histeris, ia berteriak dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya, merasakan guncangan kuat hingga membuat tubuh keduanya terlonjak berkali-kali. Ia tak sanggup memikirkan jika mereka bisa jatuh tersungkur kapan saja, itu pasti sakit sekali.

"Lan Zhan! Pelankan kudanya kumohon! Ini menakutkan! Bagaimana jika kita jatuh lalu mati terinjak kuda sialanmu ini?!"

Dan Lan Wangji sama sekali tak menggubris, ia semakin melecutkan tali kekang Jo dan membuatnya berlari semakin kencang.

Wei Wuxian semakin histeris, tubuhnya sudah lemas dan hanya bisa bersandar didada keras Lan Wangji.

Sialan, apa Lan Wangji pada akhirnya akan membunuku dengan cara seperti ini? Pikirnya yang sudah terlanjur parno.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang