17

11.8K 1.4K 240
                                    

Hola~

No bacod and happy reading teman-teman tercinta~

.
.

Cklek

Tap tap tap

Bruk

"Wei Ying?"

Wangji terlonjak dengan mata yang seketika terbuka saat merasakan beban berat menimpa tubuhnya, lalu menemukan Wei Wuxian yang tengah duduk diatas perutnya dengan tatapan yang menuntut penjelasan akan sesuatu.

Meski awalnya ia berniat melayangkan godaan pada kekasihnya itu, namun urung dilakukan tatkala ia merasa jika saat ini situasinya cukup serius.

Oleh karena itu, alih-alih mencibir mengenai perdebatan konyol mereka tadi ia memilih untuk mendudukan tubuhnya hingga si kekasih kini beralih duduk dipangkuannya.

"Ada apa?"

Wei Wuxian mendorong syal merah ditangannya kedada Wangji, "Lan Zhan, darimana kau mendapatkan ini?"

Sebelah alis Wangji naik lalu mengambil benda yang disurukan padanya itu dan mengamatinya, sampai tidak menyadari secarik senyum kecil terangkat disudut bibir, yang mana tentu saja itu semakin membuat Wei Wuxian penasaran.

Hingga muncul satu pertanyaan dibenaknya tentang,

Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?

Wei Wuxian memundurkan kepalanya karena terkejut dengan aksi tiba-tiba Wangji yang melingkarkan syal itu dilehernya dan tersentak saat ia menariknya hingga jarak wajah mereka terkikis habis.

Cup

Satu kecupan ringan dilayangkan Wangji dipermukaan bibirnya.

"Kenapa ingatanmu sangat payah?"

Wangji menggesekan hidung mancung mereka lalu kembali melayangkan kecupan lainnya.

Sementara Wei Wuxian sendiri masih tidak mengerti apapun, ia tak memiliki clue tentang kemungkinan bagaimana Lan Wangji bisa memiliki syalnya?

Yah, seperti yang dikatakan Lan Wangji jika dirinya memang memiliki ingatan yang sangat payah, ia mengakuinya tanpa protes.

"Jawab saja, Lan Zhan~ Kenapa kau bisa memiliki ini?"

Ow, nampaknya soon-to-be-Lan satu ini sangat tidak sabaran. Lihat bagaimana ia meremas kaos bagian dada wangji hingga nampak kusut, rasa penasaran sepertinya sudah mengambil alih dirinya.

Wangji memperbaiki posisi duduknya, ia menggeser tubuhnya agar bersandar pada tumpukan bantal yang telah ia susun sebelumnya kemudian menyamankan diri sambil memeluk pinggang ramping kekasihnya yang masih mencebik menginginkan kisah tentang syal merah miliknya.

"Syal ini, bukankah kau yang memberikannya sendiri padaku?"

"Aku? Memberikannya padamu? Kapan? Aku tidak mengingatnya sama sekali." Ia menunjuk dirinya sendiri, sembari matanya bsrotasi kecil mencoba mengingat hal yang mungkin telah ia lupakan.

Jemari Wangji mencubit ujung hidung Wei Wuxian kala melihat ekspresi itu semakin diliputi kebingungan.

"Bagaimana tentang malam tahun baru lima tahun lalu? Apa kau mengingat pria yang duduk diemperan toko sendirian?"

Wei Wuxian masih berusaha mengingat, matanya terpejam dengan ujung jari mengetuk dagu.

"Sebentar, itu-"

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang