.
.Tok tok
Ketukan dipintu mahogani berwarna hitam menarik atensi Lan Xichen yang tengah sibuk membaca laporan cukup tebal diatas mejanya.
Bibirnya menyunggingkan senyum kecil begitu mendapati Jin Guangyao, sahabat kentalnya, berdiri disana sambil mengangkat tangannya, menyapa Lan Xichen yang hampir-hampir melewatkan jam makan siangnya jika tidak ada seseorang yang datang kemari.
"Er Gege, kau melewatkan makan siangmu lagi." Pria pendek dengan wajah lembut itu tak langsung duduk, melainkan berjalan kearah pantry kecil disudut kantor Xichen, membuatkan teh panas untuk si boss yang terlalu worka holic.
"Terimakasih."
Xichen menerima cangkirnya dan menyesapnya hati-hati, aroma chamomile yang terbawa oleh uap yang mengepul terhirup hidung mancungnya, cukup untuk membuat dirinya rileks setelah kepalanya dipusingkan oleh satu dan lain hal.
Lan Xichen lantas beranjak dari kursi kebesarannya dan ikut mendudukan diri diatas sofa hitam dihadapan Jin Guangyao.
"Kau sedang tidak sibuk?"
"Sebenarnya, aku cukup sibuk. Membereskan beberapa hal kecil dilapangan. Tapi kupikir aku ingin mampir kekantormu sebentar, sulit sekali menemuimu belakangan ini."
Xichen tertawa kecil.
Yah, ia akui. Belakangan ini ia memang tengah disibukan dengan proyek barunya. Sampai-sampai melupakan janjinya untuk menemui Wangji dikediamannta.
Oh, mengingat itu dirinya merasa sangat bersalah.
"Mungkin nanti aku akan meluangkan waktu untuk mengundangmu dan Da Ge makan malam di rumah." Usulnya, kembali menyesap tehnya tanpa menyadari perubahan ekspresi Jin Guangyao yang tampak tak nyaman dengan ide itu.
Bukannya ia tidak mau, hanya saja, ada beberapa masalah personal yang terjadi antara dirinya dan Nie Mingjue. Bukan ide yang bagus jika mereka harus bertemu dalam satu situasi.
"Kau tidak suka?"
Jin Guangyao terkejut ketika Xichen menodongnya dengan pertanyaan itu, dengan senyuman palsu namun mehakinkan ia menggeleng, "tentu saja aku suka. Aku akan sangat menantikannya."
"Besok lusa?"
"Mm, baiklah."
"Kalau begitu aku akan menghubungi Da Ge-"
"Er Gege." Ia menginterupsi Lan Xichen hingga pria itu menghentikan aktifitasnya, "sebelum itu, ada sesuatu yang ingin kukatakan."
Alis Xichen menukik, "apa itu?"
Matanya bergulir kesegela arah, tampak sedikit gugup dan ragu. Jin Guanyao menjeda kalimatnya cukup lama sampai membuat Xichen cukup merasa tak sabar.
"Ini tentang adikmu."
"Wangji? Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
Pria Jin menggeleng, "tidak, bukan itu. Hanya saja, kupikir sekarang dia mulai bertindak cukup berani." Ia menekankan kata terakhir dalam kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanficsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...